Notes

AWAKENING 3

Sebuah pesawat dari California baru saja medarat di landasan Haneda Int. Airport. Beberapa saat kemudian para penumpang itu keluar, dan langsung menuju terminal kedatangan luar negeri.

Gadis berusia 19 tahun dan berambut panjang itu sejenak hanya berdiri di depan pintu terminal kedatangan. Tangan kanannya menyeret sebuah koper berukuran besar, dan sebuah tas kecil pada tangan kirinya.

Udara dingin musim semi berhembus menerpa wajah cantiknya saat sedang menunggu seseorang.

“Tch.. telat” dengan ekspresi dingin yang ia miliki dan tatapan tajam yang ia punya. Ia masuk kedalam mobil yang menjemputnya setelah mendengar permintaan maaf dari supir yang dikirim oleh keluarganya.

Rumah besar bergaya tradisional Jepang dengan kebun yang cukup luas. Menghadirkan suasana yang cukup nyaman untuk berlama – lama tinggal dirumah. Namun, berbeda dengan Hazel. Nama gadis itu. Ia sangat tersiksa berada dalam rumah itu, kenangan buruk akan kematian orang tuanya masih sangat jelas ketika ia berada di sini. Maka dia memutuskan untuk pergi, menjauhi rumah ini dan kenangan buruk miliknya.

“Tak ada yang berbeda dari rumah ini” pikirnya melangkah memasuki rumah dengan perasaan berat.

Ia membanting tubuhnya ke kasur saat berada di dalam kamar lamanya. Ia merasa sangat sesak menyerang dadanya. Ia tak bisa bernafas. Perasaan buruk itu mulai menyerang dirinya. Sama seperti saat ia berusia 8 tahun.

Tak lama ia merasakan hal buruk menyerangnya, ia melihat seseorang gadis kecil yang tampak mirip dengan dirinya saat masih kecil dulu.

“K-Kau siapa?” ucap Hazel bingung

“Tak perlu kau tau siapa aku, bukankah kau sudah mengenaliku?” gadis kecil itu menyeringai kepada Hazel

“Bukankah aku bertanya? SIAPA DIRIMU!!?” Hazel menaikkan nada suaranya

“Tch.. “ gadis kecil itu tiba-tiba menyerang Hazel. Gerakannya sangat cepat dan kekuatannya tak sebanding dengan tubuh kecilnya itu.

Hazel tersungkur kebelakang kasur miliknya, ia ketakutan dengan gadis itu. Ia tak bisa bergerak, tubuhnya bergetar hebat. Dia melihat peristiwa kematian orang tuanya. Kenangan yang tiba – tiba datang.

Dia mencoba berdiri, melarikan dirinya dari gadis kecil itu. Tapi ia tak bisa bergerak. Otak dan badannya tidak sinkron setelah mendengar ucapan dingin dari gadis kecil yang mirip dengan dirinya.

“Apa kau akan melarikan diri lagi? Kau takut denganku bukan...”

Dengan gerakan cepat yang ia miliki. Ia mencekram leher Hazel.

“Kau benar – benar tak memanfaatkan kesempatan hidup ini. Kau menyiakannya. Tak pantas kau disini” gadis kecil itu berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan.

“ak-ak...u..” Hazel mencoba berbicara. Tapi dia tak bisa. Lehernya benar – benar tercekik saat ini.

“Kau.. seseorang yang tak memiliki rasa kepedulian, seseorang yang tak memiliki rasa berterimakasih. Apa kau pikir akan bisa hidup dengan damai?!!”

Dengan rasa sakit yang mendera pada dirinya, ia berusaha melawan monster yang ada pada dirinya itu.

“SE-SEMUA ITU BENAR. AKU, SESEORANG YANG MELARIKAN DIRI DARI RUMAH INI. MELARIKAN DIRI DARI KENYATAAN YANG TAK BISA KUTERIMA. TAPI.... KAU TIDAK BERHAK MEMUTUSKAN HIDUPKU. HIDUP INI.. KESEMPATAN YANG DIBERIKAN OLEH ORANG TUA KU DENGAN MEMPERTARUHKAN NYAWANYA. KAU TAK BISA SEENAKNYA!!!!”

Hazel terkulai lemah di atas lantai, setelah mengakui ketakutannya selama ini kepada sang monster. Ia menutup matanya seiring dengan beban yang ada pada dirinya menghilang. Begitu pula dengan monster itu. Dia menghilang setelah kehilangan kekuatannya.

Hazel tertidur sangat pulas dan bermimpi sesuatu yang sangat hangat. Bermimpi tentang keluarga kecilnya yang bahagia. Dengan sebuah kartu di tangan kanannya.

-END-