Notes

Sore harinya, mereka mengunjungi Tae-yong yang kini dirawat di rumah sakit. “Sisa waktunya untuk hidup hanya beberapa minggu saja,” bisik seorang perawat pada mereka. Keenam laki-laki itu menghabiskan sisa waktu tiga minggu itu untuk latihan mempersiapkan debut mereka dan mengunjungi Tae-yong pada malam harinya. Malam sebelum hari debut mereka, Tae-yong menuliskan pada secarik kertas kecil: ‘Good luck untuk debut kalian besok. Besok adalah tanggal 1 Juli, hari ulang tahunku. Berikanlah yang terbaik dari kalian. Aku akan menonton kalian di TV. ‘G5G’ fighting!’ Keesokan paginya, sebelum berangkat ke lokasi debut, mereka terlebih dahulu mengunjungi Tae-yong. “Selamat ulang tahun, hyung!” Debut mereka berjalan dengan lancar dan reaksi dari penonton juga memuaskan. Malam hari itu, dengan tubuh yang lelah usai menampilkan lagu debut mereka, kelima anggota ‘G5G’ membuka pintu kamar rumah sakit VIP tempat Tae-yong dirawat, tetapi tidak mendapati seorang pun di dalamnya. “Ke mana hyung?” Ranjang bekas tempat berbaring Tae-yong masih berantakan, tetapi mesin-mesin sudah tidak berfungsi dan dicopot. Mark mengambil sehelai kertas yang ditaruh di atas ranjang rumah sakit.
‘Kim Tae-yong: 1 Juli 1997 pk. 09.27 – 1 Juli 2015 pk. 21.25.’ Ia terduduk lemas di samping ranjang bekas Tae-yong. Anggota-anggota lainnya berlarian ke arah maknae mereka. “Kau baik-baik saja?” Mark menunjuk kertas yang tergeletak di sampingnya.
‘Kim Tae-yong : 1 Juli 1997 – 1 Juli 2015’ kata-kata tersebut tidak dapat hilang dari ingatan Jae-hyun. Usai prosesi pemakaman sahabat mereka, Tae-yong, kelima anggota ‘G5G’ kembali ke kamar rumah sakit Tae-yong untuk membereskan barang-barangnya. Jae-hyun membuka laci meja di samping ranjang bekas Tae-yong dan mendapati sebuah pena serta secarik surat yang terlipat rapi di salah satu sudut laci tersebut. ‘Untuk Seo Jae-hyun, dari Kim Tae-yong’ tertera pada bagian atas surat tersebut. Jae-hyun memasukkan surat tersebut ke dalam kantong kemejanya dan melanjutkan membereskan ruangan bersama anggota-anggota groupnya.
Pukul 11.30 malam, keenam anggota ‘G5G’ sudah kembali ke asrama dan bersiap-siap untuk tidur. Jae-hyun berjalan ke teras apartemen mereka sambil membawa surat Tae-yong yang ditujukan padanya.
‘Jae-hyun sahabatku. Aku tahu bahwa mungkin saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada lagi di dunia. Terimalah surat ini sebagai hadiah terakhirku. Aku ingin meminta maaf karena sifat keras kepala dan rasa dendamku padamu. Maafkan aku karena tidak bisa mengatakan hal ini secara langsung kepadamu. Aku telah lama memaafkanmu, berkat Eric yang menceritakan kepadaku tentang Seseorang yang hebat dan Mahakasih bernama Yesus. J-A-E-H-Y-U-N. Aku ingin menulis namamu sekali lagi sebelum aku pergi. Terima kasih atas semua waktu yang sudah kita habiskan bersama. Aku berharap persahabatan kita akan tetap berjalan sampai selamanya. Jangan lupakan aku, Tae-yong, sahabatmu. Oh, ya, dan perusahaan keluargaku, Dae-san Group, kuharap kau akan menerimanya dengan tulus hati. Penampilan debut kalian tadi juga sangat bagus. Jadilah seorang penyanyi yang terkenal sekaligus seorang pengusaha yang sukses. Terimalah pemberianku ini. Sekarang aku tahu bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan melebihi apa yang mampu kita hadapi. Tetaplah tabah dalam menjalani hidup ini. Sekali lagi, terima kasih, sahabatku. -Selamat ulang tahun, Jae-hyun-ah, ‘fighting!’-
1 Juli 2015, Kim Tae-yong’
Jae-hyun membaca tulisan acak-acakan yang seperti ditulis cepat-cepat itu dengan berderai air mata. Ia mengangkat kepalanya menatapi langit malam yang tak berbintang.
Pada tepat pukul 23.59 tanggal 2 Juli 2015, di bawah sinar rembulan menit terakhir ulang tahunnya sendiri, Jae-hyun selesai membaca surat dari Tae-yong, sahabat dekatnya itu. Setetes air matanya jatuh ke atas surat yang ia pegang. “Terima kasih, Kim Tae-yong, sahabatku…,” bisiknya pelan.