Notes

Osaka, Jepang

Hari itu di sebuah rumah mewah bergaya Eropa, sedang berlangsung pesta. Pesta merayakan hari lahir Takashima Nori, direktur sebuah perusahaan yang bergelut di bidang IT. Sekitar seribu undangan menghadiri pesta itu, tak terkecuali seseorang yang keberatan menghadiri pesta ini.

Gadis berperawakan tinggi dan cantik itu berdiri dengan senyuman khas miliknya menyambut sapaan para undangan. Ia menyeka keringat di dahinya dengan sapu tangan yang ia bawa. Suasana tak nyaman mendera dirinya. Dia bukan tipikal orang yang menyukai berada disekeliling orang banyak. Jika bukan karena permintaan dari sang ayah, ia tak akan sudi berada disini.

Cukup lama ia memasang wajah cerianya di pesta, ia berjalan meninggalkan kerumunan orang – orang yang tengah berbincang mengenai hal – hal yang ia tak ingin tahu.

Di sebuah taman kecil yang berada di belakang rumah itu, ia membuang nafasnya keras. Tanda ia sangat lelah dengan kegiatan ‘menjalin silaturahmi’ itu.
Ia mendongakkan kepalanya melihat langit yang cerah malam hari itu. Meski tak tampak bintang satu pun menghiasi langit. Ia merasa sangat senang. Wajahnya mengekspresikan ketenangan dalam dirinya. Namun, tak lama sebuah suara yang ia kenal terdengar.

“Kau terlihat sangat damai?”

Ia menoleh ke belakang dan mendapati sosok yang sangat mirip dengannya namun memiliki ekspresi kejam dan dingin. “Si – Siapa kau..?”

“Aku? Dari penampilanku, kau pasti sudah tau” jawabnya dingin

Ia hanya tertegun melihat sosok itu. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Entah kenapa, dirinya sangat ketakutan. Ia menjaga jarak dengan berjalan mundur pelan.

“Apa kau takut denganku?” tanya sosok itu mulai mendekat

“A-ku tak tau apa yang kau inginkan. Cepatlah pergi!!” ia menaikkan nada suaranya

“Apa kau mencoba mengusirku? Kau pikir kau lebih kuat dariku?!!!” sosok itu marah dan mulai menyerang Hazel – nama gadis itu – dengan gerakan mendadak namun mematikan itu, mampu membuat Hazel tersungkur. Membuat pakaian yang Hazel kenakan kotor.

Hazel meringis kesakitan akibat serangan dari sosok itu. Ia mencoba bangkit, namun sosok itu mencengkram lengannya dengan keras dan mengatakan hal – hal yang mebuat Hazel sangat terkejekut.

“Boneka kosong. Lebih baik kau mati dan aku yang akan menggantikan posisimu!!” sosok itu menyeringai menakutkan.

“Manusia yang hidup tapi tak memiliki kemauan, keinginan sepertimu lebih baik mati saja!! Dunia ini tak membutuhkan bonek sepertimu!!”

Hazel hanya terdiam mendengar kata – kata dari sosok itu. Tak berkeinginan menjawab ataupun membela diri. Karna itu memang benar.

“Kau diam. Berarti aku benar”

Sosok itu tiba tiba menjadi sangat kuat. Ia mematahkan lengan Hazel yang ia cengkram. Hazel menjerit kesakitan, namun suaranya tak muncul. Ia semakin kalut. Dirinya diselimuti ketakutan yang luar biasa, hingga tak mampu berfikir.

Dengan melihat keadaan Hazel, sosok itu terlihat sangat senang. Ia mendapatkan mangsa yang tak sulit untuk ia makan.

Merasa tak memiliki kesempatan menyelamatkan dirinya, Hazel pasrah. Namun, sebuah video hewan yang pernah ia tonton terlintas di kepalanya. Ia tidak mengetahui alasan jelas mengenai hal fikirannya sendiri.

Video itu menunjukkan seekor hewan lemah yang ditakdirnya menjadi mangsa para predator, berjuang dengan sangat keras mempertahankan hidupnya dari sang predator buas itu. Melihat dari keadaan hewan lemah itu, ia tak memiliki kesempatan untuk bisa menyelamatkan dirinya. Namun diluar dugaan sang predator, sang mangsa mampu menyelamatkan dirinya. Meski luka parah yang ia terima, ia mampu mengalahkan takdirnya.

“Ka-kau.. meski kau mengetahui semua hal yang ada pada diriku. Aku tak akan membiarkan makhluk sepertimu mengambil hidupku yang berharga ini!!”

Entah darimana datangnya kekuatan pada diri Hazel, ia mencoba memukul sosok itu dengan tangan kanannya. Membuat sosok itu melepaskan cengkramannya dan menghindar saat mengetahui Hazel mulai menyerangnya lagi.

“Perlu kau tau, meski kau menyebutku sebagai boneka kosong. Yang tak memiliki kemauan dan keinginan. Aku! Sangat bersyukur dengan hidupku saat ini” ucapnya mendekati sosok itu

“Dan.. aku berterimakasih kepadamu, karena ucapanmu itu membuatku sadar bahwa aku bukanlah manusia yang hidup dibalik ‘topeng’ ini. Arigatou..”

Hazel mengucapkan rasa terimakasihnya dengan tulus kepada sosok itu dan membungkukkan badannya. Saat ia mengakkan badannya, sosok itu menghilang. Meninggalkan sebuah kartu persona di atas tanah.

-END-