Notes

1. Paling utama sih perlengkapan ya kak, karena menurut aku setelah insiden “panic buying” yang sempat terjadi sangat mempengaruhi ketersediaan alat perlindungan diri sendiri jadi berkurang seperti masker, handscoon, atau bahkan alcohol swab karena barang-barang seperti itu sifatnya tidak hanya melindungi diri sendiri tapi melindungi orang lain selain pasien yang akan melakukan kontak dengan kita. Kedua adalah fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, mulai dari kualitas alat dan kuantitas ruangan yang tersedia. Penanganan corona sebenernya kan masih bersifat symptomatic reliever sampai imun kita sendiri membuat antibodi untuk virus tersebut, jadi kita ga tau berapa lama seorang pasien akan dirawat. Jadi, ketika pasien makin banyak dan kurangnya kuantitas yang memadai akan terjadi keputusan pembuatan rumah sakit darurat yang sebenernya sangat tidak kondusif bagi pekerja medis sendiri. Ketiga, “tenaga” dari medis ini sendiri. Ga cuman kita hampir kekurangan tenaga medis, tapi tenaga medis yang adapun sudah mulai kewahalan karena bekerja nonstop, ini agak ga penting cuman makanya salah satu kakak tingkat aku membuat movement “nutrisigardaterdepan” untuk memberi support terhadap tenaga kerja ini sendiri.

2. Sebenarnya, untuk di Indonesia sendiri belum ada jurnal study yang menjelaskan risk factor apa saja yang berlaku sehingga mortality rate di Indonesia meninggi. Hanya saja kalau saya simpulkan dari sebuah studi yang dilakukan di Wuhan, salah satu risk factor yang prominent adalah umur. Karena semakin tua, semakin rentan dan lemah juga tubuh kita untuk membuat antibodi yang bisa menghadapi infeksi. Dan ada beberapa faktor lain seperti tingginya skor SOFA (sequential organ failure assessment) dimana pelaian ini bertujuan untuk melihat sejauh apa progresi kegagalan organ atau menilai kemungkinan kegagalannya sendiri berdasar status pasien ketika berada di unit intensif.

Wu C, Chen X, Cai Y, et al. Risk Factors Associated With Acute Respiratory Distress Syndrome and Death in Patients With Coronavirus Disease 2019 Pneumonia in Wuhan, China [published online ahead of print, 2020 Mar 13]. JAMA Intern Med. 2020;e200994. doi:10.1001/jamainternmed.2020.0994

Kemudian ini hanya pendapat saya ya, tapi saya rasa keadaan udara yang buruk di Indonesia beberapa bulan belakangan ini juga bisa memperparah acute respiratory syndrome yang dihadapi pasien.

3. I must say, they did a decent job. Walaupun masih banyak hal yang bisa ditingkatkan lagi, sebenarnya sekarang yang diperlukan adalah regulasi dari pemerintah untuk menekan angka infeksi baru dari COVID sendiri. Karena beberapa hari ini sudah lumayan eksponensial dan ada kemungninan akan melunjak lebih tinggi lagi pada minggu depan. Jujur dokter-dokter yang selama ini mengajar saya selalu berpendapat bahwa seorang dokter jangan terlalu bergantung kepada pemerintah, dan saya walaupun masih belum terjun langsung tapi sangat mengapresiasi bantuan dari masyarakat sendiri.

4. Jujur sebenarnya saya tidak terlalu tahu untuk keadaan rapid test di daerah selain Jakarta, tapi rapid test sendiri masih agai kurang. Bahkan saya melihat di berita bahwa ada perebutan tentang siapa yang “lebih” berhak mendapatkan rapid test ini sendiri. Sedangkan untuk RT-PCR, tidak banyak lab yang bisa melakukan test ini karena diperlukan prosedur yang cukup rumit.