NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Terima Kasih, Kim Tae-yong

“Halo, semuanya, nama saya Kim Tae-yong dari ‘SM Rookies’,” Tae-yong tersenyum lebar menatapi lensa dari kamera yang ia pegang sendiri. “Kalian boleh memanggil saya cukup dengan ‘Tae-yong’. Hari ini, kami akan merekam sebuah video untuk mewawancarai anggota-anggota ‘SM Rookies’ lainnya. Ayo kita mulai,” Tae-yong memutar kamera yang ia pegang sehingga lensanya menghadap sebuah pintu di depannya. “Mari kita memasuki ruang latihan dance ‘SM Rookies’.” Tae-yong memutar pegangan pintu dan membukanya, sehingga terlihatlah beberapa orang anak laki-laki yang sedang duduk-duduk di lantai.
“Hi, semuanya. Saat ini kami sedang membuat sebuah video rekaman untuk mewawancarai anggota-anggota ‘SM Rookies’. Ayo, perkenalkan diri kalian satu persatu, mulai dari kau, Jae-hyun.” Tae-yong mengarahkan kamera ke wajah seorang laki-laki tinggi dengan wajah yang tampan. “Halo, semuanya. Nama saya Seo Jae-hyun. Kalian cukup memanggil saya dengan ‘Jae-hyun’. Saya berumur 18 tahun ini. Saat kecil, saya bercita-cita ingin menjadi seorang pemain biola, namun sekarang saya lebih sering berlatih menyanyi dan dance. Saya akan terus bekerja keras agar bisa mencapai kesuksesan. Terima kasih.” Tae-yong lalu mengarahkan lensa kamera ke arah seorang laki-laki lain yang juga sama tampannya. Hanya saja, mata laki-laki ini lebih bulat daripada mata Jae-hyun. “Halo, semuanya. Nama saya Mark Kim, biasa dipanggil ‘Mark’. Saya maknae (anggota termuda) di ‘SM Rookies’. Sejak kecil, saya sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi. Tahun ini, saya berumur 16 tahun. Saya akan terus bekerja keras untuk memperbaiki kekurangan saya. Semoga kalian terus mendukung saya. Terima kasih.” “Halo, nama saya Terada Yuta, biasa dipanggil ‘Yuta’. Umur saya 17 tahun ini, dan saya berasal dari Jepang, jadi bahasa Korea saya tidak terlalu lancar. Namun, saya akan terus belajar agar bisa berbicara dengan lancar. Terima kasih.” “Halo, semuanya. Apa kabar? Saya Henry Wu atau yang biasanya dipanggil ‘Henry’. Saya berumur 18 tahun ini. Saya lahir di Cina, tetapi dibesarkan di Canada. Saat ini, saya juga sedang belajar bahasa Korea. Saya akan terus bekerja keras. Terima kasih.” “Halo, saya Eric Byun yang biasanya dipanggil ‘Eric’. Saya berumur 17 tahun. Saya lahir di Korea, tetapi pindah ke Amerika saat berumur 10 tahun. Saya akan terus belajar untuk mengembangkan talenta saya agar bisa menjadi seorang Eric yang lebih baik. Terima kasih.”
“Tae-yong mengarahkan kamera kembali ke wajahnya sendiri. “Seperti yang sudah saya katakan tadi, nama saya Kim Tae-yong yang berumur hanya satu hari lebih tua daripada Jae-hyun. Kami bersahabat baik. Sejak kecil, saya bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi. Nah, begitulah wawancara kecil kami dengan para anggota ‘SM Rookies’. Saya berharap kalian semua akan terus mendukung kami, agar bisa mencapai kesuksesan. Kami akan terus bekerja keras. Terima kasih.” Tae-yong pun menekan tombol ‘stop’ pada kamera dan meletakkannya di lantai.
“Hyung, sudahkah kau menekan tombol ‘stop’?” tanya Mark dari seberang ruangan. “Ya, sudah,” jawab Tae-yong sambil duduk di lantai. “Sepertinya aku merekam video tersebut dengan baik. Kalian mau lihat?” “Boleh. Ayo, kita lihat bersama-sama,” kata Jae-hyun. Mereka bertujuh duduk di lantai sambil melihat video hasil rekaman Tae-yong.
Kim Tae-yong, Seo Jae-hyun, Henry Wu, Eric Byun, Terada Yuta, dan Mark Kim merupakan 6 trainee terbaik SM Entertainment yang dibentuk menjadi sebuah group bernama ‘SM Rookies’. Sebenarnya, mereka belum debut secara official, hanya saja mereka sudah diperkenalkan kepada umum. Saat ini, Tae-yong, Jae-hyun, dan Henry duduk di bangku kelas 12, Eric dan Yuta duduk di bangku kelas 11, sedangkan Mark masih duduk di bangku kelas 10. Tae-yong dan Jae-hyun sudah menjalani masa ‘training’ mereka selama 4 tahun, Henry dan Yuta selama 3 tahun, sedangkan Mark dan Eric masing-masing selama 2.5 dan 1.5 tahun. Mereka menjalani hidup trainee yang biasa – berlatih menyanyi, dance, dan belajar bahasa Inggris, Mandarin, dan bahasa penyiaran.
“Rekamannya bagus,” kata Jae-hyun. “Kapan kau akan memberikannya kepada manager hyung?” “Nanti saja, saat kita kembali ke asrama,” jawab Tae-yong sambil mematikan kamera. “Ayo kita mulai latihan.” Mereka bertujuh berdiri dan mengatur posisi. Henry menyalakan lagu dan mereka mulai berlatih koreografi lagu ‘Growl’ milik EXO, dilanjutkan dengan koreografi lagu ‘Juliette’ milik SHINee. Latihan mereka hari itu berjalan dengan lancar dan mereka pulang ke asrama malam harinya.
Mereka bertujuh bersekolah di sekolah yang sama, yaitu Seoul Arts High School. Karena itu, mereka selalu pergi ke sekolah bersama-sama. Kegiatan belajar-mengajar pada hari itu sudah dimulai. Semuanya berjalan seperti biasa. Tak ada yang menyangka bahwa hari itu akan terjadi sebuah peristiwa yang tak pernah terpikirkan. Sebuah peristiwa yang akan mengubah persahabatan mereka.
Pada jam pelajaran ke-5, saat kelas 12A sedang belajar pelajaran Sejarah, Pak Kepala Sekolah masuk ke dalam kelas bersama dengan manager ‘SM Rookies’. Tae-yong, Jae-hyun, dan Henry saling berpandangan. Mereka bingung karena sebelumnya manager mereka belum pernah datang ke sekolah. Pak Manager berjalan ke arah Tae-yong dan Jae-hyun yang duduk bersebelahan dan berkata dengan suara pelan, “Tae-yong dan Jae-hyun, sesuatu yang mendesak telah terjadi. Bereskan barang kalian dan ikuti saya.” Tae-yong dan Jae-hyun memasukkan buku-buku dan alat tulis mereka ke dalam tas, membungkukkan badan kepada Pak Guru, lalu berjalan keluar kelas dan mengikuti Pak Manager ke dalam mobil. Pak Manager mengemudikan mobil mereka, sementara keduanya duduk diam di belakang. Malam harinya, mereka berdua tidak pulang ke asrama sehingga anggota-anggota ‘SM Rookies’ lainnya menjadi khawatir.
“Tae-yong tidak bisa dihubungi,” kata Henry. “Coba hubungi Jae-hyun.” “Jae-hyun hyung juga tidak bisa dihubungi. Saya sudah mencoba tadi,” kata Eric. “Apa yang harus kita lakukan?” tanya Mark. “Sudahlah, kita tidur saja,” kata Henry. “Mungkin ada urusan bisnis dengan keluarga mereka. Itu, kan, sering terjadi. Tae-yong dan Jae-hyun merupakan sahabat baik, lagipula mereka yang paling tua di antara kami. Mereka pasti bisa mengurus diri mereka sendiri,” kata Henry. “Percayalah pada mereka. Jangan khawatir,” ia berusaha menenangkan adik-adiknya.
Keesokan paginya, Yuta yang pertama bangun. Ia masuk ke dapur dan mengambil segelas air putih. Kemudian, ia berjalan ke arah lorong yang menuju ke kamar-kamar para anggota lainnya. Saat melewati pintu depan apartemen mereka, ia mengambil koran yang tergeletak di lantai depan pintu. “Oh, ada berita apa ini?” katanya pada diri sendiri, lalu cepat-cepat meminum air yang ia bawa dan menaruh gelas kosongnya di meja makan. Ia membawa koran tersebut dan masuk ke dalam kamar yang ia tempati bersama Mark.
“Mark, ayo bangun! Lihat ada berita apa ini?” katanya menggoyang-goyangkan tubuh Mark yang masih pulas. Mark bangun dan menatapnya dengan muka kesal. “Ada apa berteriak-teriak pagi-pagi begini, hyung?” “Lihat! Ada gambar Tae-yong hyung dan Jae-hyun hyung pada koran hari ini!” kata Yuta. “Aku akan menanyakannya pada Eric,” lanjutnya sambil berlari keluar kamar menuju ke kamar sebelah. “Henry hyung! Eric! Eric, cepat bangun,” kata Yuta. “Ada gambar Tae-yong hyung dan Jae-hyun hyung pada koran hari ini. Ada apa?” Henry dan Eric langsung terbangun dan duduk sambil memegangi koran yang diperlihatkan Yuta. Mark juga sudah masuk ke dalam kamar tersebut.
“Kemarin siang, terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas di kawasan Gangnam, Seoul. Sebuah mobil Mercedes benz yang ditumpangi oleh CEO Daesan Group dan isterinya bersama seorang sopir mengalami tabrakan dengan mobil BMW yang ditumpangi oleh CEO Jaejoon Cooperation dan isterinya yang juga bersama dengan seorang sopir. Roda mobil yang ditumpangi oleh CEO Jae-joon Cooperation terlepas dan menyebabkan mobil hilang kendali sehingga menabrak mobil yang ditumpangi oleh CEO Daesan Group. Kedua CEO dan isteri mereka, serta sopir yang mengendarai kedua mobil, tewas seketika dalam kecelakaan tersebut. Seorang saksi mata mengatakan bahwa sebelum kejadian, kedua mobil tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Hingga kini, belum diketahui nasib dari Daesan Group dan Jae-joon Cooperation, serta kedua anak mereka yang merupakan anggota ‘SM Rookies’, Kim Tae-yong dan Seo Jae-hyun.”
“Apa? CEO Jae-joon dan Daesan, orang tua Tae-yong hyung dan Jae-hyun hyung, meninggal dalam kecelakaan?” kata Yuta. “Jadi, karena itulah kemarin mereka tidak dapat dihubungi.” “Lalu sekarang bagaimana? Apa yang harus kita lakukan? Saya khawatir terhadap mereka,” kata Mark. “Tenang, kita lakukan aktivitas seperti biasa saja, sampai ada instruksi dari manager hyung,” kata Henry. “Nanti sore, kita akan pergi mengunjungi Tae-yong dan Jae-hyun di rumah duka.”
Sore harinya, kelima anggota lain ikut dalam prosesi pemakaman orang tua Tae-yong dan Jae-hyun. Keduanya tak henti menangis saat jenazah orang tua mereka dimasukkan ke dalam mobil jenazah dan pemberian penghormatan terakhir. Beruntung, para anggota yang sudah seperti keluarga sendiri bagi mereka, ada di sana untuk menghibur mereka. Malam itu juga, keduanya pulang ke asrama, walau belum perlu melakukan aktivitas normal sebagai trainee. Tae-yong terduduk lemas di ranjangnya sambil bersandar pada tembok. Ia menangis tanpa suara sambil menutupi mukanya dengan kedua lututnya. Jae-hyun yang baru selesai mandi duduk di sampingnya dan memeluk tubuhnya. Mereka berdua menangis selama beberapa saat. “Maafkan aku, Tae-yong. Maafkan kedua orang tuaku,” bisiknya. Tae-yong mengangkat kepalanya dan memandang wajah Jae-hyun sejenak. “Tidak. Aku tidak ingin melihat wajahmu. Dan aku juga tidak akan pernah memaafkanmu.” “Kumohon, Tae-yong-ah,” kata Jae-hyun lagi sambil terisak. “Tidak,” teriak Tae-yong. “Jangan panggil aku seperti itu lagi. Kupikir kita sahabat baik. Tak kusangka, orang tuamulah yang menyebabkan kematian orang tuaku,” Tae-yong terisak. “Aku tak akan pernah memaafkan kedua orang tuamu, Seo Jae-hyun. Dan aku juga takkan memaafkan atau pun melihat wajahmu, karena dengan memaafkanmu, berarti aku telah memaafkan pembunuh kedua orang tuaku.” “Tae-yong…” “Tidak. Maafkan aku, Jae-hyun. Persahabatan kita sudah berakhir di sini,” kata Tae-yong. Ia mengambil bantal dan selimutnya, lalu berjalan keluar pintu melewati anggota-anggota lainnya yang datang karena mendengar teriakan Tae-yong. Ia meletakkan bantalnya, membaringkan tubuhnya di atas sofa, lalu menutupi dirinya dengan selimut.
Jae-hyun berdiri dari ranjang dan berjalan keluar hendak kembali membujuk Tae-yong, tetapi Henry menahannya. “Lebih baik besok saja, Jae-hyun. Sepertinya dia sudah lelah. Mungkin besok dia akan berubah pikiran.” “Ya, yang dikatakan Henry hyung benar. Hyung tidur dulu saja sekarang. Hyung juga pasti lelah. Selamat tidur!” kata Eric. “Selamat tidur, hyung!” Semuanya masuk ke dalam kamar masing-masing kecuali Tae-yong yang malam itu tidur di sofa. “Hyung, saya khawatir terhadap Tae-yong hyung dan Jae-hyun hyung. Apa yang akan terjadi kalau keduanya tak kunjung berbaikan?” tanya Mark. Tetapi pertanyaannya tidak mendapat jawaban, karena hyung sekamarnya, Yuta sudah tertidur pulas. Ia pun menutup matanya dan terhanyut dalam dunia mimpi.
Namun, ternyata dugaan Henry salah. Tae-yong dan Jae-hyun belum juga berbaikan pada keesokan harinya, dan bahkan sampai dengan 1 bulan ke depan. Sikap Tae-yong sudah tidak terlalu kasar tetapi ia tetap tidak mau bertatapan muka atau berbicara langsung kepada Jae-hyun. “Sabar, hyung. Suatu hari, Tae-yong hyung pasti akan memaafkanmu,” kata Eric menghibur Jae-hyun. “Kuharap yang kau katakan benar.” Latihan dan aktivitas lain mereka berjalan seperti biasa. Pada suatu hari, manager mereka mengumumkan rencana debut sebuah boyband beranggotakan 6 orang, dua bulan ke depan. Mereka harus mulai merekam video-video teaser debut mereka. “Kalian akan debut kalau kerja sama kalian bagus. Jadi, untuk Tae-yong dan Jae-hyun, kalian selesaikan masalah kalian sendiri. Saya tidak akan ikut campur dalam masalah pribadi kalian,” kata Pak Manager.
Malam hari itu hari Sabtu. Eric mengajak Tae-yong duduk di teras apartemen mereka. “Hyung, apakah kau mengenal Seseorang bernama Yesus?” “Dulu aku mengenal-Nya dan aku tahu tentang jalan hidup-Nya, tetapi sekarang aku mengerti bahwa dalam dunia ini, tidak ada kata ‘TUHAN’. Aku tidak percaya pada Yesus.” “Mengapa demikian?” “Kalau ada Tuhan di dunia ini, mengapa Dia membiarkan semua ini terjadi? Mengapa Dia mengambil kedua orang tuaku dan merusak persahabatan kami? Aku tidak mengerti.” “Hyung, ayah saya pernah bercerita tentang Seseorang yang sangat hebat. Dia merupakan seorang pencipta dan Dia sangat menyayangi ciptaan-Nya. Tetapi pada suatu hari, ciptaan-Nya memberontak dan menyakiti hati-Nya. Menurut hyung, apa yang sebaiknya Ia lakukan?” “Hancurkan saja ciptaan tersebut, masakan sebuah ciptaan memberontak terhadap Penciptanya?” “Nah, itulah kita, hyung. Itulah manusia. Kita diciptakan Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya. Kita merupakan makhluk ciptaan-Nya yang paling istimewa. Tetapi apa yang kita lakukan? Kita melakukan dosa. Kita sudah memberontak dan menyimpang dari jalan Tuhan.” Tae-yong mengangguk-anggukkan kepalanya. “Lalu? Apa yang Tuhan lakukan? Mengapa Ia tidak memusnahkan kita? Mengapa kita masih hidup sampai sekarang ini?” “Tuhan tidak demikian, hyung. Ia sangat mengasihi kita. Bahkan, karena begitu besarnya kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Hyung tahu? Tuhan Yesus disalibkan di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Dia adalah Tuhan dan bisa saja memusnahkan kita seperti yang dikatakan oleh hyung tadi, tetapi Dia rela menanggung semua penderitaan tersebut agar kita selamat dan masuk Sorga. Dia bisa saja menggunakan kuasa-Nya untuk memusnahkan orang-orang yang mencambuk dan menyalibkan-Nya, tetapi Dia memilih untuk menanggung semua penderitaan ini karena sebuah kata, hyung – KASIH. Dia sangat mengasihi kita. Tidak ada kasih yang melebihi kasih Allah akan umat ciptaan-Nya.” “Lalu, mengapa Tuhan Yesus membiarkan semua ini menimpaku? Mengapa Dia harus membiarkan persahabatan kami yang dulu begitu erat sekarang terpecah seperti ini?” “Hyung, Tuhan Yesus tidak pernah memberikan penderitaan melebihi apa yang mampu kita hadapi. Hyung tahu tokoh Alkitab bernama Ayub?” “Ya.” “Tabahlah seperti Ayub. Dia tetap setia walaupun dalam penderitaan. Hyung, kumohon, pikirkan tentang Jae-hyun hyung. Dapatkah hyung memaafkannya? Tuhan Yesus sudah mengampuni semua dosa kita sebagai ciptaan-Nya yang hina. Masakan hyung tidak dapat memaafkan Jae-hyun hyung?” Tae-yong terdiam. “Itu merupakan sebuah kecelakaan yang tidak disengajakan, lupakanlah kejadian itu. Saya tahu hyung sangat sedih, tetapi masakan hyung masih belum bisa memaafkan Jae-hyun hyung? Maafkan saya kalau terlalu banyak mengurusi masalah pribadi hyung. Besok saya akan membawa hyung ke suatu tempat. Beri tahu saya besok pagi apakah hyung ingin ikut atau tidak. Kalau begitu, saya masuk dulu, hyung,” kata Eric meninggalkan Tae-yong yang masih termenung di teras.
Eric masuk ke dalam kamarnya dan mencuci mukanya hendak tidur. Teman sekamarnya, Henry masuk beberapa saat kemudian dan masuk ke dalam selimutnya. Beberapa saat kemudian, Eric mematikan lampu dan menyusulnya masuk ke dalam selimut. “Eric-ah,” panggil Henry. “Ya, hyung?” “Apakah semua yang tadi kau katakan pada Tae-yong benar? Tentang Tuhan Yesus?” “Ya. Hyung mendengarnya?” “Aku ingin ikut dengan kalian ke tempat yang akan kalian kunjungi besok.” “Baiklah, hyung. Aku akan mengajakmu juga ke sana.” “Terima kasih, Eric. Selamat tidur!” “Selamat tidur, hyung!”
Keesokan paginya, saat Eric keluar dari kamarnya dengan pakaian lengkap, Tae-yong dan Henry sudah duduk menunggunya di sofa. “Ayo, hyung, kita berangkat,” kata Eric sambil membuka pintu depan apartemen. “Saya akan membawa kalian ke suatu tempat yang bernama Gereja. Saya sendiri pergi ke sana setiap hari Minggu.” Hari itu, Tae-yong dan Henry belajar banyak di gereja. Mereka belajar tentang siapa diri Yesus yang mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia.
Tiga minggu sebelum hari debut official mereka, saat mereka sedang berada di dalam ruang latihan dance, Tae-yong terlihat sedang memasukkan semua barangnya dari loker ke dalam tas ransel yang dibawanya. “Ada apa? Mengapa kau seperti tidak akan berada di sini lagi?” tanya Henry. “Aku sudah tidak menjadi trainee lagi. Kalian berenam, jadikanlah Jae-hyun pemimpin baru untuk group ini dan bekerja samalah dengan baik. Good luck untuk debut kalian tiga minggu lagi,” kata Tae-yong. Wajahnya terlihat agak pucat dengan ekspresi sedih. “Tapi… debut kita tinggal tiga minggu lagi. Tae-yong, kalau kau keluar karena aku, jangan lakukan itu. Biarlah aku yang keluar dari group ini. Kau tidak bisa membatalkan niatmu untuk menjadi seorang penyanyi. Aku tahu bahwa menjadi seorang penyanyi adalah mimpimu sejak kecil,” kata Jae-hyun. “Aku keluar bukan karenamu, Jae-hyun. Aku keluar karena keinginanku sendiri. Jaga diri kalian baik-baik. Aku pasti akan menonton penampilan debut kalian. Sampai jumpa!” Tae-yong berjalan keluar ruangan dan membungkukkan badannya kepada Pak Manager yang sedang berjalan masuk ke dalam ruangan. Jae-hyun sendiri terkejut karena Tae-yong akhirnya mau menyebut namanya. “Tae-yong menderita penyakit pneumonia. Karena itulah dia tidak bisa debut. Kalian pasti khawatir karena sekarang tinggal berlima saja. Tetapi aku berharap kalian akan bekerja sama dengan baik. Hari debut kalian sudah dekat. Jangan sia-siakan waktu latihan kalian,” kata Pak Manager pada mereka.

     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.