Notes

Raffa Aldwyn Scott
H0108

Background Story.

Pada musim dingin tahun 2000 tepatnya 13 Des 00. Lahir seorang anak laki-laki dari pasangan Arthur Kean Scott (seorang Pure Blood) dan Emma Jean Grederic (seorang Half Blood) yang di namakan Raffa Aldwyn Scott, dimana anak tersebut menjadi half blood.

Namun sayangnya sang anak lahir pada saat kegelapaan berjaya, maka dari itu kedua orang tua Raffa hanya bisa mengajari sihir kepada anaknya secara otodidak.

Namun pada saat war berlangsung, Arthur dan Emma menjadi salah satu orang yang menjadi korban dan meninggalkan raffa seorang diri menjadi yatim piatu. Mulai saat itu Raffa yang sudah menginjak remaja sendirian, tetapi tidak berlangsung lama, sebab ia menemukan beberapa remaja seusianya yang bernasib sama. Sebatang kara. Akhirnya mereka membentuk kelompok dan hidup berpindah pindah.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Siang itu pada bulan September 2018, di sekitar Inggris Barat.
Seorang pemuda berasmakan Raffa dan sekelompok Wizard muda tengah mengadakan rapat untuk perpindahan yang sudah kesekian kalinya dalam bulan ini mereka lakukan. Ya, mereka nomaden.

Mereka melakukan ini karena menghindari kejaran para Death Eaters yang memburu para wizard muda untuk dijadikan pengikut, atau bahkan di masukkan ke Azkaban guna memberi makan Dementor.

Jangan tanyakan keluarga pada mereka. Jangan.
Itu hanya akan menguak kisah pilu keluarga mereka yang gugur saat War berlangsung.
Mereka hanya memiliki satu sama lain untuk bertahan. Setidaknya mereka tidak benar-benar sendiri.

"Nanti malam kita berangkat. Semua dalam posisi seperti biasa. Jika ada yang tidak beres, cepat berlari dan cari tempat yang aman" Ujar Alaric sang ketua di ujung rapat.

"Aku dan Raffa akan ada dalam posisi terakhir." ujar Alaric melanjutkan.

Raffa merupakan tangan kanan Raffa kasarnya wakil untuk kelompok mereka.

Malam haripun tiba,
Semua tengah bersiap dengan posisinya masing masing, mereka memulai berjalan. Yup berjalan, karena apparate tidak dapat digunaka jika dari mereka tidak ada yang tau tujuannya.

Ditengah perjalanan mereka diserang oleh Death Eaters yang kebetulanㅡatau kemalanganㅡ untuk mereka sedang berpatroli di daerah sana.

"Sialan...." ujar Alaric yang langsung maju ke barisan depan, guna menghalangi serangan lanjutan.

"Ber-apparate ke tempat sebelumnya sekarang!!!" titah Raffa pada yang lain, sebelum ikut lari ke depan untuk membantu Alaric.

"Expulso"

"Reducto"

"Expelliarmus"

Rentetan mantra silih berganti terdengar, saling serang diantara kedua sisi.

Netra Raffa tidak fokus dalam melawan para Death Eaters karena sesekali ia mengecek keadaan teman-temannya yan lain disekitar.

Saat dipastikan temannya sudah melarikan diri, saat itupula ternyata ia dan Alaric sudah dikepung oleh Death Eaters.

"Dead Road eh bocah...?" ujar salah satu Death Eaters sambil tertawa meremehkan.

"Shut up, topeng menjijikkan" sahut Alaric masih dengan
tongkatnya yang mengacung pada para Death Eaters.

Ada sekitar 6 death Eaters yang mengepung mereka.

"Expulso!!" Raffa merapal mantra tapi di tepis.

"Shit...."

"Tidak ada gunanya bocah bodoh.. Crucio!!!"

Death Eaters merapal mantra terlarang untuk mereka.
'Arghh........' erangan Alaric dan Raffa terdengar nyaring di malam yang sunyi senyap.

"Jadi pengikut seperti kami dan nyawamu akan aman, Bocah. Yes or Yes?" ujar salah satu Death eaters berbadan besar.

"Absolutely No!! Idiot!!!!" Raffa meneriakkan jawabannya.

Mantra crucio-pun di hantamkan pada Raffa dan Alaric berulang kali.

"Morron.. just say yes dan ini semua akan lebih mudah" ujar death eaters di sana mendekati raffa dan menendang perutnya.

'UHUKKKK!!!!'
Raffa memuntahkan darah.

"A-aku bersedia" ujar Alaric lemah. Entah bagaimana Alaric menyerah untuk tunduk dengan para Death Eaters.

Netra Raffa membola mendengar perkataan Alaric.

"How can y..ㅡ"

"Goodboy. Perintah awal menjadi seperti kami, bunuh temanmu!" ucap death eaters memotong perkataan Raffa.

Raffa sempat melihat Alaric gemetar disana saat mendapat perintah tersebut.

Melihat tidak ada pergerakan dari Alaric, Death Eater itu mengacungkan tongkatnya. ㅡmungkin merasa kesalㅡ
"seperti ini bocah, tekadkan kau akan membunuhnya. Semakiin kuat semakin bagus. Avada Kedavra!" Death Eaters tersebut malah menyerang Alaric dan dalam sekejap Alaric tidak bernyawa.

Raffa terkesiap di tempatnya.
Tamat sudah.

"Cepat habisi ngengat satu lagi. Membuang waktu saja" Ujar death eaters berbadan besar.

"Avada Kedavra!!"

Sesaat rasa sakit menyerangnya saat mantra terlafalkan.

Jiwa dan raganya telah berpisah.
Jiwanya mengembara sedangkan raganya tergeletak kaku di jalan dan di biarkan.

→END ←