NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

SAERONK07
1. Cerita aeneid karya virgil:
A. Perjalanan ke Italia:
Virgil membuka puisinya dengan pernyataan temanya (Arma virumque cano ..., “Aku bernyanyi tentang senjata dan tentang manusia …”) dan sebuah permohonan kepada Muse, pada sekitar baris ketujuh setelah pembukaan puisi: (Musa, mihi causas memora ..., “Oh Muse, ceritakan padaku penyebabnya …”). Ia lalu menjelaskan alasan konflik utama dalam cerita ini: kebencian dewi Juno terhadap orang-orang Troya. Hal ini sejalan dengan peran Juno dalam seluruh kisah epos karya Homer.
Juga dengan cara Homer, kisah ini berawal dengan in medias res (memulai di tengah), dengan adegan armada Troya di timur Mediterania, berlayar menuju arah Italia. Armada tersebut, dipimpin oleh Aeneas, sedang dalam perjalanan mencari rumah kedua. Telah diramalkan sebelumnya bahwa di Italia, dia akan mengangkat derajat sebuah bangsa yang terhormat dan berani, sebuah bangsa yang akan dikenal di seluruh penjuru dunia. Juno marah karena ia tidak terpilih dalam penilaian Paris, sebuah kontes untuk memilih dewi tercantik, dan karena kota kesayangannya, Karthago, akan dihancurkan oleh keturunan Aeneas. Selain itu, Ganymede, pangeran Troya, terpilih menjadi pembawa piala Jupiter, suami Juno—menggantikan Hebe putrinya. Juno pun mencari Aeolus sang Raja Angin, dan memintanya melepaskan angin untuk menciptakan badai, dengan imbalan (Deiopea, yang tercantik di antara semua bidadari laut, sebagai istrinya). Setuju dengan imbalan tersebut (“Aeolus menghangat mendengar tawaran Juno”), Aeolus menerimanya, dan badai itu pun meluluhlantakkan armada kapal Troya.
Neptune memperhatikan: meski ia sendiri bukan teman orang-orang Troya, ia marah dengan campur tangannya Juno yang membuat kekacauan di wilayahnya, maka ia menghentikan angin dan menenangkan laut, setelah memastikan Aeolus tidak akan berulah lagi. Armada itu berlabuh di pantai Afrika. Di sana, ibu Aeneas, Venus, dalam wujud seorang wanita pemburu sangat mirip dewi Diana, menyemangatinya dan bercerita padanya tentang sejarah kota itu. Akhirnya Aeneas masuk menjelajahinya, dan di kuil Juno ia mencari dan mendapatkan restu Dido, ratu Karthago, kota yang baru-baru ini didirikan oleh para pengungsi dari Tyre dan yang kelak akan menjadi salah satu kerajaan saingan dan musuh terbesar Roma.
Pada perjamuan yang diadakan untuk menghormati orang-orang Troya itu, Aeneas dengan sedih menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah kedatangan bangsa Troya yang tidak disengaja. Ia menceritakan kisah yang muncul tidak lama setelah kejadian yang digambarkan dalam Iliad. Ulysses yang cerdik menyusun sebuah cara bagi prajurit-prajurit Yunani untuk dapat masuk ke Troya dengan bersembunyi di dalam sebuah kuda kayu besar. Orang-orang Yunani berpura-pura berlayar pergi, menyisakan seorang pria, Sinon, untuk menyampaikan pada penduduk Troya bahwa kuda itu adalah persembahan untuk dewa dan jika dibawa masuk ke dalam kota, Troya akan mampu menaklukkan Yunani. Pendeta Troya Laocoön membaca siasat Yunani tersebut dan mendesak agar kuda itu dihancurkan, tetapi tidak ada yang mau mendengarkannya, maka ia pun melemparkan tombaknya pada kuda itu. Lalu, dalam pemandangan yang mungkin dilihat para penduduk Troya sebagai hukuman dari para dewa, dua ular naga muncul dari laut dan menelan Laocoön dan dua putranya. Penduduk Troya pun mempersilakan kuda itu masuk benteng kota mereka, dan ketika malam tiba, prajurit-prajurit Yunani yang telah dipersenjatai membantai penduduk kota itu.
Hector, pangeran Troya yang gugur, memberitahu Aeneas melalui mimpi untuk lari menyelamatkan diri bersama keluarganya. Aeneas terbangun dan melihat dengan kengerian apa yang tengah terjadi di kota tercintanya. Awalnya ia berusaha melawan musuhnya, namun dengan segera ia kehilangan teman-temannya dan tinggal seorang diri melawan puluhan prajurit Yunani. Ia menyaksikan terbunuhnya Priam oleh anak Achilles, Neoptolemus, yang di sini dinamai Pyrrhus. Venus ibu Aeneas menampakkan dirinya dan membimbingnya kembali ke Rumahnya. Aeneas menceritakan pelariannya bersama anaknya, Ascanius, dan ayahnya, Anchises, setelah berbagai pertanda buruk muncul (kepala Ascanius anaknya terbakar api namun sama sekali tidak terluka, dan kemudian ada sambaran petir dan bintang jatuh). Creusa istrinya terpisah dari rombongan dan kemudian tewas dalam malapetaka itu. Setelah berada di luar Troya, Aeneas kembali untuk mencari istrinya. Roh istrinya muncul di hadapannya dan berkata bahwa Aeneas ditakdirkan membangun sebuah kota baru di Barat.
Aeneas menceritakan bagaimana ia menyatukan kekuatan dengan semua orang yang masih bertahan hidup, membangun armada kapal, dan merapat di berbagai daratan di Mediterania: Thrace, di mana mereka menemukan peninggalan terakhir seorang rekan sesama Troya, Polydorus; Strophades, di mana mereka bertemu dengan Celaeno sang Harpy; Kreta, yang mereka yakini adalah tempat mereka akan membangun kota barunya (namun mereka diarahkan lurus oleh Apollo); dan Buthrotum. Kota terakhir ini telah dibangun sebagai usaha mereplika Troya. Di Buthrotum, Aeneas bertemu dengan Andromache, janda Hector. Ia masih meratapi kepergian suaminya yang gagah berani dan anaknya tercinta. Di sana jugalah Aeneas melihat dan bertemu dengan salah satu putra Priam, Helenus, yang memiliki kemampuan meramal. Melalui dirinya, Aeneas mengetahui takdir yang telah ditetapkan untuknya: ia diwahyukan untuk pergi ke tanah Italia (yang juga dikenal dengan nama Ausonia dan Hesperia), di mana keturunannya tidak hanya akan makmur, tetapi juga pada saatnya nanti akan menguasai dunia. Selain itu, Helenus juga menyarankannya untuk menemui Sibyl di Cumae.
Berlayar di laut lepas, Aeneas meninggalkan Buthrotum, mengitari tanjung Italia dan menuju arah Sisilia (Trinacria). Di sana, mereka terjebak pusaran Charybdis dan terlempar keluar dari arah tujuan mereka. Tidak lama kemudian, mereka sampai di daratan para Cyclops. Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang dari bangsa Yunani, salah seorang anak buah Ulysses, bernama Achaemenides, yang tertinggal sendirian saat teman-temannya lolos dari gua Polyphemus. Mereka membawa Achaemenides dalam kapal mereka dan dengan susah payah lolos dari Polyphemus. Tidak lama setelah peristiwa-peristiwa tersebut, Anchises meninggal dengan damai dikarenakan usia tua.
Sementara itu, Venus mempunyai rencana sendiri. Ia pergi menemui putranya yang merupakan saudara tiri Aeneas, Cupid, dan menyuruhnya menyamar menjadi Ascanius. Dalam samarannya, ia menemui Dido, dan mempersembahkan hadiah-hadiah yang biasa diberikan oleh tamu. Dengan kasih keibuannya yang muncul kembali karena kehadiran anak itu, hatinya terpanah dan dia jatuh cinta kepada anak itu dan ayahnya. Selama perjamuan, Dido menyadari bahwa ia telah jatuh cinta berat pada Aeneas, meskipun tadinya ia sudah bersumpah setia kepada jiwa suami terdahulunya, Sychaeus, yang telah dibunuh oleh Pygmalion, kakak Dido sendiri.
Juno segera mengambil kesempatan ini untuk membuat perjanjian dengan Venus, ibu Aeneas, dengan tujuan mengalihkan perhatian Aeneas dari takdirnya mendirikan kota di Italia. Aeneas terbawa hatinya untuk membalas cinta Dido, dan pada sebuah acara perburuan, badai datang dan memaksa mereka berlindung di sebuah gua di mana Aeneas dan Dido kiranya bercinta, suatu peristiwa yang dianggap Dido sebagai sebuah pertanda pernikahan antara keduanya. Namun ketika Jupiter mengutus Mercury untuk mengingatkan Aeneas akan tugasnya, Aeneas tidak punya pilihan selain berpisah. Karena patah hati, Dido bunuh diri dengan menusuk dirinya sendiri di atas api pembakaran dengan pedang Aeneas. Sebelum tewas, ia menujumkan perselisihan abadi antara pengikut Aeneas dan pengikutnya; “bangkitlah dari tulang-tulangku, arwah penasaran” (4.625, trans. Fitzgerald) sangat jelas adalah seruan terhadap Hannibal. Dari dek kapalnya, Aeneas melihat asap dari pembakaran jenazah Dido dan amat memahami artinya. Mesti demikian, takdir telah memanggil dan armada kapal Troya berlayar ke Italia.
Buku 5 mengambil latar di Sisilia dan berpusat pada permainan pemakaman yang diatur Aeneas untuk peringatan kematian ayahnya. Aeneas dan pengikutnya telah meninggalkan Karthago dan pergi ke Sisilia, di mana setahun setelah kematian ayahnya, Aeneas menyelenggarakan acara peringatan kematiannya selama sembilan hari, yang meliputi permainan-permainan perayaan –lomba perahu, lomba lari, lomba berjalan, pertandingan tinju, dan kontes menembak. Di semua kontes tersebut, Aeneas dengan cermat memberi penghargaan kepada yang menang dan yang kalah, menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan tidak memperbolehkan adanya permusuhan meskipun seandainya telah terjadi pertandingan yang tidak adil. Setelah itu, Ascanius memimpin sebuah parade dan demonstrasi militer, mengisyaratkan kegemaran Roma kelak terhadap perang. Selama acara ini (yang hanya boleh diikuti oleh laki-laki), Juno menghasut kaum hawa untuk membakar armada tersebut dan mencegah mereka mencapai Italia, namun rencananya gagal ketika Ascanius dan Aeneas turun tangan. Aeneas memohon kepada Jupiter untuk memadamkan apinya, yang dikabulkan oleh dewa tersebut dengan menurunkan hujan yang amat deras. Aeneas yang gelisah ditenangkan oleh bayangan ayahnya, yang menyuruhnya pergi ke dunia bawah untuk menerima penglihatan tentang masa depannya dan Roma, yang akan ia lakukan di buku 6. Sebagai balasan atas selamatnya mereka sampai ke tujuan di Italia, atas perintah Jupiter, para dewa mengambil salah satu anak buah Aeneas sebagai tumbal: Palinurus, yang mengemudikan kapal saat malam hari, jatuh ke laut.
Aeneas dengan bimbingan dari Sibyl dari Cumae turun ke dunia bawah melalui sebuah terowongan di Cumae; di sana ia berbicara dengan arwah ayahnya dan diberikan ramalan tentang takdir Roma.
B. Perang di Italia:
Setelah kembali ke dunia manusia, Aeneas memimpin orang-orang Troya untuk menetap di tanah Latium, di mana ia berpacaran dengan Lavinia, putri raja Latinus. Meskipun Aeneas ingin menghindarinya, perang akhirnya pecah. Juno adalah yang paling bertanggung jawab atas pecahnya perang ini—ia meyakinkan Ratu Latium untuk mengharuskan Lavinia dinikahkan dengan Turnus, raja penduduk lokal, bangsa Rutuli. Juno terus memancing masalah, ia bahkan memanggil Alecto Fury (Alecto sang Murka) untuk untuk memastikan perang terjadi.
Melihat massa Italia yang dibawa Turnus untuk melawannya, Aeneas meminta bantuan kepada rakyat Tuscan, musuh Turnus. Ia menemui Raja Evander dari Arcadia, dan Pallas anaknya setuju memimpin pasukan melawan orang Italia pihak Turnus. Sementara itu, perkemahan Troya diserang, dan sebuah serangan tengah malam mengakibatkan tewasnya Nisus dan Euryalus rekannya, di dalam salah satu bagian paling emosional dalam buku ini. Namun demikian, gerbangnya berhasil dipertahankan sampai Aeneas dan bala bantuan dari Tuscan dan Arcadia tiba.
Dalam perlawanan berikutnya, banyak pahlawan terbunuh—tokoh besar Pallas, yang dibunuh oleh Turnus, dan Mezentius, teman dekat Turnus. Mezentinus, yang sebelumnya membiarkan putranya sendiri terbunuh sementara dia kabur, mencela dirinya sendiri lalu menghadapi Aeneas dalam pertarungan satu lawan satu—pertarungan yang terhormat tapi sebenarnya sia-sia belaka. Tokoh pahlawan lain, Camilla, semacam karakter wanita Amazon, berjuang dengan berani namun akhirnya terbunuh. Ia seorang perawan yang mengabdikan dirinya pada Diana dan negaranya; pembunuhnya berusaha lari setelah Camille tewas, namun akhirnya orang itu dipukul mati oleh Opis, pengawal Diana.
Setelah peristiwa ini, pertarungan satu lawan satu terjadi antara Aeneas dan Turnus, tetapi karena Aeneas jelas jauh lebih unggul, dan karena didesak oleh Juturna, adik suci Turnus, orang-orang Italia itu pun melakukan gencatan senjata. Aeneas terluka, tetapi ia segera kembali ke medan pertempuran. Turnus dan Aeneas mendominasi pertarungan di sisi yang berlawanan, namun ketika Aeneas melancarkan serangan yang berani di kota Latium (yang menyebabkan ratu Latium gantung diri karena putus asa), ia sekali lagi membuat Turnus bertarung satu lawan satu dengannya. Dalam sebuah adegan yang dramatis, kekuatan Turnus hilang sewaktu dia mencoba melemparkan sebuah batu, dan ia terkena serangan tombak Aeneas di tungkainya. Saat Turnus berlutut memohon ampun untuk hidup, buku ini diakhiri dengan adegan Aeneas yang membunuhnya dengan murka karena melihat Turnus memakai sabuk pedang Pallas sahabatnya sebagai piala kemenangan.

2. Odyssey karya Homer
A. Melarikan diri ke Phaeacians
Odyssey dimulai sepuluh tahun setelah berakhirnya Perang Troya yang berlangsung selama sepuluh tahun (yang merupakan subyek dari Iliad), dan Odysseus masih belum pulang dari perang
Dia telah menghabiskan tujuh tahun di penangkaran oleh Calypso, di sebuah pulau bernama Ogygia. Calypso sangat jatuh cinta dengan Odysseus tapi dia telah secara konsisten menolak saat Calypso mendekatinya. Calypso dibujuk untuk melepaskan Odysseus oleh kakek buyut Odysseus, dewa pembawa pesan Hermes, yang telah dikirim oleh Zeus guna menanggapi permohonan Athena. Odysseus membangun rakit dan diberi pakaian, makanan dan minuman oleh Calypso. Ketika Poseidon menemukan bahwa Odysseus telah melarikan diri, dia menghancurkan rakit tersebut tetapi, dibantu oleh tabir yang diberikan oleh laut nimfa Ino, Odysseus berenang ke pantai di Scherie, pulau Phaeacians. Telanjang dan kelelahan, ia bersembunyi di tumpukan daun dan jatuh tertidur. Keesokan paginya, ia terbangun oleh tawa gadis, ia melihat Nausicaa muda, yang telah pergi ke pantau dengan pelayannya untuk mencuci pakaian setelah Athena mengatakan kepadanya dalam mimpi untuk melakukannya hal tersebut. Odyssey ingin menawarkan bantuan. Nausicaa mendorongnya meminta bantuan ke orang tuanya, Arete dan Alcinous, atau Alkinous. Odyssesus disambut oleh orang tua Nausicaa tanpa diminta untuk menyebutkan namanya di awal pertemuan. Dia menetap selama beberapa hari, lalu mengambil bagian dalam panca lomba, dan mendengar penyanyi buta Demodocus yang melakukan dua puisi naratif. Yang pertama adalah kebalikan kisah kabur Perang Troya, “pertengkaran Dysseus dan Achilles”; puisi yang kedua merupakan kisah lucu dari hubungan cinta antara dua dewa Olimpia, Ares dan Aphrodite. Akhirnya, Odysseus meminta Demodocus untuk kembali ke tema perang Troya dan menceritakan tentang Kuda Troya, sebuah strategi dimana Odysseus telah memainkan peran utama. Karena tak mampu menyembunyikan emosinya saat ia memainkan episode ini, Odysseus akhirnya mengungkapkan identitasnya. Dia kemudian mulai menceritakan kisah kembalinya dari Troy.
B. Kembli ke ithaca
Setelah mendengarkan cerita menegangkan, Phaeacians, yang merupakan pelaut berbakat, setuju untuk membantu Odysseus pulang. Mereka memberikan Odysseus tempat tinggal di malam hari, dia tertidur dengan cepat di pelabuhan yang tersembunyi di Ithaca. Dia menemukan jalan menuju gubuk salah satu budaknya sendiri, si pengembala babi Eumaeus. Athena menyamar sebagai Odysseus dalam bentuk seorang pengemis yang mengembara sehingga Odysseus dapat melihat bagaimana hal-hal terjadi di rumahnya. Setelah makan malam, ia menceritakan kisah fiktif tentang dirinya sebagai buruh tani: ia lahir di Crete, telah memimpin Partai Cretan untuk berjuang bersama orang Yunani lainnya dalam perang Troya, dan kemudian menghabiskan tujuh tahun di bawah kekuasaan raja Mesir; akhirnya ia terdampar di Thesprotia dan dari sana ia menyeberang ke Ithaca.

Sementara itu, Telemachus berlayar pulang dari Sparta, menghindari penyerangan yang telah ditetapkan oleh Pelamar. Dia mendarat di pantai Ithaca dan membuat pondok untuk Eumaeus. Ayah dan anak bertemu; Odysseus mengidentifikasi dirinya kepada Telemachus (tapi masih belum untuk Eumaeus), dan mereka memutuskan bahwa Pelamar harus dibunuh. Telemachus pulang ke rumah terlebih dahulu. Disertai oleh Eumaeus, dan Odysseus kembali ke rumahnya dengan masih berpura-pura menjadi seorang pengemis. Dia diejek oleh Pelamar di tempatnya sendiri dan terutama pria yang sangat kurang ajar bernama Antinous. Odysseus menemui Penelope dengan maksud mengetes Penelope dengan mengatakan dia pernah bertemu Odysseus di Kreta. Ia menambahkan bahwa dia belum lama ini dia berada di Thesprotia dalam pengembaraan dan belajar sesuatu dari pengembaraan Odysseus baru-baru ini.

Kemudian identitas Odysseus ditemukan oleh seorang pembantu rumah tangga, Eurycleia, ketika dia mengakui ada bekas luka lama saat mencuci kakinya. Eurycleia mencoba untuk memberitahu Penelope tentang identitas sebenarnya pengemis itu, tapi Athena memastikan bahwa Penelope tidak bisa mendengarnya dengan seksama. Odysseus lalu bersumpah kepada Eurycleia atas kerahasiaan Odysseus.
C. Membunuh pelamar
Keesokan harinya, Athena mendorong Penelope untuk melakukan manuver terhadap para Pelamar untuk bersaing demi mendapatkan hati Penelope dengan kompetisi yang menggunakan busur Odysseus. Orang yang mampu menganyam senar busur dan menembakkannya ke selusin kepala kapak, merekalah yang akan menang. Odysseus mengambil bagian dalam kompetisi dirinya itu: dia sendiri cukup kuat untuk mengangkat panah busur itu dan menembak ke arah selusin kepala kapak itu, sehingga akhirnya menjadi pemenang. Ia kemudian mengarahkan busurnya ke Pelamar, dan dengan bantuan dari Athena, Telemachus, Eumaeus, dan pengembala sapi Philoteus, dia membunuh semua Pelamar itu. Odysseus dan Telemachus menggantung dua belas pembantu mereka, yang mengkhianati Penelope atau berhubungan badan dengan Pelamar, atau keduanya; mereka memutilasi dan membunuh pengembala Melanthius, yang telah mencela dan melecehkan Odysseus. Pada akhirnya, Odysseus membuka identitasnya kepada Penelope. Penelope awalnya ragu, tetapi menerimanya saat Odysseus mengatakan tempat tidur mereka terbuat dari pohon zaitun yang masih mengakar ke tanah. Banyak ahli modern dan kuno menganggap bagian ini sebagai akhir asli dari teks Odyssey, sedangkan sisanya merupakan sisipan.

Hari berikutnya, Odysseus dan Telemachus mengunjungi peternakan tua ayahnya, Laertes, yang menerima identitasnya setelah Odyssey menjelaskan kebun buah-buahan yang sebelumnya ia terima dari Laertes.

Warga Ithaca telah mengikuti Odyssey di jalan, berencana untuk membalaskan pembunuhan Pelamar, yang merupakan anak-anak mereka. Pemimpin mereka menunjuk bahwa sekarang Odyssey telah menyebabkan kematian dua generasi orang-orang Ithaca, yakni para pelaut, yang tidak ada satu pun yang selamat; dan yang kedua adalah Pelamar itu, yang telah dibunuh. Dewi Athena campur tangan dan mengajak kedua belah pihak untuk menyerahkan dendam ke pendeta Deus ex Machina. Setelah ini, Ithaca sekali lagi menjadi damai, dan menjadi akhir dari Odyssey.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.