Notes
Notes - notes.io |
SariAgri - Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dampaknya mulai dirasakan para petani sayur di Kabupaten Magetan Jawa Timur. Mereka mengeluhkan sulitnya menjual hasil panen ke luar daerah akibat larangan kendaraan keluar rayon aglomerasi.
Satu diantaranya, dikeluhkan Pairan, petani kubis di Desa Buluharjo Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Ia mengaku sudah hampir lima hari terakhir sulit menjual hasil panen. Kebijakan PPKM darurat membuat sayuran kubis miliknya tidak terserap pasar.
teori perdagangan internasional
Biasanya, kubis dikirim ke luar daerah, seperti Sidoarjo, Surabaya, Malang hingga Solo Jawa Tengah. Namun sejak pemerintah memberlakukan PPKM darurat untuk menekan lonjakan angka kasus penularan covid-19, membuat petani kehilangan pendapatan.
“Sebelumnya ada PPKM darurat, setiap hari selalu ada kendaraan pengangkut sayur dari luar kota kemari ambil kubis. Sekarang sudah 5 hari jarang ada kendaraan ambil. Akhirnya terpaksa kubis ini dijual murah di lokal sekitar sini diangkut menggunakan cikar (gerobak sapi), “ keluh petani kubis, Pairan kepada Sariagri, Kamis (8/7/2021).
Pairan mengaku biasanya harga kubis bisa laku mencapai Rp4.500 per kilogram (kg). Kini untuk dijual dengan harga Rp2.500/kg sudah sangat sulit.
Baca Juga: Said Didu: Moeldoko dan Prabowo, Setop Jual Nama PetaniHarga Cabai di Pasar Surabaya Tembus Rp110 Ribu, Diduga Faktor Panen Anjlok
“Rugi sekali petani saat ini. kubis hanya mau dibeli warga sekitar Magetan Rp1.000 per kilo. Sedangkan ditawarkan ke mereka Rp2.500 sulit dan berat sekali. Padahal sebelumnya kubis bisa laku sampai Rp4.500 per kilogramnya, “ bebernya.
Ia mengaku panen tahun ini kubis kualitasnya sangat baik. Namun terhalang penjualan sehingga petani merugi.
“Dengan harga yang sangat rendah tersebut, kami jelas sangat rugi. Karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan biaya tanam, apalagi saat ini pupuk bersubsidi langka. Kalau ada pupuk yang non subsidi dan harganya mahal. Pandemi ini membuat petani hancur, “ kata dia dengan raut wajah muram.
Para petani berharap adanya perhatian dari pemerintah agar hasil panen sayur khususnya kubis bisa terjual ke luar kota. Supaya petani bisa merasakan untuk seperti sedia kala.
“Kami mendukung program pemerintah PPKM darurat, tapi tolonglah diberi solusi dengan hasil panen yang tidak laku ini. semoga pemerintah punya kebijakan yang bisa menolong ekonomi petani sehingga saat pandemi covid-19 seperti ini, kami bisa makan, “ pungkasnya.
Video terkait:
My Website: https://perdagangan.sariagri.id/
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team