Notes

Presented by tyonngf

---

Di dalam mobil, Jaehyun memutuskan sebagai pengendara, sedangkan Taeyong menikmati martabak manisnya dengan tenang. "Enak?" Jaehyun menolehkan kepalanya kearah Taeyong sekilas.

Taeyong mengangguk cepat sebagai respon positif, "heem! Enak banget, Jae. Mau beliin ini lagi besok, ya?"

"Iya, boleh." Jawab Jaehyun dengan kekehan.

Kota malam mereka lewati dengan tenang, tak ada kecelakaan yang biasa Jaehyun alami setiap hari, dari pagi hingga malam. Jaehyun sangat mensyukuri itu, Ia sangat menyayangi Taeyong. Tak disangka, lelaki itu benar-benar melindunginya walau sikap Taeyong sangat buruk dan sering memicu emosinya.

Jaehyun bahkan baru menyadari, ia memperlakukan Taeyong bukan sebagai atasan dan bawahan. Namun sebagai 'Kakak' yang menuruti dan menyayangi 'adiknya'. Meski peran keduanya berbanding terbalik. Tetapi Jaehyun sama sekali tidak mengambil pusing, ia malah senang dengan hubungan kerja yang santai seperti ini.

"Jahe."

"Hm?" Taeyong seketika memunculkan semburat merah lagi, suara daheman yang begitu berat dan dalam sungguh menggetarkan hatinya.

"Mau tukeran kamar ga?"

"Loh? Kenapa?"

"Gua mau tidur di kamar lu." Taeyong menunduk, ia berharap Jaehyun mengizinkannya untuk tidur dikamarnya. "Tapi gua ga mau kita sekamar, tapi gua mau tidur di kamar lu, tapi gua ga mau seranjang. Jadi lu tidur di kamar kosong aja, ya?"

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya, sebenarnya ia sama sekali tidak keberatan. Toh, hanya tukeran kamar saja, 'kan? Yang penting kamar adalah tempat ternyaman untuk tidur.

"Kenapa?"

Taeyong meneguk ludahnya kasar, dia tidak mungkin mau mengakui perihal aroma maskulin di kamar Jaehyun, 'kan? Mau taruh dimana harga dirinya.

"P-Pengen aja. Ya, kalo ga mau gapapa, sih." Nah, Taeyong mulai salting.

"Aku kasih, selama Kakak ngasih aku alasan yang jelas."

Taeyong menghela napasnya, "kamar lu tuh wangi. Wanginya gua suka. Makanya pengen bobo di kamar lu."

Jaehyun hanya membulatkan bibirnya, ia menoleh sekilas kearah Taeyong. "Kakak kok jadi kalem begini, sih? Biasanya barbar. Capek, ya? Yaudah nanti langsung bobo." Kuasanya mengelus surai hitam Taeyong dengan lembut, "martabaknya bisa dimakan besok."

Taeyong mengerucutkan bibirnya, jantungnya langsung berdetak kencang, wajahnya memunculkan semburat kemerahan yang mungkin bisa saja nampak jelas apabila penerangannya sangat cukup.

Kelembutan Jung Jaehyun mampu melelehkan hati galaknya Lee Taeyong.

Fakta atau fakta?