Notes

Harga Tidak Stabil Petani Bawang di Sembalun Beralih Budidaya Cabai_

SariAgri - Merosotnya harga bawang di Nusa Tenggara Barat (NTB) membuat sejumlah petani di Desa Sembalun, Lombok Timur beralih membudidayakan tanaman sayuran lainnya seperti cabai, kol atau umbi-umbian.

Meski keuntungan dari penjualan lebih sedikit dibanding bawang, para petani optimistis bisa mencukupi kebutuhan ekonomi mereka.

Ruspino petani yang sudah puluhan tahun menanam bawang kini beralih ke cabai untuk memenuhi kebutuhan ekomomi keluarganya. Menurut dia, pangsa pasar cabai lebih jelas dibanding bawang.

"Awalnya Sembalun ini kan identik dengan tanaman bawang. Namun karena sekarang pasarnya tidak jelas, jadi masyarakat beralih menanam tanaman yang lain untuk mencukupi kebutuhan ekonominya," ungkap Ruspino.

Ruspino memilih tanaman cabai karena lebih menjanjikan dari sisi ekonomi.

"Semua jenis atau varietas sayur ada di Sembalun ini mulai dari kubis, pokcai hingga kentang ada. Namun yang paling menjanjikan dari segi ekonomi ya cabai ini," katanya.

Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi 10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan

Selain harga relatif stabil, menurut Ruspino, tanaman cabai layak dikembangkan karena produktivitasnya tinggi dan bisa dipanen setiap pekan. Pola tanam cabai juga tidak terlalu rumit.

"Meski masa panennya lama, namun ketika sudah panen kan kita bisa memanen setiap lima hari sekali dan terus terusan di panen, asal cuacanya bagus," katanya.

Pangsa pasar cabai dinilainya cukup jelas. Sejauh ini dia telah menjual cabainya ke luar kabupaten dan ke sejumlah perusahaan besar dengan harga stabil.

"Di samping produktivitasnya tinggi pasarnya juga jelas. Di samping pasar lokal, kami bekerjasama dengan perusahaan Indofood dan perusahaan alam cabai untuk memasok hasil produksi kita," katanya.

Jalinan kemitraan dengan sejumlah perusahaan besar membuat produksi cabai petani di Desa Sembalun meningkat. Harga cabai di tingkat petani juga cukup stabil di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu tergantungnya.

"Jika kita lihat dari jumlah pohonnya, kita bisa hasilkan 4 sampai 8 ton per sekali panen, dengan harga per kilonya sampai Rp25 ribu," kata Ruspino.

Budidaya Porang Ruspino bersyukur karena di tengah minimnya penghasilan akibat merosotnya harga bawang, penjualan cabai tetap stabil.

"Banyak pilihan masyarakat untuk menanam tanaman. Sebagian juga ada yang menanam bawang putih. Namun kita cukup bersyukur tanaman cabai ini juga bisa meningkatkan ekonomi kita," pungkasnya. 

Video terkait:



Read More: https://hortikultura.sariagri.id/73711/bernilai-ekonomis-tinggi-begini-teknik-budidaya-porang