Notes

Starter Plot - Memangang cookies.

Memasuki akhir pekan, tandanya waktu libur milik Nana sudah tiba. Kedua jemarinya saling bertautan satu sama lain, terangkat tinggi-tinggi hingga otot bahunya terasa sedikit tertarik. Peregangan sebelum memulai pagi- katanya.
Gadis itu beranjak dari ranjang, lalu membawa kedua tungkainya dengan santai menuju dapur. Rencana pagi ini adalah membuat kukis cokelat untuk beberapa kenalannya. Cukup mudah saat ia melihat tutorial di Youtube semalam.
Namun belum dicoba, tidak tahu jika gagal nanti,.
Setelah mengenakan apron coklat miliknya, gadis itu mendekat ke arah lemari. Jemarinya bergerak lincah mempersiapkan beberapa bahan yang dibutuhkan, setelah dirasa lengkap ia meraih ponsel miliknya untuk memesan beberapa gelas kopi untuk dibagikan bersamaan dengan kukisnya nanti.
Ia pun kembali melanjutkan pekerjannya, menimbang dan mencampurkan semua bahan hingga menjadi adonan. Lalu meletakkan adonan tersebut diatas meja makan untuk didiamkan selama beberapa waktu.
Sembari menunggu, gadis itu meletakkan daguya diatas meja, netranya sesekali melirik adonan yang masih belum jadi tersebut. Tangan nakalnya bergerak masuk ke dalam wadah, mencolek sedikit adonan dan memasukkannya ke dalam mulut. Gadis itu terdiam sejenak, menunggu adonan tersebut meleleh di dalam mulutnya.
Perlahan raut wajahnya berubah, bibirnya sedikit menekuk dan ujung hidungnya mengerut.
Ack!
Sepertinya ada yang salah pada takarannya.
“Terlalu manis…..” gumamnya.
Bukan selera Nana.
30 menit berlalu.
Gadis itu segera beranjak dari bangku, mencuci kembali kedua tangannya dan mulai memindahkan adonan ke atas loyang dan memasukkannya ke dalam oven.
Nana hendak kembali menduduki bangkunya, namun suara bell rumahnya membuat nya mau tak mau harus melihat siapa tamu yang kurang kerjaan datang berkunjung sepagi ini.
Oh bukan tamu, ternyata kopi yang dipesannya sudah datang. Pun cookiesnya juga sudah matang. Segera gadis itu mempersiapkan tempat untuk meletakkan kukisnya dan mulai mengirimkan pada kenalannya tersebut.