Notes

No. 2: 4-7
Jelaskan dengan teori Triangle Relationship ideologi politik antara Orde Lama, Orde Baru, dengan Reformasi.

Kel. 4
Teori Triangle Boulding dikemukakan oleh Kenneth Edward yang menjelaskan adanya perbedaan dari segi market economy, community and civil society, dan policy/state. Dimana dan bagaimana institusi-institusi tersebut ataupun pemerintahan melaksanakan pemerintahannya apakah lebih ke market economy, lebih ke pembangunan community/civil society, maupun lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh negara. Berdasarkan Orde Lama, pemerintah condong ke sikap otoriter karena pemerintahannya yang masih baru merdeka dari penjajahan, sehingga mereka cenderung lebih memperhatikan kebijakan untuk mematangkan struktur pemerintahannya, maka pemerintah lebih condong ke policy/state atau kebijakan-kebijakan yang mereka miliki. Contohnya seperti kebijakan foreign policy yang bebas dan aktif. Sedangkan untuk Orde Baru tidak berbeda jauh dengan Orde Lama yang pemerintahannya bersifat otoriter, namun sebelumnya awal pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto lebih condong untuk memfokuskan pada ekonomi. Namun, pada tahun 1982, terdapat kebijakan Dwifungsi ABRI yang tentunya mempengaruhi kehidupan politik terlibat dengan kehidupan militer yang akhirnya bersifat otoriter dan lebih berfokus pada policy/state dibandingkan dengan economy. Era Reformasi pada awalnya lebih condong ke community/civil society karena pada waktu itu pemerintahan Orde Baru sudah bersifat otoriter seperti memberangus hak sipil, membuat partai menjadi 3 partai, dan siapapun yang mengkritik Orde Baru akan dipenjara atau dibunuh.

Kel. 7
Menurut kelompok 7 dan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kenneth Boulding, Orde Lama melibatkan ekonomi, komunitas masyarakat, dan kebijakan pemerintah dalam berkontribusi pada jalannya pemerintahan. Pada Orde Lama, terlihat jelas bahwa kebijakan pemerintah sangat mendominasi dibandingkan dengan yang lainnya, hal ini memperlihatkan ketidakseimbangan peranan dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah tidak melibatkan komunitas ekonomi dan komunitas masyarakat yang seharusnya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam berjalannya suatu pemerintahan. Sementara, pada Orde Baru, pemerintah juga hanya fokus pada keterlibatan negara dan tidak melibatkan komunitas masyarakat ataupun ekonomi. Sehingga, komunitas masyarakat dan ekonomi dibiarkan dan hal ini menyebabkan Orde Baru menjadi suatu pemerintahan yang tidak seimbang seperti yang dikatakan oleh Kenneth Boulding. Sedangkan untuk Orde Reformasi, Indonesia sudah mulai berubah karena telah menjalani demokrasi yang cukup baik. Dengan itu, market economy, policy/state, dan community/civil society dapat berkontribusi dalam jalannya suatu pemerintahan. Meskipun begitu, masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi atau dikembangkan oleh pemerintahan dalam Orde Reformasi ini.