Notes

Ratu Angsa yang Mahsyur!
Pernah dengar?

Hah, jika menggunakan deretan alfabetis, jari jemarinya akan lepas satu persatu. Mari persingkat seluruh latar belakang dengan semburan untaian frasa. Neneknya sering muncul dalam dongeng-dongeng anak. Selama beberapa periode, dia menjadi bintang utama di setiap pancuran buah bibir individu. Ceritanya lumayan tragis, mengingat tiga perempat alurnya diisi oleh gelembung-gelembung kemalangan. Apalagi yang kurang dari disihir menjadi angsa hingga nyaris dikalahkan dalam perebutan cinta sejati oleh putri jadi-jadian dan ayahnya yang lebih mirip penyihir berhidung besar?

Jika ia tahu jaminan dominan dalam dongeng akan berpihak pada kebaikan, Clementine rela bersusah-susah dan menahan diri untuk bersungut-sungut di tengah prosesinya. Kendati begitu, ia bersyukur sang ratu legendaris berhasil mendapatkan kehidupan layak, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga pada lingkaran kawan-kawan seperjalanan yang setia.


Di usia awal, Clementine sering membayar dongeng dengan wajahnya kepada sang ibu. Jika sukses, maka niscaya tidur malamnya akan dihadiahi sekuntum bunga atau secara sederhana menjadi prosesi istirahat ternikmat sedunia. Waktu itu sang dara hanya ingin mendengar bab tunggal dalam sepaket buku cerita, sebelum Ibu mengganti judul diam-diam ketika ia telah terlampau lelah untuk protes dan melompat ke atas pangkuan. Rasanya seperti berguling di atas gulungan awan sembari mengunyah permen kapas merah jambu, sulit untuk bangkit dari hiposentrum mahligai.

Walaupun ibu tergolong teramat tegas menyangkut persoalan tata krama, wanita yang hampir menyentuh garis paruh baya itu lebih suka mengadopsi teori ala bisa karena biasa. Setiap hari pukul sembilan pagi, Dorothy selesai mengikat pita terakhir dari gaunnya. Kemudian Clementine akan menyapa setiap anak tangga dengan seleret gigi ramping beserta transformasi netra menuju bulan sabit hingga langkah tungkainya menepuk ubin terakhir, yaitu di bawah kursi meja panjang istana. Selain acara formal, entitas bundar mewah tersebut merupakan destinasi hakiki keluarga inti berkumpul. Yah, setidaknya prosesi demikian berjalan dengan mulus sampai Clementine dikerut ke Sekolah Kebaikan dan Kejahatan.

Ketika dirinya resmi menggadar gelar sarjana petualang Hutan Tak Bertepi, sang puan tahu bahwa ia ingin memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi penghuni istana.