Notes

PROLOG.

Jungwoo terbangun ketika suara pintu terbuka diikuti langkah kaki seseorang memasuki indera pendengarnya.
Jungwoo mengerjapkan netranya beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya.
"A-aku dimana?" Gumamnya ketika menyadari dirinya berada di sebuah ruangan yang serba putih dan dirinya terbaring di atas ranjang dengan tangan dan kaki terikat.

"Kau sudah bangun?." Tanya seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut sambil membawa nampan berisi sup hangat dan juga susu. Diletakkannya nampan tersebut di atas meja nakas kemudian duduk di tepi ranjang.
Pemuda itu tersenyum ke arah Jungwoo kemudian mengelus pipi mulusnya. "L-lucas?." Pemuda bernama Lucas itu pun bergumam menanggapi panggilan Jungwoo.

"K-kenapa aku disini? Dan kenapa kau mengikatku?." Tanya Jungwoo sedikit takut. Ia tau pemuda dihadapannya ini berbahaya namun ia harus berusaha tenang.

"Tentu saja biar kau tidak kabur, Jungwoo. Aku tidak mau kau pergi dari sisiku kau tau kan aku mencintaimu, Jungwoo?." Kata Lucas sambil tersenyum yang menurut Jungwoo sangat menakutkan.

"T-tapi aku tunangan J.."
"STOP! Jangan sebut nama itu, Jungwoo. kumohon karena aku tidak ingin menyakitimu." Bentak Lucas dengan suara bassnya membuat tubuh Jungwoo bergetar, ia sangat takut dan ingin menangis.
"Ah iya, kau lapar bukan? Ini aku buatkan sup hangat dan juga susu kau harus makan." Lucas mendudukkan tubuh Jungwoo dan mulai menyuapi Jungwoo.

"T-tidak a-aku bisa makan sendiri bisa lepaskan tanganku?" Pinta Jungwoo.
"Tidak" tolak Lucas tegas.
"A-aku janji aku tidak akan kemana mana." Ucap Jungwoo sambil mendekatkan wajahnya ke Lucas dan mengecup pipi pemuda tinggi itu singkat.
Pada akhirnya sebuah kecupan itu pun berhasil membuat Lucas luluh dan melepaskan ikatan tangan Jungwoo.

"Ingat, jangan mencoba kabur dariku sayang, atau kau tau akibatnya." Bisik Lucas di telinga Jungwoo membuat Jungwoo menelan salivanya takut.
Lucas pun tersenyum dan mengecup bibir Jungwoo sekilas sebelum beranjak pergi meninggalkan Jungwoo makan dengan tenang.