Notes

SariAgri - PLT Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Edi Wibowo mengatakan bahwa sawit telah berkontribusi menjadikan Indonesia menjadi produsen biodisel energi terbarukan yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan fossil fuel."Biodiesel berbasis sawit tersebut terbukti secara teknis tidak ada kendala yang signifikan dicampurkan dengan minyak solar, baik dalam B15 sejak 2015, B20 mulai awal 2016 sampai dengan B30 sejak 2020. Digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin diesel," kata Edi dalam sebuah webinar yang diadakan SariAgri, Selasa (25/5/2021).Edi juga menjelaskan terdapat beberapa manfaat yang dirasakan dengan adanya program mandatory biodiesel sejak 2015 hinngga 2020, yaitu stabilisasi industri sawit yang berkelanjutan dengan stabilnya harga Crude Palm Oil (CPO), mengurangi impor minyak bumi khususnya minyak solar, mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga memberikan pemasukan kas negara.
Baca Juga: Nilai Perdagangan Surplus, RI-Rusia Kerja Sama Transfer Teknologi Pertanian Harga Sawit Naik Bikin Nilai Ekspor April 2021 Meningkat Tajam
Adapun Edi menerangkan bahwa keberhasilan program B30 menjadikan Indonesia menjadi negara satu-satunya di dunia yang pertama kali melakukan campuran tertinggi biodiesel berbasis CPO yaitu 30 persen. Dimana negara lain campuran biodiselnya masih berkisar 2,5 persen sampai 10 persen dalam minyak solar.Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dari ITB, lanjut Edi, masih ada harapan bahwa bahan bakar berbasis sawit lainnya selain biodisel berpeluang besar untuk dikembangkan seperti, bensi sawit, bensa, ben gasoline, green diesel dan juga bio avtur." http://qooh.me/cokeplane26 Jika biodisel dapat menggantikan impor minyak solar, diharapkan dengan adanya bensi sawit akan dapat mengurangi impor bahan bakar minyak jenis gasoline atau bensin," pungkasnya.
Video Terkait:
Website: http://qooh.me/cokeplane26