Notes

Beauty With A Purpose Project

beberapa minggu lalu aku pergi ke India, dengan tujuan mengetahui masyarakat disana dan membantu anak - anak yang kesulitan dalam pendidikan. ada suatu daerah, yang letaknya tidak begitu jauh dari kota namun mereka sangat kekurangan terutama dalam bidang pendidikan. aku mencari apakah ada perpustakaan lokal. memang ada, namun bukunya begitu sedikit dan tak layak. ada beberapa buku yang sudah berulang kali ditambal, sepertinya. terlihat dari robekan dan betapa lusuhnya buku tersebut. aku pun langsung mengambil gambar dari hal yang menurut ku mengenaskan. jika buku yang mereka miliki saja sudah usang begini bagaimana mereka memiliki niat untuk membaca? jujur saja jika aku menjadi salah satu dari anak tersebut tentu aku akan sangat malas untuk membaca buku tersebut. dengan kata - kata yang ku buat untuk mengajak masyarakat menyumbangkan buku, alat tulis maupun uang aku menyebar luaskan gambar tersebut.

sedikit banyak aku bertanya-tanya pada perpustakaan tersebut. seberapa sering pasokan buku datang. mereka menjawab tidak tentu, kadang dua kali dalam setahun. atau bahkan tidak sama sekali. aku hanya tersenyum miris menanggapi hal itu. kemudian ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu ketika ku tanya berapa kira - kira jumlah pengunjung dalam setahun. sang petugas malah menjawab mungkin sekitar seratus lima puluh orang saja. ya maksudku bagaimana bisa di masyarakat yang begitu ramai ini berpengunjung sedikit?

"kebanyakan dari mereka tidak terlalu mementingkan pendidikan", ucap si penjaga pada ku waktu itu. ia juga mengatakan mereka lebih mementingkan pekerjaan untuk bisa mencari sesuap nasi. jadi anak - anak diajak bekerja dan diajari cara orang tua mereka bekerja. padahal dengan pendidikan kita bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. banyak dari mereka yang sama sekali belum menyadari hal itu. yang menurutku sangat menyedihkan lagi adalah ketika hari pertama ku tiba disana, ada seorang anak sekitar umur tujuh tahun yang diajak orang tuanya untuk mengemis.

aku banyak bertanya pada si penjaga perpustakaan. tentang pendidikan di daerah tersebut. ia mengatakan sekolah yang dibangun oleh pemerintah itu buruk sekali kualitasnya. dari mulai gedung sekolah yang terus mengalami masalah, buku yang tidak tersedia, bahkan terkadang murid - murid harus duduk di lantai karena keterbatasan meja dan kursi. jadi sekolah swasta lebih unggul kualitasnya, namun tentu saja harus membayar biaya bulanan. tidak tanggung- tanggung mereka mematok harga yang cukup tinggi bahkan untuk sekolah dasar.

jadi aku menjelaskan maksud dan tujuan ku datang ke daerah tersebut. salah satunya adalah membuka kelas gratis untuk baca tulis. aku membaginya dalam kelompok anak-anak, remaja dan orang tua. aku sudah mempersiapkan segala sesuatu yang ku butuhkan seperti papan tulis dan spidol. tentunya dengan tikar, karena tak memadainya meja dan kursi.

beberapa boks buku juga didatangkan dari Miami. ada buku yang tadinya milikku, ada juga sumbangan teman - teman dan masyarakat disana. aku dan kru membagikan buku dan alat tuli gratis sebagai hadiah serta alat yang digunakan mereka hari ini. sebisa mungkin aku membuat acara hari ini tanpa dipungut biaya.

beberapa teman ku mengajar baca tulis di kelas remaja dan orang tua. aku sendiri memilih di kelas anak- anak terlebih dahulu. mereka sangat antusias ketika aku menyapa mereka dan memulai pelajaran. aku mengajarkan menulis huruf - huruf abc dalam bahasa inggris awalnya, namun karena sedikit yang mengerti jadi aku digantikan oleh kru yang merupakan orang India.

aku hanya melihat dan memantau jalan kegiatan tersebut. sempat aku singgah di kelas remaja dan orang tua. ternyata cukup banyak orang tua yang ikut dalam kelas membaca tulis, ku pikir mereka akan sibuk bekerja atau pun malu karena mempelajari hal - hal seperti ini.

buku- buku sumbangan dari masyarakat disusun rapi di perpustakaan setempat. aku senang karena akhirnya koleksi buku disana bertambah. karena tidak banyak yang dapat ku lakukan untuk mengajar baca tulis, jadi aku turut membantu dalam penyusunan buku. serta aku berkeliling desa untuk mengajak masyarakat sesekali berkunjung ke perpustakaan. dan memberitahu mereka betapa pendidikan itu penting.

setelah kurang lebih tiga hari aku berada di desa itu, aku kembali ke kota untuk menikmati India, berjalan - jalan dan mencari budaya baru. aku juga belajar cara memakai kain sutra mereka. India tempat yang sangat menyenangkan, sungguh. makanannnya lezat, budayanya unik dan terutama masyarakatnya sangat baik untuk diajak bekerja sama.

kalau bisa aku masih ingin tinggal lebih lama, namun tentu saja aku harus mengurus hal lain dan menyiapkan diri untuk tantangan selanjutnya dalam acara Miss World ini.