Notes

SL KARAKTER DIMAS.

Tersemat apik asma 𝗗𝗶𝗺𝗮𝘀 pada lanang kelahiran warsa 1997 di Surabaya. Dimas tinggal dan besar di Jakarta, kota kecil nan padat penduduknya. Sejak kecil ia tinggal bersama kedua orang tuanya, dan tak jarang menghabiskan waktu bersama 'tuk sekadar bergurau. Ya, Dimas gemar berbicara di hadapan selaksa raga.

Anganpun dibuat, ia miliki cita-cita tuk masuk ke jurusan Sastra Inggris yang agaknya lumayan diminati. Tatkala menginjak Sekolah Menengah Atas, ia gigih dan giat meningkatkan nilai rapornya yang semula biasa saja. Perlahan namun pasti, atas usaha nang pelik penuh juang, ia mendapat tempat di salah satu universitas negeri dengan jurusan yang ia inginkan. Dan mendapatkan beberapa teman sejawat yang satu frekuensi dengannya.

Lika liku serta hiruk pikuk kehidupan per-mahasiswa-an memang tak dapat ia lupa. Kendati demikian, kisah masa kuliahnya tak begitu buruk. Sejak menginjak semester akhir perkuliahan, ia beberapa kali membicarakan kepada kawan karibnya bahwasanya ia hendak membuka sebuah kedai di daerah nang ramai juga dekat dengan fasilitas umum, sebut saja lokasi nan strategis. Alih-alih mengejek dan menolak, yang ia dapati justru dukungan dan ajakan kerjasama untuk membangun berdua.

Usai menyelesaikan tuntutan belajar di kampus dan lulus, keduanya merealisasikan untuk membangun sebuah kedai di lokasi yang amat strategis dari segala sisi, rencana ini telah mereka matangkan sejak penyusunan skripsi. Hingga akhirnya kedai itu berhasil dibangun, Dimas rasakan kebanggaan tak terhingga di dalam diri sebab berhasil mewujudkan cita-cita. Mereka bekerjasama mengurus dari titik 0, membagi tugas sebagai kasir dan pelayan.

Kedai mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari sang kawan berkata ia mengajukan diri untuk mundur dari usaha yang mereka kelola, entah dengan alasan apa. Dimas hanya bisa menyetujui dan berakhir mengurus kedai itu sendiri. Disamping itu, Dimas juga mencoba hal baru yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya, menjadi seorang 𝘱𝘰𝘥𝘤𝘢𝘴𝘵𝘦𝘳. Tetapi ia tidak benar-benar mangkir dari usaha kedai kopi yang dirintisnya, dapat dikatakan kalau ini adalah salah satu pengalih rasa 'bosan' yang sempat menderanya.