Notes

Vieri Alterio
School For Evil
Vice


Vieri Alterio. Lahir pada 27 Januari di desa yang tentram bernama Gavaldon. Ia lahir dalam keluarga kecil, sederhana, dan penuh kebahagiaan. Hanya ia satu satunya anak yang dimiliki oleh orang tuanya.

Ayahnya sibuk bekerja sebagai petani buah, beberapa hektar lahan milik keluarganya diisi berbagai jenis pohon buah yang terus berbuah sesuai dengan musimnya. Vieri kecil sangat suka bermain bermain di lahan perkebunan tersebut. Mengingat ia tidak punya apapun lagi untuk menyenangkan dirinya.

Hingga pada suatu hari, ayahnya memberikannya beberapa buku dogeng. Tentu saja hal itu membuat Vieri sangat terharu dan takjub. Ia sangat berterima kasih kepada ayahnya. Hari demi hari hanya ia habiskan untuk membaca buku dogeng. Mulai dari Rapunzel, Cinderella, Red Riding Hood, sama dogeng dogeng yang entah berasal dari mana dengan karakter bernama Elsa dan Anna.

Buku buku yang ia baca tentunya membuat Vieri merasakan berbagai macam emosi, ia pun takjub dengan sihir sihir yang berada didalam buku.

Hingga suatu hari ayahnya sakit keras dan meninggalkan keluarganya. Vieri dan Ibunya berduka dengan kepergian orang yang dicintainya. Mau tak mau, Vieri pun membantu ibunya mengurus lahan peninggalan ayahnya. Ia tidak lagi merasakan masa kecil yang indah.

Vieri yang dahulu ramah, murah senyum, dan selalu ceria pun berubah menjadi lebih pendiam. Walau ia masih menyapa dan melayangkan senyumnya, ia tidak lagi banyak berbicara.

Sesekali di waktu senggangnya, ia hanya dapat berkhayal. Seandainya ia memiliki sihir ini, seandainya ia bisa itu. Seandainya hidupnya seindah dongeng yang ia baca. Namun semua sudah terjadi.

Pada hari hari besar, Vieri lebih memilih untuk berdiam di kamarnya, tenggelam dengan buku buku dogeng pemberian ayahnya. Ia tidak ingin berjalan jalan mengelilingi pusat desa, melayangkan senyuman ke siapapun padahal hatinya sedang mengutuk orang orang yang terlihat bahagia dengan keluarganya yang lengkap, tidak seperti dirinya.

Hingga suatu hari, entah bagaimana, Vieri menemukan surat. Surat yang ditujukan untuk dirinya. Dengan jari jenjang, ia membuka surat tersebut. Membaca nya dengan seksama seraya memutar tiket atau karcis yang ia dapat bersama surat. Itu surat undangan untuk ia mengikuti pembelajaran di School for Good and Evil.

Bahagia, tentu saja. Ia memberitahu ibunya. Suka cita hadir dalam rumah kecilnya. Namun ia yakin, ia tidak mungkin terpilih pada School for Good. Good, hanya tampilan luarnya. Sedangkan didalam diri Vieri, kebencian sudah merajalela.

Tepat pada malam bulan purnama, beriringan dengan rombongan lain, Vieri berjalan seraya memeluk lengan ibunda tercintanya. Berjalan menuju batas hutan yang sudah sangat dikenal dengan misterinya. Dengan wajah yang teduh, senyum yang terpampang, Vieri pun berpusah dengan ibundanya. Bersama dengan anak anak lain, ia pun memasuki hutan tersebut. Dan memulai lembaran baru dalam dirinya.