Notes

PLOT CASTING AS LEO (https://justpaste.it/PROMPT_HIRAETH)

Prompt : Kamu adalah cowok populer di sekolah, pribadimu yang menyenangkan dan mudah akrab dengan banyak orang menjadi salah satu faktor utamanya. Selain itu, kamu juga terkenal karena merupakan atlet berbakat. 

 

Tetapi, naasnya pada hari kompetisi ternyata gadis yang kamu sukai sejak SMP dilarikan ke rumah sakit! Apa yang akan kamu lakukan? Tetap mmelaksanaka kompetisi dengan perasaan kacau atau justru memutuskan untuk kabur demi menemui gebetan?

 

Populer, tajir, atlet berbakat, idaman para gadis merupakan kata yang cocok untuk menggambarkan sosok seorang pemuda yang saat itu duduk di salah satu sekolah di ibu kota. Dirinya yang merupakan salah satu anggota club olahraga sudah beberapa kali mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya di bidang tersebut. Pemuda itu adalah Leo Adrian Adhinata, pemuda bertubuh jakung dengan surai berwarna gelap itu mampu membuat para gadis terjatuh ke dalam pesonanya. 

 

Sudah banyak sekali gadis yang menaruh hati padanya bahkan ada yang berani buka-bukaan menyatakan cinta pada Leo saat hari valentine. Leo tidak pernah mengira bahwa dirinya bisa dengan mudah memikat gadis-gadis itu karena yang ia tau, dirinya hanya senang berteman dengan siapa pun dan mencoba untuk bersikap ramah dengan mereka. Hanya itu, tidak lebih. Maka, semakin banyak yang suka kepadanya maka semakin banyak pula yang akan terpatahkan hatinya karena Leo memang tidak pernah menganggap perlakuannya berlebihan, hanya sebatas memperlakukan mereka sebaik mungkin yang ia bisa.

 

Tinggal menghitung hari hingga turnamen basket antar sekolah diadakan. Semua anggota tim diwajibkan untuk latihan setiap harinya guna mengoptimalkan permainan mereka di lapangan nanti. Leo yang lagi-lagi ditunjuk sebagai kapten tim basket pada pertandingan kali ini tentu akan melakukan yang terbaik untuk mengkoordinir para anggotanya serta berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur strategi di lapangan agar club basket sekolahnya dapat kembali membawa piala. 

 

"Oke joe, lu kayak biasa jaga pas di bawah ring biar reboundnya gampang, gua percaya sama lu." Ucap sang adam sembari menepuk pundak Joe, salah satu anggota timnya yang memang selalu dipercayakan untuk mengambil role tersebut.

 

"Terus ntar lu bertiga..." Kini pandangannya ia edarkan kearah Efan, Daffin, dan juga Haikal. "Lu bertiga bakal defense di tengah, jadi mencar biar ga ada spot yang kosong. Tapi Fin pastiin lu ga kelamaan di area threee second, oke?" 

 

Seperti ini lah Leo saat tengah mengatur para starting five yang merupakan lima pemain pertama yang akan turun pada babak pertama nanti. Hanya seperti itu, tapi lihat gadis-gadis di pinggir lapangan sana, mereka menatap Leo tanpa berkedip sedikit pun dan terus saja terpana oleh pesona adam tersebut. Mengasyikkan menjadi Leo? Mungkin. 

 

Tibalah hari di mana turnamen basket antar sekolah diadakan. Perlombaan kali ini bertujuan untuk memperebutkan piala gubernur se-DKI Jakarta yang dua tahun berturut-turut dipegang oleh sekolahnya. Dan, tahun ini merupakan kesempatan terakhir bagi mereka agar piala bergilir itu bisa dimiliki sepenuhnya oleh sekolah Leo.

 

Sorak sorai dari para penonton terdengar dari tribun penonton, serta cheerleader dari masing-masing sekolah yang kini sibuk menyemangati perwakilan tim sekolah masing-masing. Leo sendiri saat ini sedang sibuk mengganti sepatunya dengan sepatu basket dan mengganti bajunya di pinggir lapangan. Tat kala ia topless tanpa menggunakan sehelai benang pun pada bagian atas tubuhnya membuat para gadis menjerit dan membuat teman-temannya langsung tertawa ke arahnya. 

 

"Duh Lek lek, udah tau fans mu ikut banyak lek, jangan kayak gitu lah. Ntar kalau pada pingsang gimana toh?" 

 

Itu Nalen, salah satu pemain pengganti yang saat ini berstatus sebagai anggota starting five tuk menggantikan Daffin yang ternyata mempunyai urusan keluarga yang sangat mendadak. Sedikit sulit untuk kembali mengatur strategi terlebih ia harus kembali mengajarkan Nalen mengenai formasi *zone defense 1-3-1 yang sebelumnya sudah ia latihan kepada keempat rekannya yang lain. 

 

"Hahaha males ke kamar mandi gua mah, udah mending di sini aja lah," balas Leo dengan entengnya tanpa memikirkan jeritan dari pada gadis di tribun sana. 

 

Bunyi pluit yang cukup panjang dari wasit pun terdengar, menandakan bahwa sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Leo, sebagai kapten tim langsung mengajak semua anggota tim basketnya untuk berdoa sejenak sebelum memulai pertandingan. 

 

"Yok guys, doa dulu."

 

Leo berdiri dari tempatnya, berkumpul bersama dengan kesembilan pemain lainnya. Memang pemain cadangan yang disediakan oleh disekolahnya berjumlah lima orang guna antisipasi jika ada pemain yang terlalu banyak melakukan pelanggaran atau cedera saat bertanding nanti. 

 

Setelah semuanya berkumpul, ia pun langsung memimpin doa dan mulai berdoa dengan khidmat selama beberapa saat. Selesai itu, semuanya langsung bersama-sama mengucap jargon sekolah mereka dengan semangat membara. Hal tersebut lagi-lagi membuat para pendukung sekolah tersebut berteriak guna menyemangati semua pemain yang saat ini sudah masuk ke lapangan dan bersiap di tempat masing-masing sesuai dengan arahan dari Leo sebelumnya. 

 

Leo bersiap di tengah, berhadapan dengan kapten basket dari tim musuh dengan wasit yang kini sudah memegang bola basket di antara mereka. Suara countdown terdengar, begitu bunyi peluit panjang menggema, bersamaan dengan itu sang wasit langsung melempar tinggi bola basket tersebut membuat Leo dan adam di hadapannya dengan sangat agresif memperebutkan bola tersebut. Leo berhasil mengambil alih dan kini bola basket itu berada di tangan timnya yang membuatnya langsung berlari ke arah anggotanya