Notes

Disclaimer: I wrote this without considering either you or your girlfriend because you (accidentally) did the same.

"Aku disuruh, dan dia pengen liat aja aku bisa ngirim gituan apa engga."

Those words, for real? Unbelievable. Don't you know that I thought I'm still THAT bad till you have to do that? Thanks to you and your girlfriend, for discovering my panic attack, my worst panic attack. The least thing I want to feel is panic attack.

Saya kecewa, Al. Beberapa hari sebelum sudden confession itu, saya LITERALLY minta ditenangin, minta semangat. Mungkin kamu juga lihat saya kerap kali singgung dosen pembimbing saya, tentang sidang saya. Yes, saya lagi akan menghadapi sidang. Saya juga lagi UAS. Kamu gak pakai common sense kamu ketika kamu akan menyanggupi permintaan pacarmu itu apa gimana? Kamu bisa simply BUB saya dan close DM kamu.

Dan entah apa kamu masih ingat kalau saya juga punya mental health issue. Saya masih berjuang buat itu. Saya menghindari semua hal yang bisa bikin saya sakit. Akhir-akhir ini saya menjaga diri lebih ketat biar tetap 'sehat' karena saya butuh diri saya untuk sehat.

Apa kamu masih ingat sewaktu kamu pacaran sama El? Sewaktu kalian break dan dia lagi UAS? Saya selalu mencoba melindungi El, jangan sampai dia terganggu ketika UAS. Ketika kita pacaran dan saya nemuin El masih sayang kamu, saya mencoba tetap jaga perasaan dia dan melarang kamu untuk melangkah lebih jauh.

But damn, saya ditimpa hal serupa dan tidak ada yang bisa melindungi saya selain diri saya sendiri. Dan saya gagal melindungi diri saya.

Terima kasih karena sudah peduli, sudah minta maaf, dan mencoba menjelaskan semuanya. Saya hargai. Tapi sudah cukup, Al. Jangan pernah libatkan saya lagi karena saya sudah lelah dan menyerah.

Saya harap ke depannya kamu bisa lebih membaca situasi. Apalagi kalau kamu tau orang yang kamu hadapi itu sedang mengalami banyak kendala, baik itu kendala kecil maupun besar. Saya harap kamu bisa belajar dari pertikaian hebat ini.