Notes
![]() ![]() Notes - notes.io |
A. Memaafkan diri sendiri dan keluarganya. ×× Memiliki orang-orang terdekat yang jarang sekali berada di sekitar tidaklah menyenangkan. Mungkin iya, Kōhei dikelilingi oleh harta, fasilitas, dan barang-barang material lainnya, tetapi tidak untuk hal-hal non material. Ia dibiarkan tumbuh tanpa mengenal apa itu kasih sayang dan cinta, sehingga tidak memiliki body warning sama sekali untuk membedakan mana hal yang positif dan negatif. Oleh karenanya, hanya segelintir manusia saja yang berani menegur atau bahkan berkomunikasi dengan Kōhei. Jika sudah merasa kesepian, maka Kōhei hanya bisa memendam dalam hati, menangis, atau bahkan bisa marah-marah sendiri layaknya kehilangan jiwa. ❱ ❱ Perlakuan Makoto dan Sera yang menggunakan uang perusahaan untuk keperluan pribadi membuatnya sangat, sangat, murka, sehingga tidak ada lagi orang yang bisa ia percaya atau dijadikan tumpuan. Akan tetapi, lagi-lagi, Kōhei tidak boleh menyamakan semua orang akan memiliki sifat dan kelakuan yang sama, dan setiap manusia bisa berubah. Ia harus bisa memberikan sebuah kesempatan baru kepada orang lain yang mau dan ingin berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Sayangnya, kenyataan tidak akan semudah itu untuk mendukung Kōhei agar bisa memiliki hati yang lebih ringan, mau memaafkan orang lain, dan membuka lembaran baru.
B. Memiliki pemikiran yang positif kepada orang lain. ×× 'Nila setitik rusaklah susu sebelanga', peribahasa ini sering kali diumpamakan sebagai rasa kepercayaan satu orang dengan yang lainnya. Kōhei terlalu banyak merasakan kekecewaan yang begitu besar semasa hidupnya, sehingga ia merasa bahwa dunia ini begitu kejam, sampai ia tidak diperbolehkan untuk mengalami apa yang disebut sebagai kebahagiaan. Suasana dalam keluarga yang juga tidak pernah mendukung, membuat semuanya seakan begitu lengkap dan terjadi dengan wajar, yang padahal tidak. Ia selalu beranggapan bahwa semua orang yang ditemuinya adalah sama. Kōhei tidak akan bisa bahagia dan tidak akan pernah bahagia, sampai kapan pun. Hanya satu kalimat ini yang terus terulang dan membekas di hati dan pikirannya sejak kecil, hingga rasa iba dan hati nuraninya benar-benar sudah mati. ❱ ❱ Seiring dengan perkembangan dan mobilitas yang terjadi di Fukuoka, maka Kōhei haruslah bisa memiliki pikiran positif kepada orang lain, percaya pada orang lain, dan juga mulai menanamkan pemikiran bahwa tidak semua orang itu jahat dan kejam. Ia juga tidak sendirian di dunia ini, sehingga sangat diperbolehkan untuk bercerita dan berbagi keluh kesah untuk menenangkan hati dan merasa lega. Selain itu, belajar untuk menerima kritik dan pendapat orang lain yang berbeda dengan dirinya sendiri secara lapang dada, sehingga dapat mengembangkan diri lebih baik lagi, juga mungkin mencari pendamping atau kekasih hati.
C. Membalaskan dendam dan menyelesaikan urusan dengan Makoto dan Sera. ×× Dua orang terdekat yang hampir selalu ada dan mendukung dirinya kini sudah hilang entah kemana setelah pengkhianatan yang dilakukan tanpa ampun kepada Kōhei beberapa tahun yang lalu. Tidak bisa disangkal, setiap manusia yang sudah dikhianati begitu saja tidak akan lagi memiliki kepercayaan kepada orang lain. Hal serupa juga terjadi pada Kōhei, yang sedari kecil tidak pernah mendapatkan seorang teman untuk berbagi. Ketika rasa sayang itu diberikan sepenuhnya, ia malah dibohongi secara sepihak dan untuk menghasilkan keuntungan belaka. Sungguh, ini merupakan bentuk simbiosis parasitisme yang paling memuakkan selama hidupnya. Ia benar-benar hancur dan murka kala mengetahui kedua teman baiknya sejak kuliah malah menghancurkan ikatan persaudaraan yang sudah dibangun. ❱ ❱ Semenjak kejadian itu, ia sudah menutup mata dan pikiran akan seluruh berita mengenai keduanya. Kōhei sudah terlanjur sakit hati dan berjanji tidak akan sudi melihat wajah keduanya lagi setelah kejadian menyakitkan itu. Lagipula, ia sudah cukup bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Saat ini, ia hanya perlu fokus saja pada perkembangan perusahaan dan menghindari adanya perbuatan curang yang dulu pernah dibuat oleh Ayahnya. Mencoba untuk berbuat kebaikan dan mengambil kembali kepercayaan masyarakat kepada Plush.
personality:
Strenghts:
Optimistic ▸▸ Katakanlah Kōhei memang adalah orang yang jahat atau suka berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma sosial pada umumnya. Akan tetapi, percayalah ketika dirinya juga adalah seorang yang juga memiliki keyakinan bahwa segala sesuatunya akan berakhir baik. Entah seberat apapun badai masalah yang menghadang di depan sana, selama Kōhei mau terus berusaha dan berjuang, maka solusi juga akan ada di sana. Tanpa perlu menunggu lebih lama, ia akan datang tepat pada waktunya.
Calm ▸▸ Sekalipun banyak keputusan yang harus diambil dan dihadapi setiap harinya, Kōhei selalu berusaha menghadapinya dengan tenang. Hal ini dipelajarinya ketika melihat teman-teman di sekolahnya mendapatkan kasih sayang, sementara dirinya tidak. Kala itu, ia ingin sekali marah dan protes. Akan tetapi, hati kecilnya masih memiliki suara yang cukup kuat untuk menenangkan diri dan menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin.
Determined ▸▸ Akibat tidak pernah menggantungkan diri pada siapa pun semenjak kecil, Kōhei secara tidak sengaja juga terlatih untuk selalu mengandalkan diri sendiri; hanya mengandalkan diri sendiri dan tidak ada orang lain. Walau sulit, ia akan berusaha semampunya, sampai titik darah penghabisan; benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki untuk apa pun yang diinginkannya. Sayangnya, walau sudah bekerja sekeras apa pun juga, tidak ada yang pernah menghargai usaha dan kerja kerasnya. Kecuali beberapa orang, mungkin. Itu pun tidak selalu; kadang-kadang.
Circumspect ▸▸ Pemilih dalam hal-hal yang dilakukan, termasuk keputusan-keputusan kecil yang akan diambilnya. Dalam kehidupan sehari-hari saja, Kōhei cukup picky terhadap makanan, minuman, dan kegiatan yang harus dilakukannya agar tetap berguna dan tidak membuang waktunya. Terlebih, di sekolah pun hanya ada beberapa orang yang mau mendekati dan berteman cukup baik dengannya. Ia selalu memiliki seribu alasan sebelum akan melakukan suatu hal, terutama yang akan bersangkutan dengan orang-orang di sekitarnya. Walau terkadang, ia bisa sampai sakit dan kehilangan waktu tidur karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting.
Meticulous ▸▸ Pribadi yang sangat, sangat, teliti dan cermat akan apa yang dilakukannya. Mungkin, sebagian besar orang tidak akan sadar akan apa yang dilakukannya beberapa menit lalu, atau asal berhitung dengan menggunakan bantuan berbagai macam alat. Berbeda dengan Kōhei yang seringkali mengandalkan dirinya sendiri dalam segala hal yang akan dilakukan, ia pun tidak terbiasa bertanya, apalagi dulu teknologi belum canggih seperti sekarang. Ia mampu untuk mengingat banyak hal dan perhatian dengan hal-hal kecil yang seringkali dilupakan atau dianggap sepele oleh orang lain.
Weakness:
Conceited ❱ ❱ Kurangnya perhatian dari keluarga membuat Kōhei bertindak seenaknya dimana pun ia berada. Tidak di sekolah, tempat ibadah, bahkan di dalam komunitas. Ia hampir selalu berlaku sombong dan angkuh kepada orang lain. Sayangnya, tidak ada yang tahu bahwa Kōhei melakukan itu semua bukan karena ingin memamerkan harta atau kehebatan lainnya, melainkan sebuah perhatian yang tulus.
Miserly ❱ ❱ Semua hal yang ia dapatkan, baik itu positif atau pun negatif akan disimpan untuk dirinya sendiri. Jarang sekali Kōhei bercerita kepada orang lain, terutama orang-orang diluar keluarga inti. Persoalan mengenai uang pun, tidak diceritakannya kepada siapa pun. Jika memang ia punya, maka yang diinginkan akan dikejar, dan sebaliknya. Kōhei jarang sekali meminta atau pun iri hati kepada teman-teman dan saudara kandungnya. Bisa dikatakan, ia memang adalah seorang yang self-centered, dan sayangnya, Kōhei sama sekali tidak marah jika ada yang mengatakan demikian.
Stubborn ❱ ❱ Sebagai anak bungsu di keluarga Amasaki, dirinya pun ikut menuruni sifat-sifat para tetua yang ada di keluarga; keras kepala. Sejak kecil, Kōhei sudah menjadi anak yang keras kepala. Apapun kemauan atau keinginannya, harus dipenuhi detik itu juga, tidak perduli bagaimana pun cara mendapatkannya. Walau akhirnya setelah beranjak dewasa, dirinya mengerti bahwa tidak semua permintaan dapat dikabulkan, tetapi tetap saja Kōhei akan selalu mengusahakannya terlebih dulu. Entah bagaimana caranya, sampai benar-benar tidak menemukan jalan keluar untuk mencapai hal tersebut, barulah ia akan menyerah.
Argumentative ❱ ❱ Oleh karena dirinya adalah satu-satunya putra keluarga Amasaki, Kōhei banyak belajar untuk tidak mudah menerima apa yang orang lain sudah putuskan padanya. Meskipun hal ini juga bisa berarti sesuatu yang positif, akan tetapi Kōhei suka sekali berdebat dengan orang lain, siapa pun itu orangnya. Selain itu, ia juga benci dengan kekalahan, sehingga membuat sebuah perdebatan akan semakin seru dengan adanya jaminan dan embel-embel menggemparkan lainnya.
Discourteous ❱ ❱ Adalah sebuah rahasia umum bahwa Kōhei tipikal orang yang bisa dikatakan dengan kelakuan yang sangat tidak tahu aturan. Di mana ada aturan, maka disitulah Kōhei akan melanggarnya. Bad guy is on position. Meskipun begitu, tidak ada yang berani menegur dirinya selama di sekolah. Dirinya persis seperti orang kehilangan arah, karena tidak pernah diberitahukan mana yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan. Hal ini terus berlangsung, sampai akhirnya Kōhei bertemu dengan seseorang.
background story:
Konon, pada dasarnya kodrat semua manusia adalah sama, terlahir dari sepasang suami istri yang saling mencintai (atau mungkin tidak). Kōhei Amasaki lahir dengan harta melimpah dan fasilitas mewah yang mengelilinginya. Jika lahir di rumah sakit adalah yang terkenal, maka Kōhei lahir dengan kondisi yang sama, namun dengan kondisi rumah sakit terbaik di dunia. Ya, kala itu kedua orang tuanya masih berada di Eropa ketika Kōhei masih dalam kandungan. Tangisannya menjadi bukti bahwa Kōhei hidup, dan akan bisa tumbuh berkembang layaknya manusia normal lainnya. Tidak lupa, harapan dan doa-doa baik dipanjatkan sepanjang hari oleh kedua orang tua, serta sanak saudara yang datang berkunjung untuk memberikan selamat. Keluarga Amasaki sungguh sedang diliputi kebahagiaan yang begitu mendalam akan kehadiran anak laki-laki di keluarga yang sudah ditunggu sekian tahun lamanya untuk bisa meneruskan bisnis yang dimiliki kepala keluarga; sebuah toko mainan khusus plush. Sejak bayi, Kōhei tidak pernah dekat dengan keluarga, ia hanya dimodalkan seorang baby sister, untuk bisa menjaga Kōhei kecil sepanjang hari. Tidak pernah merasakan ASI, dan hanya mengetahui fakta bahwa kedua orang tuanya sibuk bekerja diluar sana dan hanya bisa mengirimi uang setiap bulannya untuk kehidupan sehari-hari. Kōhei adalah anak laki-laki pertama sekaligus terakhir dari keluarga Amasaki, karena lima anak sebelumnya adalah perempuan. Ia tidak bisa begitu dekat dengan kelima kakaknya dikarenakan oleh perbedaan usia yang terpaut cukup jauh. Ketika dirinya lahir, kakak ke-empatnya sudah berusia 13 tahun. Bagaimana bisa ada tali persaudaraan yang begitu kuat, jika Kōhei juga tidak pernah diajak bermain bersama-sama?
Sejak masa kanak-kanak sampai dengan remaja, Kōhei hanya bisa bertemu dengan orang tuanya sekali dalam setahun. Anak-anak lainnya bisa diantar jemput oleh orang tua masing-masing, sedangkan Kōhei hanya bisa gigit jari dari kejauhan sambil menelan mentah-mentah ejekan setiap harinya. Awalnya, ia sering menangis di rumah, sesekali bercerita pada tukang kebun atau supir keluarga Amasaki, sampai pada satu titik, Kōhei sudah terbiasa untuk mengalami itu semua. Semenjak dirinya berusia 10 tahun sampai seterusnya, Kōhei sudah tidak lagi menangis karena orang tua dan saudara yang tinggal berjauhan darinya. Toh, masih ada beberapa pengurus rumah tangga yang bisa diajak berbicara olehnya di rumah. Sayangnya, tidak ada yang berani menegur dirinya, karena Ayahnya adalah salah satu pemberi pasokan uang terbesar di sekolah. Alhasil, lama-kelamaan ia pun sering berbuat keusilan hanya dengan mengatasnamakan Ayahnya dan kesepian yang tidak pernah disadari dan diungkapkannya secara terang-terangan. Akibat dari kelakuan buruknya, Kōhei sempat hampir tidak bisa naik kelas jika mau menggunakan penilaian secara sebenar-benarnya. Lagi-lagi, nepotisme dan pemegang uang memanglah yang selalu berkuasa. Kōhei selalu bisa lolos dari segala masalah yang dibuatnya. Tidak main-main, beberapa guru pun juga pernah dikerjai olehnya, namun sekali lagi tidak ada yang berani mengomentari atau memarahinya. Hal ini kontan membuat dirinya semakin pintar dalam berulah dan berdalih. Seharusnya, Kōhei bisa menemukan jati dirinya dengan pengaruh hal-hal positif dari lingkungan sekitarnya. Sayangnya, itu semua tidak dapat terwujud karena kurangnya perhatian orang tua dan kakak-kakak perempuannya yang sudah disibukkan dengan pekerjaan.
Lambat laun, barulah ia mengetahui bahwa kedua orang tuanya sudah berada di rumah sakit jiwa, karena terlalu mengincar uang dan uang. Seluruh perusahaan pesaing, terutama dengan bidang yang sama diberantasnya dengan cara yang keji dan tanpa ampun. Perusahaan Amaski menebas seluruh musuhnya sampai ke akar-akarnya. Tidak jarang, banyak perusahaan yang gulung tikar, karena sudah dibeli dengan harga selangit oleh Ayahnya. Akan tetapi, dunia tidak akan sekejam itu. Banyak orang-orang bekerja sama untuk menghancurkan perusahaan plush secara perlahan, tetapi smooth. Beberapa orang diselundupkan begitu saja untuk menjadi karyawan di perusahaan, padahal ia adalah mata-mata dari pihak musuh. Seluruh rahasia perusahaan di download begitu saja dan segera dipindahtangankan ke orang yang sudah menaruh dendam sangat besar kepada perusahaan Amasaki, dan terutama Ayahnya. Ketika akhirnya plush dilanda masalah keuangan dan terancam bangkrut, banyak pihak berdatangan yang meminta sang pemimpin membayar denda dan hutang-hutang selama ini. Refleks, Jirō Amasaki tidak bisa berkutik lantaran kalah argumen dan bukti untuk bisa mengelak. Mau tidak mau, bersama sang istri tercinta, ia dijebloskan begitu saja ke dalam penjara selama kurang lebih 15 tahun. Tidak terbiasa hidup dalam sebuah kurungan besi, Jirō lantas perlahan-lahan mulai kehilangan jiwanya dan sering kali menyerang secara tiba-tiba orang-orang yang berada di sel. Polisi disana tidak mau ambil pusing dan resiko yang terlalu besar, sehingga sel untuk Jirō dipisahkan dan tangannya kian diborgol demi menjaga kenyamanan dan keamanan bersama. Kabar terakhir yang didengar oleh Kōhei, Ayahnya sudah dinyatakan tidak bisa sembuh, sementara Ibunya hanya bisa menangis setiap hari sampai sekarang hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Lulus dari dunia pendidikan, ia pun kian bersahabat dengan beberapa orang, walau beberapa kebiasaan buruknya masih ada. Mereka adalah Motoki Matsumoto dan Sera Nakamori, dua orang yang mau menerima Kōhei apa adanya dan mendengarkan ceritanya. Tidak disangka, persahabatan lintas angkatan yang terbentuk begitu saja ketika menjalani perkuliahan, membuat cinta juga ikut tumbuh di dalamnya. Sayangnya, Sera juga tidak pernah menyatakannya secara blak-blakan kepada Motoki yang pada waktu itu buta dan tidak peka akan seorang perempuan dewasa seperti Sera. Ketiganya tumbuh bersamaan menjadi orang yang sukses di bidangnya masing-masing, sampai akhirnya dikenal oleh banyak orang di penjuru kota Fukuoka. Mereka seringkali berkumpul dan berdiskusi akan semua hal yang terjadi, berbagai macam topik menjadi bahan yang mengasyikkan untuk diperbincangkan. Sayangnya, Motoki kerap dibutakan oleh uang, sama seperti apa yang dialami oleh orang tua Kōhei. Akan tetapi, kenyataan ini menjadi lebih parah, karena Motoki dan Sera menggunakan namanya tanpa izin untuk mengambil uang perusahaan dan menjadikannya sebagai uang pribadi. Bagaimana ia tidak menjadi murka terhadap keduanya? Sahabat yang awalnya ia pikir adalah seorang yang sejati, tetapi tega berbuat sekejam ini dibelakangnya. Setelah kejadian memilukan ini pun, ia bersumpah untuk tidak akan lagi memiliki sahabat, atau pun orang kepercayaan. Kōhei akan melakukan semuanya sendiri, dan ia menyesal sudah percaya. Sangat, sangat menyesal. Alhasil, sekarang ini ia hanya fokus untuk membangun dan menata ulang plush sebagai satu-satunya mata pencaharian saat ini. Membuang mereka yang sepertinya adalah mata-mata musuh, dan merekrut orang-orang baru yang selama ini tidak tercatat pernah bekerja di perusahaan yang ingin menghancurkan plush.
FC: Lee Minho, Park Seojoon, Kim Jaewook
TTL: Fukuoka, 18/12/1987
Name: Kōhei Amasaki (天﨑 滉平)
![]() |
Notes is a web-based application for online taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000+ notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 14 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team