NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

“DECEMBER”
November mungkin sudah usai,Desember pagi membuatku terbangun~
Minggu,1 Desember 2013
Usai mengitari alun – alun tempatku jogging pagi,aku terduduk diam dikarpet tipis dengan kaki selonjor. Disekitarku tengah ramai orang menyantap makan pagi yg mereka beli dipenjual sekitar sini,tak terkecuali aku yg sedang duduk menunggu ibu penjual memberiku bubur hangat dan segelas teh yg tak jauh hangat seperti buburku.
“Ini buburmu,nak” Kata si ibu penjual sembari menyodorkan semangkuk bubur dan segelas teh yg segera meleburkan lamunanku. Ku tatap wajah ibu penjual yg bersinar karna pantulan sinar matahari,aku mengamati wajahnya dan ku ulang kata – kata ibu penjual tadi didalam otakku. Terus dan terus aku menatapnya,tak sadar air mata ini hampir terjatuh karna tak kuat menahan banyaknya air yg ingin mengalir dan melupakan bubur juga teh yg tadi dibawa sang ibu penjual
“loh? Kenapa kamu menangis?”Bingungnya,aku tersadar dan mengusap airmataku sepintas lalu tersenyum pada ibu itu dan mengambil makananku. Ibu itu hanya tersenyum dan kembali berjualan
Aku memakan buburku dengan pelan sembari melihat sekitar alun – alun yg masih saja ramai dengan pelari pelari amatir yg hanya berlari disini saat hari minggu tiba. Mataku tertuju pada seorang anak laki laki kira – kira berumur 4 tahun tengah asyik berjalan sembari membawa mainannya yg setiap digoyangkan maka mainan itu akan berbunyi lucu. Dibelakang anak laki – laki itu ada ayah,ibu dan mungkin juga kakaknya yg memakai celana pendek dengan rambut diikat keatas. Si kakak hanya melihat adiknya yg berjalan dengan senang lalu disaat ada sebuah motor melaju kencang dari belakang mereka,si adik berjalan menjauh dari kakak dan orang tua mereka. Saat motor itu hampir menghantam si adik,kakaknya yg tanggap langsung memeluk adiknya dan membuat mereka terpelantik sejauh 2 meter dari tempat tabrakan. Beberapa orang menghampiri mereka entah bertujuan membantu atau hanya melihat. Si kakak mengeluarkan banyak darah dari lengan kanan dan kirinya sementara si adik hanya memar juga luka di tangan,yg lebih membuat heboh adalah si adik yg menangis sangat keras dan si kakak yg hanya diam mematung melihat adiknya
Aku meninggalkan mangkuk buburku dan berlari menuju kakak adik tersebut,benar saja… Si Kakak terlihat sangat khawatir terhadap luka adiknya yg tidak ada secuil kuku bila dibandingkan dengan lukanya. Setelah para warga bubar dan mereka melanjutkan berjalan,aku terus mengikuti mereka walau dari kejauhan. Sang ibu terus menjewer telinga si kakak sampai si kakak akhirnya menangis karna mendapat omongan – omongan tidak sedap dari sang ibu. Tamparan demi tamparan juga diarahkan pada pipi si kakak hingga pipi putihnya ikut memerah,sang ayah hanya menenangkan si adik dan sesekali mengingatkan istrinya agar tidak memarahi si kakak lebih keras hingga akhirnya sang ibu jengkel dan meninggalkan mereka lalu berjalan menggendong si adik pergi
“Ayah akan kejar ibumu,tunggu sebentar”Kata sang ayah sepintas sebelum meninggalkan anaknya yg sedang terluka cukup banyak. Aku menghampiri si anak itu dan dia tampak menangis tersedu sedu,kutarik tangannya pelan dan membawanya ke tempatku duduk bersama semangkuk bubur dan segelas es teh tadi. Kuminta beberapa obat luka pada ibu penjual dan kuobati tangan anak itu dengan pelan. Dia tampak meringis kesakitan dan menyebut “mama… mama..”
“Sudah,aku tidak akan menyakitimu lagi” Sembari merapikan obat obat luka ke kotak kecil dan mengembalikannya pada ibu penjual
“Bagaimana? Masih sakit? Atau apa?” Kutanya anak tersebut sembari memberinya sebotol susu kemasan yg mungkin membuatnya lebih baik
“I…iya kak” Dengan gugup dan ketakutan ia menjawab pertanyaanku pelan,aku tersenyum melihatnya dan memperlihatkan luka di kakiku. Ia keheranan dan menatap mataku penuh tanya
“Dulu,kakak mendorong adik kakak sendiri karna kakak melihat batu yg jatuh dari rumah tetangga kakak yg sedang ada perbaikan”Dia melihatku terkejut dan seolah ingin aku meneruskan ceritaku
“Kakak terkena batunya hingga darah kakak keluar banyak sebanyak tanganmu ini,sedangkan adik kakak hanya mendapat luka kecil dan memar. Tapi ia menangis,itu yg membuat ibu kakak marah dan menjewer kakak karna tidak bisa menjaga adik kakak dengan baik”Seolah mengerti,ia hanya terdiam dan memperhatikan bibirku yg mulai meneruskan cerita. Sekarang dia terlihat tenang karna aku menyelesaikan ceritaku perlahan hingga membuat dia mengerti,susu kemasan yg kubelikan juga habis tak tersisa ditangannya tapi dia hanya mengocok botol itu berharap ada beberapa mili agar dia bisa menghisapnya lagi
Setelah hampir setengah jam aku mengobrol dengan anak manis ini,seorang ibu yg tampak kesal menghampiri kami cepat. Dia menyeret anak perempuan yg masih kesakitan karna lukanya mulai berdarah akibat ulah tangan ibunya yg kasar
“Bu,bisakah anda lebih halus? Anak anda baru saja tenang”Kataku pelan takut si ibu marah,benar saja! Ibu itu mengataiku seenaknya dan menganggap aku hanya ikut campur. Jujur aku tak tega pada anak itu tapi si ibu membuatku marah dan ingin balik memarahi mulut si ibu yg tak punya aturan. Mungkin aku tak kuat… Karna mata si anak yg mengharah padaku seolah berkata “jangan marahi ibuku. Dia orang baik” dan akhirnya meluluhkan amarahku. Aku membungkuk pada ibu itu untuk minta maaf dan aku mengucapkan banyak minta maaf karna aku terlalu ikut campur dengan kehidupan mereka
“Kenapa kau harus minta maaf? Hanya orang bodoh yg minta maaf,lihat saja lengan anakmu! Gadis ini hanya ingin mengingatkan kau agar berhati hati pada lengan anakmu yg sedang berdarah!”Amarah ibu penjual meluap,sebuah sendok sayur yg dia bawa ditangan kanan dengan menunjuk arah ibu itu dan matanya yg melotot sudah sangat menunjukan ia sedang marah. Pantas saja dia marah,karna dia juga seorang ibu dan pasti dia juga bisa merasakan iba akan luka anak perempuan tadi
“Kau juga! Apa urusanmu hey ibu tua?! Sudah sana urus saja bubur basimu! Ini anakku,bukan anak atau kerabatmu jadi jangan sok peduli pada kami!”Bentak si ibu beberapa kali pada ibu penjual bubur. Kulihat anak perempuan itu ketakutan dan menangis sejadi jadinya,walau tanpa suara aku yakin ia ingin menangis lebih keras dan suara yg kencang
Tak terasa air mataku ikut menetes sederas anak perempuan ini menangis. Sial! Ingatan buruk itu kembali datang!! Aku yg tak tega hanya menatap ibu penjual seolah berkata agar berhenti memarahi ibu tadi dan membiarkan mereka pergi. Akhirnya si ibu penjual terdiam dan kembali ke belakang gerobaknya untuk berjualan bubur. Aku kembali membungkuk beberapa kali untuk meminta maaf pada ibu itu. Akhirnya mereka pergi,aku hanya menatap anak itu iba dan anak itu balik menatapku tersenyum
“Hey nak,kenapa kau melarangku berhenti? Ibu itu keterlaluan! Apakah ada seorang ibu yg menyeret anaknya saat anaknya sedang terluka seperti itu?!” Kesal si ibu penjual sembari menghampiriku lalu duduk disampingku
“Ibu ada benarnya kok,tapi lihat saja pandangan anak itu.. Dia sangat menyayangi ibunya,itulah alasanku diam dan tidak meneruskan perdebatanku pada ibu tadi. Yaahh aku berharap anda juga begitu” Tersenyum ke arahnya mungkin cukup membuat beliau berfikir kalau aku benar benar mengikhlaskan kejadian tadi
“Yayaya,kurasa kau ada benarnya nak. Makanya,jangan pernah membantah ibumu bahkan membuat ibumu benci padamu ya” DEG! Perkataan itu membuat tubuhku gemetar dan tak sanggup menahan berat badanku sendiri,langit terlihat berputar dan kulihat beberapa burung kecil berputar menerbangi kepalaku. Aah! Aku tidak sedang sakit kepala,lalu aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku baik baik saja dan yg ada aku kembali duduk stabil hanya saja air mata kembali mengalir. Aku mengingatnya lagi,apa tak ada 1 hal saja yg tak mengingatkanku tentangnya? Itu cukup menyakitkan tuhan!

Aku kembali mengucap salam disaat masuk ke gedung aneh yg kusebut RUMAH. Hanya adik adikku yg menjawab salam,dan dia? Mungkin dia tuli. Tanpa berkata apa apa aku kembali memasuki kamarku dan menutup pintunya seolah tak ingin diganggu siapapun. Waktu siang begini biasanya aku hanya tidur karna memang tidur siang itu bagus tapi kalau aku lama lama disini,aku akan menekan batinku kembali. Akhirnya kuputuskan untuk mandi dan bersiap untuk berangkat les,setelah siap aku hanya duduk terdiam dikamarku dan berfikir apa yg harus kulakukan didalam rumah setelah aku pulang les
Ntahlah… Beberapa hari ini aku merasa tidak nyaman ada dirumah,bukannya berubah tapi memang sedari aku pindah aku tidak suka rumah ini. Rumah ini sangat berbeda dari rumahku sebelumnya. Rumahku jauh dari tetangga,ya walau tetangga kiri kanan hanya berjarak 15 meter,walau ukuran rumah ini mungkin bisa 3x lipat dari rumahku sebelumnya tapi rumah ini juga termasuk rumah yg angker. Setahun sebelum kami pindah atau tepatnya saat masih dibangun ada berita pembunuhan yg mayat wanita ini membusuk sekitar 1minggu. Kondisi mayatnya masih utuh kok,wajahnya masih bisa dikenali,ada identitas lengkap disana namun sayang… Dia telanjang,polisi mengira perempuan ini diperkosa lalu dibunuh dan ditinggalkan dibelakang rumahku. Terang saja,belakang rumahku adalah sawah yg sangat luas dan belakang rumahku memang tempat yg cocok untuk berhubungan intim karna tempatnya yg sempit tertutup dan kemungkinan kecil orang lain tahu tentang tempat ini. Efek pembunuhan itu berimbas pada kami,tepat dihari syukuran berdirinya rumah kami.. Adikku yg waktu itu masih berumur 2 tahun memanggil seorang dari arah luar,dia melambai lambaikan tangan ke jendela dan memanggil seorang itu tanpa henti. Bingung melanda seisi rumah kami yg saat itu sedang bersantai sore menonton televisi seusai menyiapkan makanan yg akan diberikan pada tamu nanti malamnya. Beberapa kali pertanyaan ibu,tante,aku dan sepupuku dijawab tegas oleh adikku bahwa diluar jendela ada seorang yg tengah berdiri. Dia menggambarkan bahwa seorang itu terbalut kain putih dari ujung rambut hingga ujung kaki,saat tanteku mendekati jendela dan menunjuk gorden jendela yg memang sengaja di ikat membulat layaknya kepala pocong lalu menanyakan adikku apakah ini yg dimaksud,dengan marah adikku menjawab tidak lalu ia berkata gorden itu warnanya merah muda sedangkan seorang itu berwarna putih. Adikku kembali memanggil seorang tadi,tapi kata adikku dia tak mau masuk melainkan hanya tersenyum melihat kami semua menonton televisi. Deg-degan? Pasti! Kejadian itu terulang hingga satu minggu lamanya,dan akhirnya ayahku meminta tolong orang yg sekiranya bisa mengusir seorang aneh didekat jendela rumahku tadi. Sialnya,kata si orang pintar ada seorang lain di atas pohon samping rumahku dengan terduduk dan memanjangkan rambutnya. Ntah darimana juga asalnya,ada sebuah bakul atau biasa dipakai nenek nenek tukang jamu dibalkon rumahku. Bakul itu bergerak perlahan kekanan kekiri tanpa ada yg memegangi ataupun mengarahkan. Aneh? Jelas! Bulu kudukku berdiri seolah ingin menyaksikan hal itu tapi sekali lagi aku tidak ingin ambil pusing akan hal itu dan memilih menutup telingaku. Akhirnya semenjak kejadian itu pohon disamping rumahku dipotong dan kata si orang pintar itu,rumahku sudah diberi pagar yg mencegah mereka masuk ke dalam
Sesaat setelah les,aku tersenyum sepintas pada 4orang yg berjalan bersama dan ikut tersenyum satu sama lain. Tak hanya tersenyum,mereka bercanda satu sama lain walau mereka tau ini adalah jalan umum
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.