Notes

Date : 02/02/2015
To : Yeux’s Headmaster, Mathew Evan Frederick
From : Max Wallace [@CS_Max88]

--

Ohayou/Konniciwa/Konbanwa Sensei-sama (Pagi/Siang/Malam guru yang terhormat)
Pertama kali, perkenalkan nama saya Max Wallace. Saya berasal dari clain Grace dan murid angkatan B1. Adapula tujuan saya membuat surat ini karena saya ingin memberi kritik dan saran mengenai sekolah kita, Yeux. Mungkin karena saya sudah agak lama merasakan suasana di Yeux, academy yang kita bangga kan dan kita cintai ini, saya merasa ada beberapa sisi yang kurang menurut saya. Dan untuk surat pertama ini topiknya mengenai para guru-guru ku yang berada si Yeux D’Amitie
Menurut saya pribadi, guru disini bagus-bagus. Cuma menurut saya, selama mengikuti pelajaran saat masih B1, beberapa guru memberi penjelasan itu seperti copas materi saja. Sama seperti seorang guru yang duduk tenang dan hanya membacakan materi dari buku sedangkan para murid hanya tinggal mencatat dan bahkan pelajaran seperti itu bisa dianggap tidak menarik.
Menurut saya, jika ada metode belajar yang seperti itu, pelajaran itu akan menjadi pelajaran yang paling membosankan. Jadi saran saya, kiranya untuk para guru dapat memahami materi yang akan dijelaskan dan sering melakukan komunikasi dengan para murid agar terhindar dari kelas yang ‘membosankan’ selain itu, seringlah membuat kuis dan memberi rew, agar para murid tertarik untuk mengikuti pelajaran
Selain hal yang sudah saya tuliskan tadi, saya ingin mengungkapkan dan menambahkan beberapa tingkah laku para guru yang kadang membuat saya tidak suka, yaitu memberikan rew kehadiran. Saat B1, sejujurnya saya tidak pernah mengubah nominal dash saya dan pada akhirnya saya harus mengubahnya agar tidak di cap sebagai murid termisikin di Yeux (?) Mengapa? Saya merasa agak gimana gitu ya saat para guru membuat twit

“Yang hadir dapat 20D”

Disini saya menilai kalo para guru ternyata tidak memperhatikan kami selama proses pembelajaran di kelasnya. Saya mempunyai pemikiran, jadi yang hadir dan hanya sekedar menitip absen lalu bermain-main mendapat 20D? sedangkan yang berusaha aktif mati-matian menahan makian orang tuanya di rumah demi ingin mengikuti pelajarannya mendapatkan 20D juga? Sungguh itu sangat tidak adil. Jadi saya sarankan memberi rew itu mention ke si murid jangan di twit “Yang hadir dapat *sekian* dash”
Nah sekarang saya ingin berkomentar tentang para guru di luar kelas.
Saya melihat, para guru disini kepribadiannya banyak yang ‘sama’ dan tidak seperti sebagai guru
Maksudnya nya sikap dan tutur bahasa kalian terhadap kami itu (diluar kelas) udah layaknya seperti teman gitu menurut saya. Padahal guru itu harusnya harus bersikap dewasa dan kharismatik, sehingga kami para murid takut dan hormat pada kalian. Jujur saat awal saya masuk disini, saya hampir mengira sedang mention-an dgn teman saya, eh rupanya dengan salah satu guru Yeux. Kenapa? Karena tutur pembicaraannya sudah seperti teman saya yang lainnya
Saran saya, mungkin agak berat ya… coba sikap dan tata bicara para guru harus diubah menjadi lebih kalem dan serius. Ramah sih boleh agar tidak di cap ‘menyebalkan’ tapi ramah layaknya guru. Saya mempunyai pemikiran nih, bagaimana kalo dari beberapa guru di Yeux, diharuskan memiliki sifatnya tersendiri dan harus sering Less OOC atau OCRP? Kalem, tenang, galak, ramah, murah senyum, dll. Terserah anda deh mau yang kayak gimana asalakan kami selaku para murid bisa merasakan sensasi baru oleh para guru di Yeux diluar kelas
Demikian surat yang saya tuliskan. Adapula surat ini saya buat berasal dari inisiatif saya sendiri dan hanya ingin dipertimbangkan hasilnya. Jika ada pemilihan kata dan kalimat yang tidak pas atau tidak berkenan di hati saya mohon maaf. Saya masih tergolong orang yang miskin akan ilmu, jadi mohon bimbing saya. Sekian

Your student,

Max