Notes

SariAgri - Cupang merupakan salah satu jenis ikan hias yang tengah digandrungi masyarakat. Selain keindahan warnanya, daya tarik ikan cupang adalah kecantikan coraknya.
Melansir dari New York Times, budidaya cupang merupakan budidaya ikan tertua dari semua jenis ikan. Ikan cupang telah dibudidayakan selama 1000 tahun. Hal ini terungkap dari penelitian yang ditayangkan ke layanan pracetak BioRxiv pada April lalu.
Ikan cupang dikenal sebagai petarung dan terbagi menjadi dua kelompok yaitu liar dan hias. Pertanian Warna cupang yang menarik dengan sirip panjang merupakan hasil pembiakan selektif dan cermat. Keragaman ikan cupang domestik juga mempengaruhi perubahan genetik ikan cupang liar.
Kandidat doktor University of Sydney, Yi-Kai Tea yang mempelajari evolusi dan spesiasi ikan menyamakan memelihara ikan dengan anjing. Berita Indonesia Meski tidak ikut terlibat dalam penelitian itu, Tea memuji dan menyebutnya sebagai studi besar pertama yang mengungkap dasar genetik untuk fenomena luar biasa pada ikan.
Baca Juga: Genjot Ekspor Perikanan Biak, KKP Akan Bangun Pabrik Es Berkapasitas 20 Ton Lima Jenis Ikan yang Bisa Dibudidayakan di Air Payau
Sebanyak 73 spesies cupang berasal dari Asia Tenggara. Namun spesies umum yang dijual di toko hewan peliharaan atau pasar ikan adalah Betta splendens. Ikan cupang itu lebih berwarna dibanding kebanyakan spesies liar.
Salah satu peneliti di Universitas Columbia dan penulis utama studi, Young Mi Kwon menjelaskan warna ikan cupang liar kusam dengan sirip pendek yang tidak mencolok seperti varietas hias. Cupang hias sangat agresif sehingga tidak dianjurkan menempatkan dua cupang jantan di satu wadah.
"Anda tidak dapat menempatkan dua cupang jantan di tangki yang sama. Mereka akan menyerang satu sama lain dan akan bertarung sampai mati," ucapnya.
Keagresifan ikan hias karena tujuan awalnya untuk bertarung layaknya sabung ayam. Pada abad ke-19 peternak mulai fokus pada pengembangan varietas ikan hias yang sangat populer di barat. Sejarah itu membentuk cupang hias yang sangat cantik dan pemarah.
Untuk melihat pembentukan cupang hias, Kwon dan tim ilmuwan mengumpulkan sampel DNA dari cupang liar dan domestik serta mengurutkan genomnya.
"Kami terkejut dengan berapa lama cupang telah menjadi bagian dari sejarah manusia -telah didomestikasi setidaknya selama 1000 tahun yang menjadikannya salah satu pembudidayaan ikan tertua," kata Kwon.
Penelitian itu juga menyoroti mengapa para peternak mampu mengembangkan lusinan varietas cupang berbeda. Ada cupang merah, kuning dan biru, cupang dengan sirip besar dan sirip kecil bahkan cupang menyerupai bendera Thailand.
Para peneliti juga menemukan cupang domestik secara genetik berbeda dengan cupang liar. Namun dalam beberapa tahun terakhir, cupang domestik telah kawin dengan cupang liar. Hibridisasi ini kemungkinan merupakan hasil pelepasan cupang domestik ke alam liar yang dikhawatirkan dapat merusak upaya konservasi. Bnyak spesies cupang liar terancam punah, terutama akibat hilangnya habitat.
Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bagaimana domestikasi mengubah gen spesies. Meski masih banyak yang harus dipelajari, proses itu telah menghasilkan sejumlah besar ikan cantik dengan warna dan bentuk fantastis yang mungkin tidak pernah ada sebelumnya.
Video terkait:
Read More: https://sariagri.id/tags