Notes

PART A
1. Wingchun adalah beladiri yang populer setelah adanya film IP Man yang sampai saat ini masih belum diketahui siapa penciptanya. Wingchun tidak menggunakan kekuatan, hanya memusatkan gerakan pada sikut, para pengguna wing chun melakukan gerakan berdasarkan refleks. Ia juga berprinsip pada konsep keseimbangan ‘’yin’’ dan ‘’yang’’, dengan 80% mengandalkan serangan tangan.
2. Tiongkok (Cina bagian selatan)
3. IP Man
4. Sejarah Wing Chun diceritakan turun temurun dari guru ke murid dan tidak ada catatan resmi mengenai siapa dan kapan diciptakan. Menurut versi Ip Man, Wing Chun diciptakan oleh Pendeta wanita Ng Mui pada masa pemerintahan Kaisar Yung Cheng I berkuasa yaitu pada Dinasti Qing. Setelah terjadi peristiwa dibakar dan dihancurkannya Kuil Shaolin di Fujian oleh pasukan Qing, Banyak penghuni Shao Lin yang mati terbakar namun ada beberapa yang selamat, salah satunya Ng Mui. Suatu hari, dia melihat pertarungan antara ular dan burung bangau, kemudian ia mengamati dan mengkombinasikannya dengan kungfu Shaolin kemudian menciptakan kungfu dengan gaya baru.
5. Untuk melawan rezim Dinasti Qing di masa pergolakan dan perang saudara, sebelum Dinasti Qing mengalahkan penguasa sebelumnya, Dinasti Ming.
6. Wing chun menggabungkan keahlian menyerang dan gulat, serta berfokus pada perkelahian jarak dekat yang memperbolehkan praktisinya untuk menyerang dan bertahan secara bersamaan. Ia juga sering digunakan sebagai dasar beladiri lainnya, Wing Chun juga tidak pernah menggunakan teknik yang melebar atau melingkar sehingga setiap serangan merupakan gerakan yang minim guna menghemat energi dan jarak. Jadi memang ia beladiri yang cepat dan mematikan.
7. Keseimbangan adalah terkait dengan struktur karena tubuh yang seimbang pulih lebih cepat dari serangan terhenti dan struktur tetap terjaga. Wing Chun melatih kesadaran gerakan tubuh sendiri berasal dari sumber otot, tendon, dan artikular. Prinsip wing chun, juga tidak lepas dari konsep keseimbangan ‘’yin’’ dan ‘’yang’’, dengan 80 persen serangan mengandalkan tangan. Sedangkan gerakan kaki hanya 20 persen saja.
8. Kata Muay berasal dari bahasa Sanskerta "mavya" yaitu tinju bela diri dan Thai berasal dari kata "Tai" yaitu suku Thai. Jadi, Muay Thai artinya Seni beladiri tinju yang berasal dari Suku Thai. Muay Thai disebut juga Seni Delapan Tungkai atau Ilmu Delapan Tungkai karena tekniknya sangat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga penggunaan delapan titik kontak yang berbeda dengan tehnik dua poin (tinju) di tinju gaya Barat dan empat poin (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang berorientasi olahraga. Seorang praktisi Muay Thai dikenal sebagai nak Muay , sedangkan praktisi Barat, kulit putih atau non-Asia Tenggara kadang-kadang disebut nak Muay farang, yang berarti petinju asing.
9. Tahun 1882.
10. India yang berasal dari zaman modern Kerala.

PART B
1. Mitori geiko yaitu menerima dengn mata gaya & teknik pemanah tingkat lanjut, Kufū geiko yaitu mempelajari & mengingat detail teknik & upaya spiritual untuk mewujudkannya, Kazu geiko yaitu pengulangan di mana teknik tersebut dipersonifikasikan dalam penembakan sendiri.
2. Kyudo adalah seni beladiri panahan di Jepang yang berasal dari kelas samurai.
3. Kyudo ceritanya dimulai dari prasejarah. Gambar pertama yang menggambarkan busur besar asimetris Jepang yang berbeda berasal dari periode Yayoi (sekitar 500 SM - 300 M). Perubahan masyarakat & kelas militer atau yang disebut samurai yang mengambil alih kekuasaan pada akhir milenium pertama menciptakan kebutuhan untuk pendidikan panahan. Hal ini menyebabkan lahirnya kyujutsu ryūha (gaya) pertama, Henmi-ryū, yang didirikan oleh Henmi Kiyomitsu pada abad ke-12. Meskipun Kyūdō bukan praktik keagamaan seperti meditasi dan pengendalian diri seni bela diri ini dianggap berlangsung di era Kamakura (dari 1185 hingga 1333) ketika para pemanah Kyūdō mengadopsi spiritualitas Zen untuk mendukung keyakinan moral mereka. Di zaman modern ini, Kyūdō didorong melalui teknik fokus dan pernapasan.
4. 1). Ashibumi (Kaki) : Ashibumi adalah dasar dimana tahapan dari hassetsu dimulai. Tanpa itu, kaki yang stabil dengan panahan yang baik akan sangat sulit diperoleh.Sangat imperatif dibandingkan ketika anda mengembangkanya melalui pemahaman ashibumi.
2). Dozukuri (Memperbaiki postur) : Setelah kaki ditempatkan maka anda harus mengalihkan perhatian anda kepada postur bagian atas tubuh anda. Perhatian khusus harus ditujukan dengan apa yang disebut hubungan tiga silang, dimana bahu, pinggul dan kaki adalah sebaris satu dengan yang lain, sejajar dengan lantai. Agar postur ini bekerja dengan benar, maka bahu harus diturunkan kearah punggung dan punggung leher diregangkan.
3). Yugamae (Mempersiapkan busur) : Ada dua gaya yugamae dalam Kyudo modern. Pertama disebut shomen no kamae, busur yang tetapi di depan tubuh. Dalam posisi kedua disebut Shamen no Kamae, busur dipertahankan pada sisi kiri. Kedua cara ini melibatkan gerakan persiapan yang dikenal sebagai Torikake (mempersiapkan sarung tangan), Tenouchi (memegang busur) dan Monomi (melihat target).
4). Uchiokoshi (Mengangkat Busur) : Dalam Uchiokoshi anda bersiap memanah dengan membiarkan semangat anda melintasi hingga ke ujung busur dan panah sehingga akan menjadi bagian dari tubuh anda. Anda kemudian mengangkat busur dalam dua cara : Shomen Uchiokoshi, dimana busur diangkat lurus di depan tubuh anda, atau Shamen Uchiokoshi, dimana busur diangkat pada posisi Shamen sebelah kiri.
5). Hikiwake (Menarik busur) : Busur Jepang ini ditarik dalam dua langkah. Pertama disebut Daisan, yaitu gerakan pendahuluan yang membuat tarikan. Daisan ini diikuti oleh penarikan sendiri. Tahapan kedua dari Hikiwake, menarik busur secara aktual, dimulai ketika dan menarik nafas.
6). Kai (Menyelesaikan penarikan) : Kai berarti Pertemuan. Ini berasal dari pengajaran Buddha bahwa setiap pertemuan diikuti oleh perpisahan. Dalam Kyudo ini berarti bahwa setiap tahapan memanah sebelumnya mengarah pada kai, dan bahwa pelepasan adalah hasil alami dari pertemuannya. Sehingga, keberhasilan atau kegagalan dari memanah tidak ditentukan setelah pelepasannya, ini ditentukan dalam Kai.
7). Hanare (Melepaskan) : Bila Kai telah menjadi hal penting dalam Kyudo, maka Hanare itu mengungkapkan misterinya. Hanare adalah sesuatu yang lebih besar, ini terletak pada sisi pemahaman dan akibatnya tidak ada cara yang cukup untuk menjelaskannya kecuali melalui analogi.
8). Zanshin (Kelanjutan) : Di dalam Kyudo, memanah tidak diakhiri dengan pelepasan panah, ini berakhir dengan Zanshin. Zanshin berarti menyisakan tubuh. definisi ini digunakan untuk menjelaskan periode setelah pelepasan ketika anda terus menahan posisi anda dan mengirimkan kekuatan anda ke depan bahkan setelah panah mencapai target.
5. Kyudo-gi [弓道着] pakaian bagian atas yang berwarna putih.
Hakama [袴] pakaian bagian bawah yang berwarna hitam.
Muneate[胸当て] pelindung dada khusus untuk wanita.
Tabi[足袋] kaos kaki khusus berbahan kain keras.
Kake [かけ] sarung tangan.
Tsuru [弦] senar busur panah.
Yumi[弓] panah Jepang.
Ya[矢] anak panah.

BAGIAN C
Semakin hari, tingkat kriminalitas kian meningkat. Kejahatan sering terjadi di mana-mana dan tak pandang bulu menimpa siapa saja. Maka dari itu penting sekali bagi diri sendiri untuk memiliki ilmu bela diri atau mempelajari Personal Protection. Bela diri merupakan cara seseorang untuk mempertahankan atau melindungi dirinya ketika dalam keadaan yang mengancam sehingga kita bisa mengindari bencana yang akan terjadi.

Tak bisa hanya mengandalkan pertolongan orang di lingkungan sekitar saja, kita juga harus bisa melindungi diri kita sendiri. Walaupun kita perempuan apalagi, mengingat banyaknya kejahatan dan kriminalitas yang terjadi pada kaum perempuan sehingga menurut saya mempelajari personal protection itu sangat penting. Ilmu beladiri yang ada pun tidak sulit bahkan banyak yang ramah pada perempuan.

Memang banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari kejahatan. Misalnya, jangan mudah percaya pada kata-kata orang lain. Sebaiknya kita melakukan perjalanan tidak seorang diri, apalagi jika di malam hari. Kaum perempuan juga dihimbau agar mengenakan pakaian yang sopan dan tidak mengenakan perhiasan, dsb. Namun semua itu adalah batas minimalis yang bisa kita lakukan. Bagaimana jika sudah melakukan hal-hal itu, ternyata kita terpaksa berhadapan dengan penjahat?

Namun ilmu itu tidak boleh kita gunakan dengan semena-mena apalagi untuk membully orang lain. Ilmu itu harus murni kita lakukan untuk membela diri atau membantu orang lain, untuk hal positif jangan sampai digunakan untuk hal-hal negatif. Karena itu bukanlah prinsip dari bela diri.