Notes

Perdamaian

Definisi
Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu.

Burung merpati dan daun zaitun sering digunakan sebagai lambang perdamaian.
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/43/Peace_dove.svg/220px-Peace_dove.svg.png)

Damai dan tenang

Damai dan tenang — Danau Mapourika, Selandia Baru.
Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang - ketiadaan gangguan atau godaan.

Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan desa; oleh karena itu muncul istilah 'damai dan tenang'.

Damai dalam diri
Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan.

Di bawah ini adalah sebagian daftar penerima Nobel Perdamaian yang dianggap kontroversial oleh sebagian pihak:

Theodore Roosevelt (1906); http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Theodore_Roosevelt_in_1918.jpg/220px-Theodore_Roosevelt_in_1918.jpg
Martin Luther King, Jr. (1964); http://www.ncae.org/wp-content/uploads/mlkNCAEweb.jpg
Henry Kissinger dan Le Duc Tho (1973); http://www.theepochtimes.com/n2/images/stories/large/2012/10/13/Kissinger-and-Le-Duc_128010713-Large.jpg
Anwar Sadat (1978); http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/pictures/2010/9/20/1284995061307/Anwar-el-Sadat-006.jpg
Mother Teresa (1979); http://i1.tribune.com.pk/wp-content/uploads/2013/08/596977-image-1377788409-306-640x480.JPG
Nelson Mandela dan Frederik Willem de Klerk (1993); http://proudtobeawoman.eu/wp-content/uploads/2012/07/Nelson-Mandela-e-Frederik-de-Klerk.jpg
Yasser Arafat, Shimon Peres dan Yitzhak Rabin (1994); http://www.lepoint.fr/images/2010/06/06/72396-jpg_109488.jpg
John Hume dan David Trimble (1998); http://images.radiotimes.com/namedimage/John_Hume_David_Trimble.jpg?quality=85&mode=crop&width=580&height=327&404=radio&url=/remote/node2.bbcimg.co.uk/iplayer/images/episode/b01m5fnh_640_360.jpg
Wangari Maathai (2004); http://mmofraghana.org/wp-content/uploads/Dr.-Wangari-Muta-Maathai.jpg