Notes

Melangkah di atas 𝘳𝘶𝘯𝘸𝘢𝘺 bukanlah hal baru bagi Ga Saeyang.

Apabila ingin jujur, ia bahkan telah menaklukkan berbagai panggung 𝘧𝘢𝘴𝘩𝘪𝘰𝘯 sepanjang kariernya bahkan sebelum dirinya terjun dalam dunia 𝘥𝘳𝘢𝘨 𝘲𝘶𝘦𝘦𝘯.

Panggung ini panjang, lurus ke depan. Berwarna gelap berhiaskan garis pencahayaan putih yang mengingatkannya pada sisik ikan. Dekorasi di sisi panggung seolah didesain khusus untuk dirinya yang membawa kostum bertemakan tradisional.

Wira dengan nama panggung Pandora melihat ke depan. Melangkah keluar dari belakang panggung dengan wajah yang menampilkan kepercayaan diri kelas atas.

Pada malam yang spesial ini, rambut panjangnya disanggul dengan aksesoris sederhana guna mencegah terpecahnya fokus para spektaktor dari detail kostum.

Dagu diangkat naik guna memamerkan kalung sewarna emas dari pihak sponsor yang melingkari leher jenjang miliknya. Berpadu dengan begitu sempurna dengan kulit seputih susu.

Tidak lupa, sepasang anting-anting yang mengayun anggun membingkai sisi wajahnya. Mempercantik paras serupa puan. Membiarkan jati dirinya sebagai seorang androgini dipamerkan untuk khalayak umum.

Warna emas yang membalut tubuh telah berhasil menunjukkan sisi elegan sang waria. Kilat cahaya lampu menghujam dirinya yang kini berjalan dengan bahu yang tidak terlalu tegak, pun tidak ia tarik ke belakang.

Bahunya melengkung turun, membangun kesan bahwa pakaian tersebut tidaklah kaku dengan bahan lembut yang dapat dengan mudah beradaptasi pada tiap gestur.

Di bawah sorotan lampu yang paling terang, darahnya berdesir. Tungkai yang tersembunyi di balik balutan gaun menghentak seirama musik yang tengah dilantunkan.

Tubuh pun mengayun dengan begitu halus selaras dengan hentakan kaki. Menunjukkan keunggulan fabrik. Berjalan seolah seluruh panggung adalah miliknya.

Di ujung panggung ia berhenti sejenak untuk memasang pose di hadapan kamera serta para spektaktor. Jemari yang dilingkari oleh cincin mewah mengamit satu sama lain.

Lengan ia angkat sedikit hingga jemari yang saling mengait terangkat setinggi perut, menunjukkan detail pada lengan pakaian. Jua gelang emas bertahtakan berlian. Mengilat dan begitu menarik puluhan pasang mata yang hadir pada malam itu.

Pada kesempatan ini ia mengambil kesempatan untuk melempar pandangan menuju deret bangku di mana para directors dan benefactors terduduk.

Jelas, bagi Saeyang, beberapa dari mereka terlihat asing.

Entah magnet apa yang dimiliki oleh sang wira; namun pada detik pertama, ia menangkap kehadiran Neil dan Matthew. Dua pria yang begitu baik ia kenali.

Tungkai melangkah guna kembali menuju belakang panggung. Memamerkan bagian belakang gaun mewah dengan motif merak.

Namun insting membawanya pada sosok yang ternyata merupakan Park Seultan. Ia mencari perhatian; jika memang cara ini membuatnya memperoleh perhatian lebih, maka tak segan ia lakukan di hadapan publik.

Pada arah balik, ia dengan sengaja menghampiri sosok tersebut. Tangan terulur menyentuh dagu sang wira. Gaun ia kesampingkan untuk memudahkan dirinya menempati pangkuan sang adam. Membuat gaun dengan mewah terbentang di depan kursi.

Waktu sudah hampir habis dan ia sudah seharusnya kembali ke posisi.

Pundak ia gerakkan dengan lihai, menyentuh sepanjang dada milik Park Seultan untuk menggoda. Sepasang netra mencuri pandang ke arah Neil, menampilkan sorot seduktif.

Lalu seulas senyum ia tampilkan, sebelum kembali mendongak untuk menatap Park Seultan dan bangkit dari pangkuan sosok tersebut.

Ia lalu melangkah melewati Matthew. Sosok yang telah menuai hormat dari Saeyang. Ia ingin membuat Matthew bangga dengan kebolehannya; lantas ia memberikan penampilan terbaik untuk malam ini.

Sebelum lanjut ia memacu langkah, menuju belakang panggung.