Notes

"Dia masih belum kelihatan juga..."


Menunggu adalah satu dari sekian banyak kegiatan yang terbilang tak menyenangkan. Tetapi, harus diakui banyak sekali orang yang rela, dengan setia menunggu meski telah ditinggal berpuluh-puluh tahun lamanya.

Aku bukanlah orang yang rela menunggu. Namun, berbeda untuk kali ini, aku bersedia menunggunya hingga datang. Sudah cukup lama aku menunggunya. Tak sedikit pun batang hidungnya nampak. Aku menjadi resah dan gelisah.

"Apa yang harus kulakukan?"

Aku masih berdiri di teras rumah. Aku menunggunya, masih menunggunya dan terus menunggu kehadirannya.

Semua berawal ketika beberapa hari lalu, saat dia datang melewati pagar rumahku. Aku sempat menghentikan langkahnya untuk sekedar bertanya padanya dan usahaku berhasil. Aku langsung menyukainya pada saat itu juga.

Cinta pada pandangan pertama? Kurasa begitu ... atau memang begitu?

"Ah! Dia datang!"

Sosok yang kunanti, akhirnya tiba. Tanpa banyak basa-basi dan dengan bahagia, aku menghampirinya.

"Baru datang? Tumben agak malam," tanyaku padanya.

"Iya nih. Tadi mampir disana dulu." Dia menjawab, dengan tangan menunjuk ke arah belakang.

"Ho, begitu. Bang, nasi goreng sebungkus ya!"

"Maaf, neng. Nasi gorengnya habis, besok lagi ya."

"Ah ... Iya sudah. Tak apa, bang. "

Dia pun pergi, meninggalkanku sendiri dalam diam dan perut yang lapar.

Sial.