Notes

Astronomy - Jupiter
Jupiter merupakan planet dengan ukuran terbesar dan urutan kelima dari tata surya. Jupiter sering disebut dengan planet raksasa atau istilah keren lainnya Jovian. Diameter ekuatornya mencapai 149.980 km dengan massa 318 kali massa bumi. Waktu rotasinya hanya 9,55 jam dan waktu revolusinya 11,86 tahun.
Komposisi Jupiter sendiri 90% merupakan gas yang terdiri dari hidrogren yang mendominasi, serta helium.
Ia memiliki 67 satelit. Yang terbesar, pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei yaitu Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.
Biasanya planet ini dilihat dengan kasat mata, juga mudah dikenali karena memiliki titik merah besar yang biasa disebut sebagai Great Red Spot. Jupiter juga memiliki cincin. Sayangnya, cicin Jupiter sama sekali tidak bisa kita lihat meski menggunakan Teleskop. Cincin pada Jupiter hanya berupa debu dan batu-batu kecil yang tipis. Dan jaraknya pun berjauhan. Jadi, tidak mampu dilihat dengan kasat mata seperti Saturnus.


Divination - Zoomancy
Zoomancy atau zoomantia merupakan praktek meramal dengan cara mengamati penampilan dan atau perilaku hewan. Zoomancy berasal dari bahasa Yunani, zoion berarti binatang dan manteia berarti ramalan.
Metode ini telah digunakan sejak zaman prasejarah. Para pemburu dan pengumpul kuno, serta budaya pertanian maupun pastoral, menggunakan Zoomancy untuk keperluannya. Sebagai contoh, bangsa Etruria kuno meramal, mengamati pergerakan ayam betina dan ayam jantan, bangsa Babilonia mempelajari reaksi sapi tidur yang kepalanya diperciki dengan air, dan bangsa Het mengamati belut.



Zoomancy memiliki beberapa cabang, menyesuaikan dengan hewan yang diamati. Diantaranya adalah:
• Alectromancy mengamati burung.
• Felidomancy mengamati kucing.
• Myrmomancy mengamati semut.


HoM - Hukum Rappaport
Hukum Rappaport

Tahun 1790, Direktur MACUSA ke-15, Emily Rappaport, membuat hukum untuk menciptakan pemisahan total antara komunitas penyihir dan No-Maj. Ini menyebabkan kebocoran paling serius pada Undang-Undang Kerahasiaan Internasional, dan MACUSA ditegur keras oleh Konfederasi Penyihir Insternasional. Persoalan ini semakin serius karena kebocoran ini berasal dari dalam MACUSA sendiri.

Berawal dari Dorcus yang merupakan murid gagal di Ilvermorny, selama tinggal di rumah ia tidak pernah menggunakan sihir apapun dan sampai pada suatu ketika ia jatuh hati pada No-Maj bernama Bartholomew, yang mana lelaki itu merupakan keturunan Scoucer.

Lalu Bartholomew pun memanfaatkan segala bukti sihir yang dimiliki oleh Dorcus, menyebarkannya pada No-Maj serta media pers. Hingga para penyihir di Amerika diburu. Beruntungnya Bartholomew ditangkap dan dipenjarakan akibat menembak No-Maj yang ia duga seorang penyihir. Hal ini meringankan kerja MACUSA.

Kecerobohan Dorcus menuntun kepada Hukum Rappaport. Hukum Rappaport mengharuskan pemisahan antara komunitas No-Maj dan penyihir. Penyihir tidak boleh lagi berteman atau menikah dengan No-Maj. Bagi yang berhubungan dengan No-Maj akan dihukum berat. Komunikasi dengan No-Maj hanya sebatas kebutuhan untuk kegiatan sehari-hari.