Notes

Pada suatu hari yang kurang pasti, Mio dibangunkan dengan suara televisi.

Tidak jelas, namun cukup untuk mengganggu tidurnya. Ada rasa cuek karena anak seumurannya lebih tertarik dengan berita mengenai film dan drama yang sedang populer, juga idol yang tampan dan menjadi pujaan. Berniat pula mengabaikan suara berita, namun dibuat terperanjat karena setelahnya mendengar teriakan yang menyayat hati.

Kaget? Tentu.

Fikiran pertama yang muncul didalam benaknya adalah seorang pencuri /atau pembunuh berantai?/ yang menyusup masuk. Tubuhnya gemetar saat ada suara langkah kaki di depan pintu kamar. Namun apa yang dikhawatirkannya tak kunjung terjadi, malah tak lama kemudian terdengar suara sirene mobil polisi di depan rumah. Sontak puan ini kebingungan. Ditatapnya pula dengan takut - takut keluar jendela. Dan rupanya, sosok yang familiar terlihat dibekuk--dan diperlakukan bak seorang kriminal yang tak punya hati.

Ayahnya.

Mio berteriak, namun tanpa suara. Saat ia berlari keluar kamar, bertemu pula dengan beberapa petugas dan profiler yang sedang memeriksa sesuatu. Semua orang terkejut, menoleh padanya yang sudah bersimbah air mata. Belum habis keterkejutannya, tepat di dekat sana, ada sang ibu yang ditahan oleh petugas berseragam; menangis dan meraung sambil berkali-kali memohon agar sang suami tidak dibawa.

[ Backsound, suara berita :

.. telah terjadi kebakaran di kawasan apartemen tengah kota Osaka. Puluhan korban berjatuhan dalam insiden ini, beberapa yang sempat diselamatkan pun mengalami indikasi kritis; bukan karena api, namun luka fisik bekas tusukan. Jenazah yang dibawa dengan tandu terlihat tewas mengenaskan. Seluruh CCTV tidak berfungsi satu jam sebelum kejadian, namun, ada saksi yang mengatakan bahwa seorang pria berinisial TJ (Takahashi Jiro) keluar dari gedung dengan panik dan membawa sebuah tas yang mencurigakan, tepat sebelum kebakaran terjadi..]

Si jelita tidak bodoh. Ia bisa menebak apa yang tengah terjadi setelah melihat semua kejadian tadi.

Tanpa fikir panjang, Mio melesat keluar lewat pintu belakang. Berlari tanpa arah, tanpa tujuan, sambil menangis. Tak percaya bahwa sosok yang selama ini membesarkannya diringkus para penegak hukum. Apa yang ada difikiran anak belasan tahun itu adalah mencari sang kakak; namun belum juga terjadi, tanpa sadar dia menabrak seorang pemabuk di jalan--yang sepertinya kehilangan akal sehat.

"Shit- bajingan kecil! Hey!" masih membekas di ingatan Mio, bagaimana gemetarnya suaranya saat meminta maaf /yang kemudian malah ia sesali/ dan betapa kasarnya lengan pemuda itu menarik dan memojokkannya ke dinding. Sang dara tak punya tenaga lagi untuk berteriak, bahkan ia sudah pasrah saja kalau dirinya akan mati disana. Apalagi yang bisa ia lakukan dengan badan lemah begini?

Dan seakan dewi fortuna sedang berada di pihaknya, gadis bermarga Takahashi ini mendengar teriakan yang sama untuk kedua kali. Substansi merah yang menyapa kulit putihnya membuatnya tercengang. Bau amis seketika menyeruak, dan seseorang tampak ketika sosok pemabuk itu rebah ke tanah.

Apa yang terjadi?

Ada seorang lelaki; yang kemudian ia kenali bernama Kazuya; rupanya bertindak jadi pahlawannya. Tak butuh waktu lama bagi Mio untuk tahu bahwa sesungguhnya pemuda itu adalah seorang yang berbahaya, apalagi ketika si nona malah memutuskan untuk berada 24/7 disampingnya. Berbagai macam hal ia pelajari dari Kazuya, termasuk merintis jalan dengan memasuki dunia gelap. Rupanya Kazuya adalah anggota klan /Byakko/, yang sudah malang melintang namanya, dan kebetulan sedang bertugas di Osaka.