Notes

The 30-Second Trick For Rakyat Merdeka - Biro Pasang Iklan Koran Kompas Poskota


<h1 style="clear:both" id="content-section-0">6 Simple Techniques For RMOL.ID - Republik Merdeka - Berita Terkini dan Terlengkap<br></h1>
<br>
<p class="p__0">Jika melihat persamaannya, kedua media ini samasama menilai bahwa sikap BNPT dalam menetapkan 19 pondok pesantren tidak terbuka dalam menjelaskan indikator yang digunakan BNPT. Kata Kunci: Framing, Pondok Pesantren, Radikal, CCNIndonesia. com dan Rmol. co viii, 86 hal,; 29,5 cm-- Products in UINJKT-IR are safeguarded by copyright, with all rights booked, unless otherwise suggested.</p>
<br>
<div itemscope itemtype="http://schema.org/ImageObject">
<img class="featurable" style="max-height:300px;max-width:400px;" itemprop="image" src="https://tile.loc.gov/storage-services/service/webcapture/project_1/thumbnails/lcwaS0032206.jpg" alt="Rmoljabar Parisvanjava - Home - Facebook"><span style="display:none" itemprop="caption">BUKU PROGRAM MERDEKA 2020-Flip eBook Pages 1 - 4- AnyFlip - AnyFlip</span>
</div>
<br>
<br>
<p class="p__1">Anna, Stephanie (2011) Analisis Wacana Berita Pemerkosaan Di Harian Kompas, Rakyat Merdeka Dan Pos Kota/Anna Stephanie. Skripsi thesis, UNIVERSITAS TARUMANEGARA. Complete text not available from this repository. Penelitian ini membahas mengenai berita pemerkosaan menggunakan analisis wacana. VIVA99 adalah salah satu bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan. Media, baik cetak atau pun elektronik dapat mengangkat kasus ini sebagai berita yang membela perempuan, atau sebaliknya untuk meningkatkan penjualan.</p>
<br>
<p class="p__2">Media yang diteliti adalah media cetak, yaitu Kompas, Rakyat Merdeka dan Pos Kota. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompas telah memiliki kepekaan gender di dalam berita yang diangkat. Rakyat Merdekatidak fokus terhadap masalah diskriminasi gender yang terjadi, lebih fokus kepada fungsi kontrol sosial. Sedangkan Pos Kota masih menggunakan berita pemerkosaan untuk meningkatkan oplah dengan mendramatisir peristiwa yang ada dan pemilihan kata, dalam menjalankan fungsi kontrol sosial, Pos Kota hanya melaporkan apa yang terjadi.</p>
<br>
<div itemscope itemtype="http://schema.org/ImageObject">
<img class="featurable" style="max-height:300px;max-width:400px;" itemprop="image" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/85/Merdeka_Day_Parade_08_-_57.jpg" alt="Rakyat Merdeka 01 JULI 2020"><span style="display:none" itemprop="caption">Rakyat Merdeka Online Award 2006 - Teguh Santosa</span>
</div>
<br>
<br>
<h1 style="clear:both" id="content-section-1">Rakyat Merdeka - Wikipedia Fundamentals Explained<br></h1>
<br>
<p class="p__3">Actions (login needed) View Item.</p>
<br>
<img width="304" src="https://4.bp.blogspot.com/-dylYYcD8KBs/TsBlHjJCm7I/AAAAAAAAAGY/lcp8PQ626Js/s1600/Slide1.JPG">
<br>
<div itemscope itemtype="http://schema.org/ImageObject">
<img class="featurable" style="max-height:300px;max-width:400px;" itemprop="image" src="https://1.bp.blogspot.com/-Gwrod4NbCQ0/XnHQ6d6kv6I/AAAAAAAAGW0/o5rWECXa9b8ffh94i9-Ay3cMsaqgl5olwCLcBGAsYHQ/s1600/COMPRO%2BRM%2B2020%2B%25282%2529-01.jpg" alt="Rakyat Merdeka Newspaper 08 June 2021 - Gramedia Digital"><span style="display:none" itemprop="caption">Now till 30 Sep 2021: COURTS SHARP Merdeka Sale - EverydayOnSales.com</span>
</div>
<br>
<br>
<p class="p__4">Rabu, 6 September 2006 22:23 WIB Jakarta (ANTARA News) - Teguh Santosa (31 ), Pemimpin Redaksi situs Rakyat Merdeka Online membantah dirinya melakukan penistaan agama saat memuat karikatur Nabi Muhammad SAW di media web. "Saya mempertanyakan, apakah pekerjaan saya selaku jurnalis yang melaporkan penghinaan yang dilakukan terhadap agama Islam menjadi bagian dari penghinaan itu sendiri? Apa saya menodai agama?" kata Teguh Santosa dalam eksepsi atau nota keberatannya yang dibacakan di PN Jakarta Selatan, Rabu.</p>
<br>
<p class="p__5">Ancaman pidana lima tahun penjara itu diatur dalam pasal yang didakwakan yaitu pasal 156 huruf a KUHPidana. Dalam eksepsinya, Teguh menyatakan dirinya adalah jurnalis yang berniat memberitakan pada publik mengenai akar masalah dalam kasus pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dilakukan sejumlah media di luar negeri. Menurut Teguh, pemuatan karikatur nabi di situs medianya itu tidak bertujuan memprovokasi pihak-pihak tertentu atau menyebarkan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.</p>
<br>

My Website: https://www.rakyatmerdekaonline.com