Notes

Tugas Modul:
1. Jelaskan pandangan dalam pendidikan menurut aliran-aliran di bawah ini:
a. Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir; pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik; atau dengan kata lain pendidikan tidak perlu.

Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut pesimisme padagogis.
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan, termasukfaktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh
sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan,
Schopenhauer (filsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir
sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil
akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
anak didik itu sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah
terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak
mempunyai pembawaan baik maka dia akan menjadi orang baik. Pembawaan
buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar.
Terdapat variasi pendapat dari pendekatan phenomenology/humanistik
tersebut (Milhollan dan Forisha, 1972: 81-123; et.al, 1987: 267-197) sebagai
berikut:
1) Pendekatan aktualisasi diri atau non-direktif (clien centered) dari Carl R.
Rogers dan Abraham maslow.
2) Pendekatan “Personal Constructs” dari George A. Kelly yang
menekankan betapa pentingnya memahami hubungan “transaksional”
antara manusia dan lingkungannya sebagai belak awal memahami
perilakunya (Ivey, et. Al. 1987: 144 dan 154).
3) Pendekatan “Gestalt”, baik yang klasik (Max Wertheimer dan Wolgang
Kphler) maupun pengembangan selanjutnya (K. Lewin dan F. Perls).
4) Pendekatan “search for Meaning” dengan aplikasinya sebagai
“logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan betapa pentingnya
semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai tantangan/masalah
yang dihadapi.

b. Empirisme

c. Konvergensi

d. Naturalisme

e. Progresivisme

f. konstruktivisme

2. Coba Sodara analisis perbedaan keenam aliran dalam pendidikan tersebut?

3. Jelaskan pula aliran fisafat dalam pendidikan berikut ini: perenialisme, idealisme, realisme, eksperimentalisme, dan eksistensialisme.

4. Bagaimana penerapan aliran konvergensi dalam praktek pendidikan?
Menurut saya, penerapan aliran konvergensi dalam praktek pendidikan adalah bagaimana kita sebagai pendidik membimbing anak untuk untuk mencapai satu titik dengan mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. Tentunya dengan menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan bakatnya.

5. Carilah bahan-bahan pemberitaan (koran, majalah, dan lain-lain) tentang aliran pendidikan lainnya di Indonesia. Diskusikanlah bahan-bahan tersebut dalam kelompok-kelompok kecil.


Tugas Terstruktur:
1. Bandingkan dan jelaskan 2 saja menurut pemahaman anda mengenai aliaran pendidikan!

2. Bagaimana anda memahami aliran filsafat idealism, jelakan perbedaanya denga aliran filsafat realism !

3. Jelaskan aliran filsafat eksistensialisme menurut pemahaman anda?

4. Dalam filsafat pendidikan dikenal dengan aliran pendidikan sebutkan semua, dan jelaskan satu aliran yang anda pahami selain aliran yang di pertanyakan di atas!