Notes

Nama Face-Claim: Kim Ahyoung (Girl’s Day – Yura)

Nama Karakter: Isabella Claudette Adler

Place, DoB: Strartford, November 6th 1992

Pekerjaan: Guru

Ciri Fisik:

Rambutnya hitam panjang, menjuntai hingga menyentuh punggungnya, meski kadang ia mewarnainya jika bosan. Senada dengan iris onyx-nya yang sekelam malam, sesuai dengan paras wajahnya yang sangat Asia. Paras Asianya, ia dapatkan dari ayahnya yang ‘seperempat’ Jepang dan ibunya yang memang murni orang Jepang dengan nama dan kewarganegaraan yang sudah diubah. Perawakannya bisa dibilang ideal dengan tingginya 168cm dan berat badan—terakhir ia mengeceknya—49kg.

Personality:

Sangat mudah menjalin relasi dengan orang lain dan pandai mengambil manfaat dari hubungan baik tersebut. Meski kadang-kadang dipandang rendah atau ‘underdog’ oleh karena mungkin banyak bicara dan melontarkan humor serta terlalu mudah bergaul dengan orang lain.

Tanpa disadarinya, ia suka memandang rendah orang lain dan menganggap tidak membutuhkan orang yang baginya tidak berguna. Tak suka hal-hal detail, membuatnya mudah tertekan karena selalu kekurangan waktu ketika mengerjakan apapun yang sedang diperbuatnya.

Bella cenderung menampilkan diri apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Disamping itu, ia mampu menggunakan keunggulannya dalam sosialisasi dengan orang lain untuk memotivasi dan memengaruhi orang agar sejalan dengan tujuannya.

Mudah marah dan suka memaksakan kehendak kepada orang lain. Jika dikritik orang lain, ia cenderung akan berdalih dan tetap tidak mau mengakuinya. Sifat negatif lainnya adalah kurangnya ketelitian dalam bekerja.

Background Story:

Hampir semua pernah mendengar pepatah ini: “Buah tak jatuh, jauh dari pohonnya.” Pepatah tersebut, benar-benar dialami gadis ini.

Lahir dan dibesarkan di Strartford, sebuah kota yang terletak di sungai Avon, sebelah selatan Warwickshire, Inggris, tak lantas menjadikan Isabella Claudette Adler menjadi penggemar Shakespeare. Mengingat kota tersebut terkenal karena menjadi saksi bisu lahirnya seorang pujangga bernama William Shakespeare. Gadis ini hanya sebatas ‘tahu’ karena jasa ayahnya, dan wanita yang dinikahinya selepas cerai dari ibu kandungnya, adalah pengajar di Shakespeare Institute. Sementara Bella (panggilan akrabnya) sendiri, lebih suka mengajar di satu-satunya sekolah menengah atas ketika ia lulus dari perguruan tinggi.

Menjadi guru, bukanlah impiannya. Pekerjaan tersebut hanyalah selingan selagi menunggu pekerjaan lainnya yang mungkin saja akan datang. Meski begitu, Bella tak pernah sungguh-sungguh mencari pekerjaan lainnya. Ia terlanjur mencintai pekerjaannya, serta murid-muridnya...
.
.
.
Koreksi, ‘mencintai’ seorang murid lebih tepatnya.

Adalah Adolf, nama lelaki itu yang berhasil mencuri perhatiannya. Pertemuan singkat mereka di taman dekat rumahnya, membuat mereka semakin lama, semakin dekat. Awalnya, ia tak pernah tahu bahwa Adolf bersekolah di tempatnya mengajar. Hingga akhirnya, mereka bertemu di sekolah.

Awalnya, ia sama sekali tak ingin melanjutkan hubungan ini. Bahkan, sama sekali ia tak ingin berhubungan dengan Adolf. Mengingat rentang usia mereka yang lumayan jauh. Dan perlu diingatkan, Bella adalah gurunya. Tapi, pemuda itu bersikeras bahwa semuanya akan baik-baik saja. Terpaksa, ia berbohong kepada banyak orang untuk menutupi hal ini.

Hingga akhirnya, kebohongan itu terbongkar.

Mulai dari kepala sekolah, tempatnya bekerja, sampai orangtuanya kecewa pada tindakan Bella ini. Terutama sang ayah, ia marah besar pada Bella. Meski yang mendasari kemarahan James—ayahanda Bella—bukan ditekankan pada kebohongannya atau pada hubungannya dengan seorang murid. Tapi, beliau marah karena murid yang ‘dikencani’ Bella adalah Adolf Hutcheson. Adik kandung Bella sendiri.

“BAGAIMANA BISA?”

Kala itu salju masih turun memutihkan seluruh daerah yang bisa dijangkau di seluruh area Britania Raya ketika Bella mengetahui fakta yang sesungguhnya. Ternyata, Adolf adalah putra dari ibu kandung Bella hasil buah cintanya dengan pria yang kini menjadi suaminya selepas bercerai dengan ayah Bella semasa putri mereka kecil dulu. Pantas saja Bella tak pernah melihat Adolf di sekolah dulu, karena memang, anak itu adalah murid pindahan. Ketika ibunya—ibu kandung Bella juga—memutuskan untuk pulang ke kampung halaman keduanya setelah Kyoto, Strartford. Pantas saja, mereka ‘mirip.’

Terpukul? Sangat. Bagaimana tidak, ia sudah mengencani.... bahkan tidur dengan adiknya sendiri! Dunia ini sudah gila.

Tak tahan dengan beban mental yang dipikulnya, Bella memutuskan untuk pergi dari Strartford. Ke sebuah ‘kota di dalam kota’ yang berada di London, Costwold City. Berharap, disini ia dapat ‘melupakan’ sekeping memori yang melukainya, dan berharap, semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik.

Semoga saja.