Notes

Sedikit banyak, Elton bersyukur karena Slytherin menyediakan wadah rangkuman bagi siapapun yang tidak sengaja tidak memasuki kelas. Ataupun kalau itu sengaja, itu lain cerita. Dia membaca rangkuman tersebut dengan fokus ; dahinya mengernyit, seolah berusaha meresapi apa yang ada didalam catatan tersebut. Walaupun sebenarnya dia masih berusaha mengumpulkan kepercayaannya ; hidup dalam keskeptisan selama 19 tahun membuatnya mau tidak mau harus mengadaptasi kembali pola pikirnya. Kadang, dia tidak habis pikir mengapa dia diterima di Asrama Slytherin ; yang notabene merupakan asrama elit bagi keturunan bangsawan penyihir.

Catatan yang baru selesai disalinnya dalam buku catatannya itu, dia tutup kembali dan dimasukkan kedalam tasnya yang sudah berisi jaring, karung kecil, kantong plastik seukuran tangannya, gunting, pisau, susu, korek api, serta biskuit. Sambil berjalan, dia ingat bahwa dia harus mengumpulkan bahan-bahan yang ada sebagai tugas pengganti atas ketidakhadirannya. Elton mendengus ; seharusnya dia mengantisipasi hal ini akan terjadi. Sayang sekali dia tidak bisa mengantisipasi materi juga.

Elton mengumpulkan bahan bermula dari yang paling mudah dan paling normal ; bubuk lobak. Di pasar, Elton merasa enteng-enteng saja mengambil sebatang lobak, dan dipotong setengah ; setengahnya dia jadikan bubuk, setengahnya lagi untuk dia rebus ketika memasuki hutan, kemudian dimakan. Intuisi pencurinya sangat berguna dalam melaksanakan hal ini. Well, tidak seperti ada orang yg selalu menguntit dan mengawasi kelakuannya, bukan begitu?

Untuk bahan-bahan lainnya, Elton benar-benar berharap dia menemukannya di hutan.
Memasuki hutan, Elton mulai merasa kewaspadaannya meningkat. Dia hanya mendengar suara-suara aneh, krik-krik, yang langsung dia kenali sebagai jangkrik. Memasuki lebih dalam… Elton hanya berkedip sekali ketika melihat sekelebat biru-biru menghalangi penglihatannya. Dia tidak mengambil pusing, dan terus berjalan. Padahal, itu adalah Billywig.

Tiba-tiba Elton berhenti. Dia mengeluarkan seplastik susu, dan meletakkannya di jalan yg baru saja dilewatinya. Kemudian dia tinggalkan.

Matanya nyalang melihat sekitar ; dan ketika memasuki pertengahan hutan, Elton mendapati apa yg dia cari. Pohon Alihotsy. Elton mengeluarkan dua kantong plastik, membungkus tangannya, dan dengan menggunakan gunting, memasukkan sekitar 20 helai dedaunan kedalam karung tasnya.
Tugas mengguntingnya terlalu mudah ; Elton nyaris tidak percaya dia telah menyelesaikannya.
Begitu selesai, Elton membetulkan kembali posisi tasnya, dan bergerak mencari bahan-bahan lain. Billywig ternyata serangga, dan dia memutuskan untuk menangkapnya terakhir. Itupun kalau ketemu. Dia tidak tahu bagaimana persisnya menangkap serangga tersebut… Kalau membunuh sih, bisa.
Elton berjalan lebih dalam, menyusuri hutan, mencari Puffskein. Rupanya makhluk imut itu ada yang sedang berjalan-jalan dengan acuh didepan Elton—tanpa ambil pusing lagi, Elton mengambil makhluk itu, dan memeluknya. Kemudian mencabut bulunya, dan melepaskannya—nyaris kasar, sehingga Puffskein itu menggeram marah dan Elton langsung melemparnya jauh kedalam hutan.

Berbalik arah, Elton merasa terganggu karena suara desingan seekor serangga di telinganya. Awalnya dia acuhkan, tetapi.. Begitu berbalik, rupanya itu nyamuk. Ditepuknya nyamuk tersebut dengan tangannya, dengan gaya malas-malasan. Setidaknya nyamuk itu tidak akan berani lagi mendekatinya.
Dijalan awal yang dia maksud, benar saja, seekor Knarl tengah asyik bergelung dan bergulung di dekat susu yg terbungkus plastik tersebut. Elton buru-buru mengendap-endap, dan mencabut satu duri Knarl ; sambil kemudian lari terbirit-birit memasuki hutan, karena Knarl itu langsung mengejarnya.

Menghela nafas lega karena berhasil lolos dalam waktu yang singkat, Elton mengusap peluhnya. Kalau begini, dia tidak akan sempat mengumpulkan tugasnya tetap waktu ; mengingat katanya serangga Billywig super agak susah ditangkap. Elton memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon tak dikenal, sambil menggunakan korek apinya untuk membakar ranting-ranting kayu yang berjatuhan, secara otomatis merangkainya menjadi api unggun. Sambil memakan biskuitnya, Elton memanggang lobaknya. Tangan kirinya memanggang ranting ; entah untuk apa.

Suara berdesing itu muncul lagi. Elton berbalik, dan rupanya penghasil suara berdesing ala sayap serangga itu tidak muncul lagi. Dia pun kembali memanggang lobaknya ; ketika didepan matanya berhenti seekor serangga bebiruan. Elton membelalak ; kesempatan itu dimanfaatkan Billywig untuk menyengat dahi Elton.

“Argh—“ Elton berjengit, kesakitan, memegang dahinya, namun tangannya yang masih memegang ranting terpanggang cepat-cepat menghalau Billywig tersebut. Pertempuran berlanjut ; Billywig itu berusaha untuk tidak terkena ranting panas, selagi Elton memerangi kesadarannya yang mulai mengabur.

Sedikit ayunan kedepan, dan ketika Billywig itu mampir di lengan Elton, Elton cepat-cepat memukulnya dengan ranting panas tersebut. Billywig itu terjatuh dari lengan Elton, dan dia sendiri merasakan rasa panas yang kini menyusupi kulit lengannya ; menghasilkan luka bakar kecil. Setidaknya karena rasa sakit itu, Elton menambah kesadarannya, dan memasukkan Billywig yg setengah kepanasan dan menggeliat-geliat itu kedalam karungnya.

Misinya selesai. Lobaknya terbakar habis. Elton terbaring tidak berdaya didalam hutan selama hampir 2 jam sebelum keluar dari hutan tersebut guna menyerahkan tugasnya kepada Professa Elizabeth.