Notes

Alfonso:
Sebenarnya aku cukup bingung bagaimana menilainya. Dia anak Ever, pemikirannya idealis. Tapi okelah, aku paham. Menjadi laki-laki berarti akan menjadi kepala keluarga. Betul kan, ia berpikiran sehat. Yang sudah kubilang dalam tugas kemarin juga Hansel dan Gretel tidak sopan karena memakan apa yang bukan hak mereka tanpa izin. Ternyata Alfonso diajarkan sopan-santun, berbeda dengan Hansel dan Gretel. Aku setuju saja dengan jawabannya (memangnya aku bisa apa lagi, ya, Lord?) Jadi...

Kiernan:
Malahan aku terkejut dengan pemikiran Kiernan. Potensi sebagai ibu tiri jahat terlihat darinya, lucu sekali. Oh ya! Pemikiran jeniusnya dimulai dari memasukkan anak-anak ke panti asuhan. Kuyakin di panti asuhan, Hansel dan Gretel akan mendapat pelajaran yang lebih tepat. Mereka tentunya tidak akan kembali selamanya.

Mason:
Anak ini sepertinya sadar diri kalau misalkan ia dihadapkan dengan beban seperti sang ayah. Yang kusukai, ia mau menggunakan anak-anaknya untuk bekerja. Persis seperti pemikiranku saat membaca kisah Hansel dan Gretel pertama kali. Pemikirannya kurang cocok denganku.

Isadora:
Menurutku, jawaban kak Isa yang paling cocok denganku. Menjual anak-anak itu lebih brilian daripada memberikan mereka ke panti asuhan atau meninggalkan di hutan. Selain memberi penghasilan, lebih minim lagi kesempatan dua anak-anak jelek itu kembali ke rumah mereka. Kemudian, memang penyihirnya bodoh, aku tidak menyalahkan Isadora karena kecewa penyihirnya begitu.

Sekiranya itu yang dapat kuberikan sebagai jawaban. Terima kasih untuk kesempatannya.

Ågnas - 424 - School for Evil