Notes

@YuSensei_ sei, mau awakening sei(?)
Empress arcana path 1, metode 2

[Tokyo - 11.45pm]

Di malam hari yang dingin, Seorang gadis berjalan ditengah kota Tokyo yang masih ramai, gadis yang memiliki rambut hitam itu melihat kearah jam tangannya, '11.30, sudah larut' Ia terus memikirkan cara untuk pulang sebelum jam 12 sampai ia mendengar temannya yang menegurnya,

"Yuko!"

Gadis yang bernama Yuko itu menoleh, "Nani?"

Teman gadis itu berlari mendekatinya, "Gomen, ibu ku sudah menjemput. kau pulang sendiri, tak apa?"

Yuko itu terdiam sekilas, namun tetap membalas pertanyaan temannya, "Un, Daijoubu"

"Baiklah, Hati-Hati Yuko!" Ujar temannya itu, berlari menuju arah yang berlawanan.

Yuko menghela nafasnya, lelah.

"Tsk, teman ya"

Yuko kemudian melanjutkan perjalanannya, ia kembali melihat jam tangannya,
"S-sial.."

Yuko yang tadinya berjalan menjadi berlari setelah melihat waktu sudah menunjukkan pukul 00.00, Ia khawatir dengan kakak egoisnya yang berada di rumah itu. Keringat mulai membasahi pelipisnya,
"Sialan"

sesampainya di depan pintu rumahnya, Ia mendengar suara kakaknya yang terdengar sangat nyaring. Dengan segera, Gadis remaja itu mendobrak pintu tersebut. Terlihatlah kakaknya yang tengah menggerataki sekitar rumah,

"Ibuuuuu!" Teriakan kakaknya itu menggema, matanya telah berubah menjadi warna hitam

"Aiko! Sadarlah!"

Yuko berusaha menenangkan kakaknya itu, Ia ingin menghampiri kakaknya namun perempuan itu memiliki pisau di genggamannya, tangan kakaknya itu terus bergerak ke segala arah.

Ini adalah salah satu alasan mengapa Yuko harus pulang sebelum tengah malam, kakaknya mempunyai suatu kelainan yang.. entah.. tak ada yang mengetahuinya.
Yuko harus memberikan kakaknya sebuah tablet yang diberikan oleh mendiang ibunya di saat waktunya, jika tidak, seperti inilah yang terjadi

Yuko terdiam, Apa yang harus ia lakukan? Ia tidak pernah mengerti cara menenangkan kakaknya yang telah berkelakuan seperti ini. Terakhir yang menenangkan kakaknya adalah ibunya, yang menyebabkan ibunya telah kehilangan nyawanya.

Yuko terus berfikir, sampai Ia terkaget saat kakaknya yang tiba-tiba mulai menyerangnya dengan pisau,

"Hahahaha!" Terdengarlah tawaan Aiko,

Yuko memegang bahunya yang telah beraliran darah, "Sial"
Gadis itu mendapatkan sebuah ide, Ia mengambil sebuah pistol yang terletak di laci dekat dengan tempatnya berdiri,

"S.E.E.S" Gumamnya, membaca tulisan yang terdapat di pistol tersebut.

Aiko menatap adiknya dengan bola matanya yang telah berubah hitam itu, "Apa yang akan kau lakukan, Bodoh?"

"K-Kau.." Geram Yuko, mengarahkan pistol ke pelipisnya,

Aiko membulatkan matanya, melihat kelakuan adiknya, "Bunuh diri..?"

"Tidak!" Teriak Aiko, kembali menyerang Yuko dengan pisaunya

"Tidak! Tidak boleh!"

Perempuan yang lebih muda itu mengabaikan kakaknya kemudian menembakkan pistol tersebut, "Persona!"