Notes

Peneliti Temukan Susunan Genetik Hama Kutu Kebul_

SariAgri - Para peneliti telah memecahkan kode susunan genetik spesies kutu kebul yang menyebarkan penyakit bubuk putih dan merusak tanaman. Temuan ini meningkatkan harapan untuk mengatasi hama yang merusak itu.

Kutu kebul atau lalat putih atau bemisia tabaci adalah salah satu dari 100 hama teratas yang diketahui merusak tanaman seperti tomat, singkong dan kapas. Hama ini mengancam keamanan pangan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Pengungkapan genom atau susunan genetik kutu kebul dihasilkan dari penelitian yang melibatkan lebih dari 50 ilmuwan dari African Cassava Whitefly Project (ACWP) yang dipimpin oleh Institut Sumber Daya Alam dari Universitas Greenwich yang berbasis di Inggris, demikian dikutip dari scidev.net.

“Spesies kutu kebul singkong Afrika bertanggung jawab menampung virus tanaman yang telah menyebabkan dua pandemi yang sedang berlangsung dan menghancurkan. jenis tanaman hortikultura ” kata John Colvin, profesor entomologi dan epidemiologi virus tanaman di Natural Resources Institute yang memimpin penelitian.

Baca Juga: Miris! Gara-gara Hal Ini, Ratusan Lembu Laut Mati di Perairan Florida 9 Kehebatan Buah Murbei Bagi Kesehatan Tubuh

Menurut catatannya, kerugian produksi yang diakibatkan kutu kebul di sembilan negara Afrika Timur dan Tengah termasuk Kenya, Tanzania dan Uganda mencapai 47 persen serta daerah yang terkena dampak mengakibatkan kelaparan yang berulang. Hama ini diperkirakan mengakibatkan kerugian tahunan lebih dari 1,25 miliar dolar AS.

Dalam sebuah studi yang dilakukan antara 2014 dan 2021, para peneliti dari ACWP mengumpulkan spesies kutu kebul di India, Nigeria dan Uganda. Koloni-koloni tersebut kemudian dibiakkan secara selektif di fasilitas karantina. Para peneliti menentukan urutan blok bangunan kimiawi yang menyusun informasi genetik kutu kebul, sebuah proses yang disebut sekuensing genom.

Colvin mengatakan kepada SciDev.Net bahwa sejak tahun 1990-an, peningkatan kutu kebul singkong Afrika telah terjadi di daerah-daerah penghasil singkong Afrika Timur dan Tengah.

Para peneliti mengatakan bahwa kutu kebul merupakan ancaman bagi petani secara global dan menyebabkan kerugian ekonomi tahunan yang sangat besar dalam sistem pertanaman kacang-kacangan, sayuran, kapas dan biji-bijian.

“Kelompok pemangku kepentingan terbesar yang terkena dampak masalah ini adalah petani singkong Afrika Sub-Sahara yang sebagian besar adalah petani subsisten,” jelas Colvin.

Temuan ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat dan menerapkan pendekatan pengendalian kutu kebul dalam jangka menengah dan panjang.

Video Terkait 


Homepage: https://hortikultura.sariagri.id/73699/kisah-pahlawan-porang-asal-ponorogo-sempat-ditertawakan-tetangga