Notes

Lee Mason

Pertama mungkin bertanya kepada Mason terkait makanan yang akan mereka makan, siapa tahu terkandung makanan yang memiliki unsur alergi. Mason tentu akan menjelaskan dengan baik tentang makanan tersebut. Mencicipi sedikit tentu dianjurkan, karena tidak sopan menolak. Jika tidak sesuai selera, mungkin mencoba sebisanya sebagai bentuk kesopanan, lalu meminta maaf kepada tuan rumah jika makanannya kurang berkenan. (Namun saya yakin makanan dari Hanyang akan enak dan menggugah selera, apalagi makanan buatan eomoni saya.) Lalu tidak lupa berterima kasih atas makanan yang telah disiapkan. Akan lebih baik jika makanannya dihabiskan.

Peri sungguhan merupakan penjaga School for Good. Mereka bisa menggigit Ever yang nakal dan memiliki kekuatan berupa jaring-jaring emas yang dimuntahkan guna menangkap murid yang hendak kabur. Meski badannya kecil, mereka memiliki kekuatan yang cukup besar. Kekurangan peri yang asli, tingkat kesabaran mereka lebih rendah dari peri manusia dan mereka hobi menggigit.

Sementara peri yang berasal dari manusia yang dikutuk, tidak memiliki kekuatan yang serupa dengan peri yang asli. Dulunya mereka berharap untuk terbongkar identitasnya, supaya bisa kembali menjadi manusia.

Hansel dan Gretel merupakan adik kakak yang tinggal bersama ayah dan seorang ibu tiri. Sang ibu tiri berhasil menghasut ayah mereka untuk membuang Hansel dan Gretel ke hutan dengan alasan ekonomi. Keduanya yang mendengar rencana ini menyusun rencana untuk dapat kembali ke rumah. Pertama kali mereka berhasil kembali berkat batu yang memantulkan cahaya bulan, kedua kalinya Hansel menggunakan remahan roti sebagai penunjuk jalan, sayangnya, termakan burung dan mereka terpaksa bermalam di hutan. Pagi hari saat mencari jalan pulang, mereka menemukan rumah terbuat dari kue dan permen yang ternyata milik nenek sihir. Hansel dan Gretel yang kadung mencicipi bagian rumah, ditangkap nenek sihir, lalu dikurung untuk digemukkan sebelum dimakan. Berkat kecerdikan Hansel, saat hendak diperiksa nenek, ia menjulurkan tulang bekas. Nenek yang kecewa menyuruh Gretel memanggang roti dengan maksud ingin makan Gretel Bakar. Gretel yang tak kalah cerdik berbohong dengan mengatakan ia tidak bisa menutup tungku. Nenek sihir yang mendekat untuk mengecek didorong oleh Gretel masuk ke dalam tungku. Alhasil mereka berhasil keluar dari rumah itu. Saat pulang mereka bertemu dengan angsa jelmaan ibu kandung mereka dan harta karun. Dibantu angsa, mereka menyeberang sungai dan bertemu ayah mereka. Happily Ever Afer.

3 hal baik: Kita harus mengandalkan kecerdikan sebagai insting bertahan hidup, selalu saling menjaga satu sama lain di hutan, harus olahraga biar tidak gemuk dan langsung dimakan nenek sihir

3 hal buruk: Jangan percaya ibu tiri yang hanya cinta kepada ayah saja, tidak boleh menjadi ayah yang bodoh, jangan makan rumah permen dan kue apalagi yang di tengah hutan.

Pertama, menyusun strategi. Mantera yang dipelajari seperti Flammagrea, Exigolus Nubes, Floradora Fleuriana dan Banta Pareo Dirosti tentu bisa dimanfaatkan. Pertama, mengubah musuh menjadi ayam bisa digunakan. Siapa tahu musuh itu kena karma dan dimakan orang. Lalu Exigolus Nubes digunakan untuk memperlambat laju kejar musuh karena mereka kebasahan dan tersambar petir. Sebagai bentuk pertahanan diri, kita juga bisa memantik api dengan Flammagrea, pastikan lari ke tempat yang dekat semak kering atau tumpukan daun gugur yang krenyes bila diinjak. Terakhir, mencari bunga untuk dikulum lalu mengubah diri menjadi bunga sebagai kamuflase untuk sembunyi dari kejaran.

Leader. Karena tantangan menjadi leader akan besar, tidak hanya memikirkan diri sendiri, kita perlu memikirkan orang banyak. Saya ingin menjadi leader yang tidak hanya saya saja yang bahagia dalam cerita, namun semua orang termasuk mogrif dan sidekick. Kalau perlu, villain pun mendapat kebahagiaan mereka juga. Alasan saya memilih ini adalah saya ingin semua orang bisa bahagia dalam dongeng saya, meski akan sulit.

3 tokoh yang memiliki track yang sama: Elsa (tantenya Killian), Ariel (ibunya Alexy), Chunhyang (ibu saya).