Notes

Herbology Class.

Deinero berjalan memasuki ruang kelas setelah melalui koridor yang ramai penyihir yang berlalu lalang. Tinggal beberapa langkah lagi, teruna berpakaian serba hitam dengan jubah tersampir pada lengannya, tiba di hadapan para murid satu kelas dengannya.

Lain dengan hari-hari sebelumnya, pekan ini wira bernama depan Narendra hendak memaparkan materi sambil belajar bersama dengan teman-teman satu kelas.

"Kelas sudah cukup ramai ya, saya terlambat cukup lama sekali," ujar anak laki-laki tersebut.

Berdeham sesaat, lalu membuka celah labiumnya lagi untuk menyapa seisi ruang kelas. "Selamat malam, kakak-kakak dan teman-teman. Malam ini saya hendak menyampaikan materi selaku menjadi asisten pengajar. Sebelumnya, perkenalkan nama saya Nero yang suka duduk di pojokan kelas."

"Langsung saja, apa ada yang tahu tanaman menjerit seperti bayi dan suaranya dapat merusak telinga?" tanya Nero ke penjuru kelas. Manik hitamnya memindai tiap-tiap wajah dan menunggu angkatan tangan menjawab pertanyaan yang baru saja terlontar.

Senyumnya tersimpul dan mengangguk, "benar, Mandrake atau Mandagora (Atropa Mandragora) merupakan tanaman magis berupa akar yang wujudnya seperti bayi dan ciri khasnya adalah jeritan yang memekik. Mereka bisa hidup di Pegungan Alpen."

"Mandrake secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yang artinya Sulit Diternakan. Mandrake memiliki sebutan yang berbeda-beda, sebutan di Arab adalah Satan's Apple (Apel Setan). Ada juga yang menyebutnya Alraun dan Devil’s Testicles," paparnya sambil berdiri menghadap papn tulis.

Nero menggambar bentuk Mandrake di papan tulis. Menuliskan bagian-bagian tanaman kemudian meletakkan kapur tulisnya di meja. "Tanaman Mandrake berasal dari wilayah Mediterania Timur dan didistribusikan ke Eropa Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara."


"Mm, namun, beberapa Mandrake berjenis Endemik di tanam di Himalaya kemudian ditanam juga di wilayah perkebunan sebelah utara pegunungan Alpen," lanjutnya dengan senyuman tipis pada wajahnya. Nero menyibakkan rambutnya, sebelum melanjutkan lagi.

Kuasanya menuliskan pada papan tulis. Bahwa Mandrake tidak bisa hidup dibawah suhu -15 derajat. Kemudian memaparkan, "jika hidup dibawah -15 derajat maka tanaman Mandrake akan mati. Maka dari itu biasanya Mandrake dibudidayakan dalam rumah kaca atau di kebun."

"Mandrake adalah tanaman penyuka cahaya dan tempat berpasir. Namun, ada beberapa juga yang bisa hidup di tanah liat dan hutan yang teduh," menjeda beberapa detik.

"Jika pernah membacanya, tanaman ini krusial digunakan sebagai obat-obatan pada abad pertengahan maupun zaman Mesir Kuno. Mandrake juga tanaman terkenal dan dihormati. Mandrake masuk ke dalam Buku Ebers Papirus yang berisi kira-kira 700 jenis tanaman obat." Nero membagikan selembar perkamen.

Kemudian menutup materi dengan membagikan beberapa camilan dan berucap, "sudah selesai, apabila ada yang ditanyakan silakan mengirim pertanyaan lalu diperbolehkan untuk kembali ke asrama. Terima kasih sudah datang dan selamat malam."

Seperti halnya murid yang lain, Nero keluar dari ruang kelas membawa setumpuk lembar berisikan pertanyaan untuk disampaikan ke Profesor Regan.

End.