Notes

SariAgri -  Di masa pandemi Covid-19 ini, kebijakan pemerintah mengenai mandatori bahan bakar hijau atau biodiesel dari kelapa sawit (B30) terbukti mampu menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani serta peningkatan konsumsi domestik.
Sebagaimana disadur dari BPDPKS, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung menjabarkan, implementasi program B30 membawa dampak stabilitas harga TBS petani sawit Indonesia.
"Mandatori B30, telah membuat kagum tidak hanya bagi negara-negara produsen kelapa sawit namun juga membuat dunia terpesona," tambah Gulat.
Lebih lanjut Gulat memaparkan, mandatori B30 salah satu pendorong peningkatan harga minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dunia meningkat di tengah masih lemahnya perekonomian dunia akibat Covid-19. Menurutnya, terdapat lima pendorong kenaikan harga CPO, yaitu:
Pertama, tingginya serapan CPO domestik dengan B30 yang mencapai 7,226 juta ton CPO pada 2020 sehingga mengakibatkan kelangkaan CPO dunia dan berlakulah teori ekonomi.
Kedua, dunia tidak bisa lepas dari ketergantungan CPO Indonesia, meskipun banyak negara sebagai penghasil minyak nabati dari tanaman selain sawit, namun efisiensi ekonomisnya 9,8 kali lebih mahal dibanding sawit (jika ditinjau dari penggunaan lahan). Ibaratnya, jika pisang goreng dimasak menggunakan minyak goreng biji bunga matahari maka harga pisang goreng tersebut bisa mencapai Rp 42.000 per satuannya.
Ketiga, tangki penimbunan CPO di negara-negara importir CPO Indonesia hanya terisi 30 – 60 persen dari total kapasitas normalnya karena terjadi kelangkaan CPO dunia.
Keempat, terjadi penurunan aktivitas budidaya tanaman penghasil minyak nabati di Eropa dan negara-negara produsen minyak nabati lain sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Perikanan Sementara itu, berdasarkan hasil survei APKASINDO di 22 provinsi di Indonesia pada tahun 2020, aktivitas agronomi dan agroindustri kelapa sawit sama sekali tidak terganggu.
Kelima, terbongkarnya rahasia negara-negara importir CPO Indonesia bahwa tujuan mereka mengimpor CPO bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi (yang selama ini digaungkan seperti itu), tetapi juga untuk kebutuhan biodiesel, bahan bakar lainnya, dan reselling (menjual kembali).
“Kelima faktor inilah mengapa harga CPO meningkat drastis. Sesungguhnya tanpa kejadian Pandemi Covid-19 pun harga CPO akan semakin naik. Kata kuncinya serapan domestik CPO Indonesia melalui program biodiesel,” ungkap Gulat.
Baca Juga: Selain Permintaan Pasar Global, Ini Pemicu Kenaikan Harga TBS Sawit Kalbar CPO Sebagai Bahan Bakar PLTD Mulai Dikaji
Seperti diketahui bahan bakar minyak nabati atau bioenergi berbahan dari kelapa sawit digunakan dalam B30. Lalu adakah manfaat B30 bagi petani Kelapa Sawit dan pelaku usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK) berbasis kelapa sawit? Ikuti webinar Strategi Mendorong UKMK Kelapa Sawit Terjun ke Industri Bahan Bakar Hijau (B30) pada hari Selasa, 25 Mei 2021. Caranya dengan mendaftar di link https://bit.ly/25HZhsr .
My Website: https://oglasise.mk/index.php?page=user&action=pub_profile&id=149269