NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

"Vincent."

"Vincent ...."

"Vincent!!"

Bak tertimpa batu di atas kepalanya, Vincent terkejut dan terpaksa bangkit dari tidurnya. Dia melepaskan blindfold-nya yang masih dikenakan menutupi keseluruhan kedua indera penglihatannya. Ketika cahaya pertama masuk ke dalam netranya, adam kelahiran 1996 ini menoleh ke kanan dan kiri, berusaha mengumpulkan nyawa seutuhnya kembali ke dalam raga.

"Kita sudah++sampai, noona?" tanya Vincent.

"Sudah. Makanya aku membangunkanmu," jawab Hayeon, selaku manager yang mengantarkan dirinya ke studio pemotretan. "Kau pulas sekali tidurnya," tambah wanita itu.

"Uh ...." Vincent merenggangkan ototnya. Tidur dengan posisi duduk, apalagi di mobil sangat melelahkan. Jangan tanya mengapa dia bisa tertidur dalam mobil—karena tiap orang pasti mengerti alasannya. Vincent++mengenakan masker dan topinya. Kemudian segera keluar dari mobil dan berjalan di belakang Hayeon—mengikuti kemana managernya pergi.

"Noona hanya mengantarmu sampai sini. Nanti segera kabari kalau sudah selesai, agar dijemput," tukas managernya. Vincent mengangguk dan managernya pun pergi meninggal dirinya di depan sebuah pintu abu-abu yang setengah terbuka.

Adam keturunan cmpuran itu masuk melalui pintu tersebut dan mengucapkan salam pada staff disana, "Annyeonghaseyo." Juga, diikuti sebuah bungkukan badan dan senyuman agar terlihat sopan.

"Oh! Vinzt DAEDALs, benar?" tanya seorang staff padanya. Staff berkacama tersebut berjalan menuju dirinya kala menyadari Vincent berada dalam studio tersebut.

"Nde ...," jawabnya mengangguk, canggung.

Meski dia seorang public figure dan banyak orang telah mengenalnya, ada kalanya dia tetap merasa canggung dan gugup.

"Silahkan ikut saya. Kita akan langsung mulai pemotretan usai kau dirias dan berganti pakaian," jelas staff tersebut.

"Nde," tutur Vincent dengan penuh semangat.

Tibalah adam yang lebih dikenal sebagai Vinzt itu di dalam ruang ganti. Di sana, Vincent dititahkan untuk duduk di sebuah kursi yang mengarah pada sebuah meja berisikan banyaknya alat rias dan cermin besar tepat di hadapannya. Rambutnya yang menutupi wajah disingkirkan sedikit menggunakan jepit rambut. Dipoleslah wajahnya dengan beberapa alat rias di sana. Tidak sampai berlebihan, hanya sekenanya agar wajahnya terlihat lebih bagus ketika difoto nanti. Sekitar 10 menit lamanya dia dirias, sudah termasuk dengan menata rambutnya juga.

"Vinzt-ssi, silahkan ganti pakaiannya di dalam sini. Untuk pakaian yang akan dikenakan sudah dipersiapkan oleh staff kami agar sesuai tema," jelas staff berkacamata yang menjadi pengarahnya sejak awal.

"Nde," jawab Vincent. Sudah seperti anak kecil yang menuruti titah sang ibundanya, Vincent masuk ke dalam kamar pas. Di dalam sana tergantung kemeja bergaris merah-putih dan celana panjang berwarna hitam, bahkan sepatu pun ada.

"Wuah ...," kagumnya. Cukup takjub juga, meskipun ini bukan kali pertama dia pemotretan—mengingat dirinya sebagai idol yang diharuskan melakukan photoshoot untuk teaser album dan photobook. Vincent segera mengganti pakaian yang dikenakannya dengan pakaian yang digantung tersebut. Sempat melirik pantulan dirinya pada cermin besar di hadapannya, Vincent baru menyadari bahwa pakaiannya terbilang simple. Tetapi, jika disandingkan dengan riasannya, dia terlihat agaknya ... menjadi sosok yang bisa menarik perhatian wanita? Atau mungkin perasaannya+saja?

Dengan satu tarikan napas dalam dan dihembuskan perlahan, Vincent keluar dari kamar pas dengan penampilannya yang telah siap untuk++dipotret. Dia pun menghampiri staff berkacama tadi dan hendak menyapa sebelum staff tersebut menyadari kehadirannya. "Oh! Vinzt-ssi, anda++sudah berganti rupanya," tukas staff tersebut. "Kalau begitu, kita langsung bertemu fotografernya agar segera memulai pemotretan," tambah++staff itu lagi, menjelaskan. Sementara Vincent masih sama seperti sebelumnya, mengangguk setelah memberikan jawaban yang sama, tak lain++ialah kata 'nde'.

"Ah! Tunggu dul, Vinzt-ssi!" Hendak berjalan menuju tempat pemotretan berlangsung, seorang wanita yang meriasnya tadi++ialah kata 'nde'.

"Ah! Tunggu dul, Vinzt-ssi!" Hendak berjalan menuju tempat pemotretan berlangsung, seorang wanita yang meriasnya tadi++menghampiri dirinya. "Bisa kau pakai softlens ini dulu? Saya hampir lupa memberitahukan anda," pinta si penata rias tersebut.

"Oh! Ah++... nde, akan saya kenakan," jawab Vincent. Dia kembali ke meja rias dan mengenakan softlens berwarna cokelat di depan sebuah cermin.++Walaupun kedua iris matanya berwarna cokelat, softlens yang dikenakannya memiliki corak dan warna lebih terang dan kentara. Semakin++memperlihatkan bagaimana tegasnya riasan wajah dan tatapannya. Dengan begitu, kurang lebihnya Vincent sudah paham bagaimana tema dan++konsep yang diinginkan pihak majalah. Cukup tampak dari pantulan dirinya pada cermin.

"Vinzt-ssi?" panggil staff berkacamata tadi.

"Ah!++Nde! Saya kesana," sergah sang adam menjawab. "Kamsahamnida," tuturnya pada penata rias yang mengingatkannya. Vincent pun bergegas++menghampiri staff berkacamata tersebut.

"Shin sajinsa," panggil staff tersebut pada seorang pria belia yang memegang kamera pada++tanganya. Nyatanya, staff itu mengarahkan dirinya untuk bertemu dengan sang fotografer sebelum memulai pemotretan. "Vinzt-ssi, beliau++fotografer yang akan memandu pemotretan. Shin sajinsa, ini Vinzt, member Daedals, idol grup naungan SJH Entertaiment," tukas staff++itu.

"Annyeonghaseyo, Vinzt imnida. Jalbutakhamnida," ujarnya memperkenalkan diri dan membungkuk sopan.

"Oh! Nde," jawab fotografer++menanggapi perkenalan Vincent, "Vinzt-ssi, kita langsung mulai saja bagaimana?" usul Shin sajinsa padanya.

"Konsep yang digunakan++agaknya soft, tapi tetap mempertegas sisi menarikmu. Kita ada dua kali pemotretan. Pertama di dalam ruangan dan kedua di luar ruangan.++Untuk sekarang, kita foto di dalam ruangan lebih dulu. Setelahnya kita istirahat sebentar, kemudian memulai sesi kedua di luar ruangan,"++jelas staff wanita berkacamata itu pada Vincent.

"Baiklah," jawab Vincent.

"Kalau begitu, Vinzt-ssi bisa langsung berdiri di sana,"++ucap Shin sajinsa mengarahkan posisinya berdiri. "Santai saja. Tak perlu canggung," tuturnya.

Sesi pertama pemotretan pun dimulai.++Karena sesi pertama berada di dalam ruangan, studio tersebut telah disulap seolah menjadi sebuah ruang tamu dengan beberapa interiornya.++Pose pertamanya ialah berdiri di dekat sebuah kursi, tangannya diletakkan untuk menggenggam sudut dari punggung kursi dan kepalanya agak++(sedikit) mendongak memperlihatkan garis lehernya. Dia juga sempat berpose menyentuhkan tangan kanannya pada dinding guna menopang++tubuhnya dan tangan kirinya memegang pundak kanannya. Style rambutnya yang agak berantakan, namun tetap memperlihatkan ketegasan mimik++wajahnya. Garis-garis lehernya diperlihatkan sang adam dengan sengaja. Nuansa cahaya dari LED bohlam yang berwarna kuning, membuat++tatapannya terlihat seolah memanggil siapapun yang akan melihat hasil foto tersebut untuk menemani dirinya. Juga, banyak pose-pose++lainnya yang dilakukan Vincent.

Lampu flash dan beberapa suara yang mengarahkan sang adam agar berganti pose, tidak menghilangkan kesan++menawan dari dirinya. Justru, adam yang menyanjung nama Rutherford tersebut semakin bersemangat. Karena beberapa pujian yang mengatakan++hal positif untuknya.

"Ok! Kita istirahat sepuluh menit!" sergah Shin sajinsa selagi meletakkan kamera pada tempatnya. "Vinzt-ssi, bagus++sekali!" puji fotografer tersebut.

"Kamsahamnida," tukasnya sembari tersenyum.

Vincent berjalan ke belakang layar, dimana fotografer++sedang melihat hasil gambar pemotretan tadi. "Ekspresimu difoto cukup baik, sesuai dengan konsep," tukas fotografer itu. "Ah ... yang++ini, kau lebih terlihat sendu ketimbang menarik," komentarnya lagi.

"Yang ini lumayan."

"Kau terlalu menunduk di sini."

"Ini++bagus!"

Dan segala kritikan dan saran menjadi makanannya saat itu. Sangat bermanfaat baginya, mendengar komentar seorang yang sudah++ahlinya. Vincent hanya bisa tersenyum atau tertawa pelan menanggapinya.

"Untuk keseluruhan, terbilang bagus. Tinggal pemotretan di luar++saja," tambah Shin sajinsa mengakhiri komentarnya.

Staff berkacamata yang menjadi pengarahnya kembali menghampiri Vincent. +Dikarenakan amanah, kritikan dan saran dari Shin sajinsa pada pemotretan sebelumnya, Vincent dapat lebih paham bagaimana maksud dari++fotografer tersebut. Dia mempraktikkan apa yang dikatakan oleh fotografer itu. Hingga hasilnya, banyak yang memuaskan. Sesungguhnya, dia++sangat bersyukur karena dapat cepat belajar dan cepat tanggap.

"SELESAI!!" teriak Shin sajinsa mengakhiri pemotretan saat++itu.

"Kamsahamnida. Kamsahamnida. Kamsahamnida," ucap Vincent berkali-kali pada orang yang berbeda. Dia sangat berterima kasih pada++staff yang telah membantunya dari awal, hingga selesai. Sekarang, hanya tinggal interview saja sebelum kembali ke dorm-nya.

Vincent++merenggangkan otot-otot lehernya. Entah mengapa, baru pemotretan seperti itu saja badannya terasa lelah. Mungkin juga karena aktifitasnya++sebagai idol. Vincent dan beberapa penata rias kembali ke dalam ruangan. Dia duduk sejenak pada salah satu kursi di ruang rias tersebut.++Tangannya menggenggam ponsel dan jarinya terlihat menekan layar ponselnya. Dia hendak memberikan pesan pada managernya agar menjemputnya++sekarang. Agar tepat setelah interview, managernya sudah tiba dan dia bisa beristiharat.

——— E.N.D ( @SJH_Plot ) ———
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.