Notes

Permulaan :
Elton nyaris terjungkal. Kalau bahan-bahan bisa didapat semua dari dalam asrama—mengapa dia harus repot-repot memeras lintah di sungai?! Mendengus kesal, Elton menjitak salah seorang siswa tak dikenal itu. Siswa yang tak dikenal itu meringis kesakitan, dan Elton mengabaikannya. Padahal yang salah siapa, yang dijitak siapa.
Membenarkan posisi tas di punggungnya, Elton berjalan keluar dari hutan. Di tangannya masih ada satu plastik berisi lintah yang masih bergerak-gerak. Risih dengan pergerakan lintah tersebut, Elton menaburkan sejumput garam untuk setidaknya, membuat mereka tenang sampai tiba di asramanya sendiri.
Tiba di asrama pun tidak begitu baik ( bagi Elton ). Dia meletakkan seplastik lintah tersebut, dan setelah bersiul memanggil Altair, mengisyaratkan supaya burung hantu itu menjaga lintah tersebut ; siapapun yang menyentuh lintahnya seujung jaripun, walaupun plastiknya, maka Altair akan berpuasa 1 bulan. Entah Altair mengerti atau tidak ; yang jelas, kini Altair hanya bertengger didekat plastik berisi lintah tersebut, tidak bergerak atau apapun.
Sekitar beberapa jam kemudian, Elton sudah kembali dalam keadaan rambut berantakan, wajah lusuh dan berdebu, namun dengan setumpuk bahan-bahan yang entah dia temukan darimana. Dia hanya menggerutu, “Lembab amat sih tempatnya!” dan “Paling itu ruangan cuma dibersihkan pas liburan monyet!”
Dan begitulah, Elton baru berhasil mendapatkan bahan-bahan yang sepantasnya digunakan untuk membuat ramuan. Sisanya, dia harus bersabar, dan menunggu waktu untuk menyelesaikan keseluruhan misinya.

-----------------------

Epilog
Waktu sudah menunjukkan pukul berapapun—Elton tidak tahu, tidak mau tahu, dan tidak peduli. Kegiatannya membuat ramuan penyusut baru saja selesai. Elton meletakkan sebuah botol parfum berukuran 15 ml—hitung-hitung untuk mendaur ulang parfumnya yang sudah habis—dan dengan sendok yang tadi dipakainya untuk mengaduk ramuan, dia mengambil cairan penyusut tersebut dan memasukkannya kedalam botol parfumnya. Satu sendok. Elton mengernyit ; apa ramuan ini bisa membuat botolnya menyusut?
Sayangnya sih, tidak. Elton harus menelan rasa kecewa. Jadi ramuannya memang benar-benar harus diminum terlebih dahulu, baru bisa menyusutkan. Maka Elton melanjutkan pekerjaannya dan mengisi botol tersebut sampai penuh, tidak lupa memasang alat penyemprotnya. Hmm, yang ada di pikiran Elton, kalau menggunakan wadah parfum dan tutupnya, otomatis akan memperkecil dosis dan ukuran penyusutan bisa lebih disesuaikan dengan nyaman.
Altair sudah menunggu di jendela ; dia tidak bisa masuk karena ada teralis yang menghalangi. Tapi ini membuat Elton mendapatkan ide baru. Tikus yang tadi tidak terpakai ( Elton hanya membutuhkan limpanya, bukan tikusnya ) , bagian badannya disemprot dengan ramuan tadi—dan setelah cukup yakin, dipegangnya ujung ekor tikus tersebut yang sengaja tidak disemprot, dan diumpankannya pada Altair. Seekor burung hantu tentu mana mau menolak makanan dari majikannya… Dan dengan ganas, Altair langsung melahap tikus tersebut dalam sekali telan. Elton sih, menyeringai puas.
Tak lama kemudian, Elton memalingkan pandangannya dari Altair ; untuk mengangkat satu kuali penuh ramuan penyusut itu yang masih tersisa. Ayolah, siapa juga yg membutuhkan sisa dari ramuan penyusut tersebut, bukan? Setelah selesai mengangkat kuali kecil tersebut, Elton berbalik, dan langsung bertatapan dengan Altair muda—maksudku, tentu saja, Altair kecil. “…Hahaha.” Elton tertawa garing, Altair mengepakkan sayapnya, menatap tajam sambil menghindar dari Elton, dan Elton melanjutkan tugasnya membuang sisa ramuan penyusut melalui jendela. Persetan dengan siapa yang kena—sepertinya dibalik jendela hanya ada rerumputan. Kalau rumputnya terkena ramuan penyusut, toh akan mempermudah tugas tukang kebun untuk memangkasnya.
Tugasnya selesai. Altair yang sudah diupgrade dengan tas dipunggungnya, membuat Elton lebih mudah memasukkan ramuan penyusut berkedok parfum itu kedalam tas Altair. Dan tidak lupa dengan secarik kertas bertuliskan kesan pesan Elton mengenai ramuan penyusut.