NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Nama : Kenzo Nakagawa
Face Claim : Yokohama Ryusei (1996)

Background Story :

Kenzo, anak itu... bagaimana aku harus mengatakannya, ya? Entahlah. Kami dekat, sungguh. Atau bisa jadi hanya aku sendiri yang merasa dekat? Lagi-lagi aku tidak tau harus menuliskan kata apa selain entah. Namun satu hal yang pasti tentang Kenzo, dia anak yang baik. Hanya saja, Ayahnya yang membuat ia tumbuh seperti itu. Kenzo, Kenzo, jika harus menjelaskan tentangnya terpaksa memori ini dikilas balik saat kami masih berumur lima tahun, itu saat aku dan Kenzo pertama bertemu. Aku tetangga baru yang secara mengejutkan, bertetangga dengannya. Dia bukan anak ramah pada umumnya, tidak sekali pun dia mengajakku untuk bermain. Malahan tetangga jauh yang mengajak. Menyebalkan? Sangat.

Mungkin karena sifatnya yang tertutup lah membuatku yang terbuka ini menjadi penasaran, sampai-sampai memaksa ibu untuk membuat kue kering guna mencari alasan berkunjung ke rumahnya. Hari itu, untuk pertama kali aku datang ke rumah Kenzo. Berbekal setoples kue kering di tangan, aku menekan bel di depan rumahnya. Tidak ada suara sama sekali sampai lima kali aku menekan. Pada tekanan keenam, bukan suara ramah yang terdengar melainkan teriakan, "Kenzo! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"Menghukum semut, dia nakal," Terdengar jelas suara lain dari balik pintu yang kuyakini itu suara Kenzo, anak misterius itu. Selepas jawaban yang kurasa polos untuk anak seusianya, terdengar bunyi dentuman keras. Aku tidak tau pasti itu apa, tapi Kenzo teriak selepas suara nyaring itu terdengar, ia menangis, "apa yang salah, Ayah?"

"Kau membunuh semut tak bersalah itu!" Sahut suara yang sekarang aku tau itu suara Ayahnya. Terdengar tegas sekaligus menyeramkan, aku sampai-sampai mundur ke belakang tidak berani lagi menekan bel.

"Lalu, apa beda ayah denganku? Aku tidak salah. Semut itu yang salah mengigit... AKH." Tak kusangka, Kenzo masih berani menjawab membuatku yang tadinya mundur sekarang penasaran dengan apa yang terjadi. Aku mengintip dari balik celah pintu, dapat kulihat seorang anak lelaki bersurai hitam tengah dipukuli ayahnya, bersama puluhan semut yang mati, anehnya ia masih tersenyum. Seluruh tubuhnya penuh lebam, dilempar, lalu dipukul, dibangunkan, dan dilempar lagi. Begitu seterusnya sampai salah satu suara dari belakang membuatku terkejut, "Ada apa datang kemari?"

Itu, ibunya Kenzo. Aku mundur perlahan, takut tertangkap basah, "Anu, Bibi... ibuku memberikan kue kering ini. Lalu, sepertinya... ada keributan di...,"

Belum selesai aku memberitahukan apa yang terjadi, Kenzo kembali berteriak, ibunya sadar ada sesuatu yang salah. Tetapi, dengan penuh ramah ia masih menerima toples di tanganku dan menyembunyikan guratan khawatirnya, "Bilang pada ibumu terima kasih, bibi masuk ke dalam dulu, ya."

"Setidaknya aku menghukummu dengan memukul! Bukan sampai menjadi seorang pembunuh!"

Begitulah kata-kata terakhir dari Ayah Kenzo yang kuingat, sebelum lari tunggang langgang ke rumah. Begitu ketakutan, begidik tubuhku setiap mengingat momen itu. Sampai-sampai ibuku bertanya mengapa aku menangis, tapi tak kujawab, begitu mengerikan bahkan hanya untuk bercerita.

Itu kisah awalku dengan Kenzo saat berumur lima tahun, mulai sejak itu rasa penasaranku padanya semakin bertambah. Setiap hari aku berlari ke halaman belakang untuk menyapanya yang sedang membaca buku di kamarnya, awalnya ia tak merespon tetapi kalau sampai setiap hari... menyerah juga dia, 'kan? Dan, sejak saat itu tanps sadar aku selalu mengikuti Kenzo. Mulai dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Saat itu memori tak mengenakkan saat pertama kali aku melihatnya sudah sirna, ya aku bahkan tidak pernah membahasnya dengan Kenzo. Tidak pula kakiku menyentuh keramik rumahnya, aku hanya berani menyapanya melalui halaman belakang, itu pun berbatasan dengan pagar. Namun, nyatanya apa yang benar-benar sirna bagiku ternyata tidak untuk Kenzo. Saat itu sepulang sekolah, aku mencari-cari keberadaannya. Aku dan Kenzo berbeda kelas, ia termasuk anak yang cerdas jadi tak mengherankan jika masuk kelas unggulan. Sementara aku? Haha, jangan ditanya. Sudah bisa satu sekolah dengan Kenzo saja pencapaian luar biasa.

Firasatku benar-benar tidak enak saat tidak menemukan Kenzo dimana pun, bahkan perpustakaan tempat ia biasa menungguku. Aku pun akhirnya mencari ke halaman belakang sekolah, benar saja aku melihat ia bersama anak-anak yang sekarat di sekitarnya. Dapat aku lihat dari jauh, hanya Kenzo yang masih berdiri kokoh dengan kayu di tangannya, terus memukuli satu anak tanpa henti, "Kenzo! Berhenti, kau bisa membunuhnya."

"Dia yang memulai, lagipula saya hanya menghukum. Tidak lebih." Terus kayu itu Kenzo layangkan sebelum aku berusaha menarik tubuhnya mundur, anak yang dipukuli sudah tidak karuan lagi bentuknya. Untuk mengatakannya saja aku tidak sanggup, "Ya, ya. Aku tau kamu tidak salah, lagipula itu pacar anak kelas sebelah yang mendekatimu 'kan? Dia pasti mengincarmu karena cemburu, sudahlah. Dia sudah sekarat."

"Setidaknya saya menghukum dia tidak sampai mati. Bukan menjadi seorang pembunuh."

Aku terkesiap melihat responnya, kata-kata itu persis seperti yang diucapkan Ayahnya. Kenzo, ia sama sekali tak melupakan peristiwa itu. Dan, ia membenarkan atas tindakannya. Aku justru khawatir, jika anak yang dihajar Kenzo habis-habisan ini justru akan menjadi masalah Kenzo ke depannya. Berhubungan lagi dengan ayahnya. Sekarang, aku takut.

Benar saja, anak itu memang lagaknya saja preman mengajak Kenzo berkelahi. Buktinya, ia masih mengadu ke orang tua membawa Kenzo ke dalam masalah. Tak perlu menunggu waktu lama, berita itu sampai ke telinga ayah Kenzo.

Malam itu adalah malam yang panjang bagi Kenzo, tidak ada teriakan dari rongga mulutnya seperti saat ia berumur lima tahun. Aku hanya mendengar frekuensi suara ayahnya yang kian meninggi diiringi dentuman keras, sementara Kenzo? Dia hanya diam tak bergeming. Aku sendiri duduk di halaman belakang dekat jendela kamarnya, meskipun setengah mati mengigil karena udara musim gugur, tapi aku menahannya. Kurasa dinginku ini tidak sebanding dengan rasa sakit Kenzo pada malam itu.

Sepertinya ia tau, sobatnya yang satu ini setia menunggu di luar jendela. Setelah perdebatan sepihak dari ayahnya, Kenzo langsung membuka jendela, menyapaku dengan ekspresi datarnya seperti biasa, "Kembalilah ke rumah."

Ralat, itu kalimat pengusiran, sebenarnya.

"Kau tidak apa-apa?" pertanyaan bodoh, memang. Wajah Kenzo saja sudah cukup mendeskripsikan segala rasa sakit yang ia derita, tetapi Kenzo ia hanya menaikkan sebelah alisnya lalu berkata, "Saya hanya bingung."

Tiga kata itu sebelum akhirnya ia menutup jendela, tidak ada tanda-tanda isak tangis seperti aku pertama kali melihat wajahnya dulu. Bahkan, sekarang aku yang menangis tersedu-sedu melihat keadaannya, membuat Kenzo tertawa. Malam itu memang malam yang panjang, diakhiri tawa meskipun jelas itu adalah luka.

Beberapa tahun sudah berlalu, begitu cepat. Sekarang Kenzo telah menjadi lulus dari SMP dengan nilai ujian terbaik di sekolah, pencapaian yang benar-benar hebat menurutku. Bahkan ayahnya yang kejam itu turut-turut bangga dengan anak semata wayangnya. Sementara aku sendiri, masih seperti dulu mengikutinya. Hanya saja dengan otak yang bahkan tidak bisa mencapai setengah otak Kenzo, aku hanya bisa menjadi si dua puluh besar. Sejak kejadian malam itu juga aku tidak pernah melihat Kenzo berkelahi, apalagi belajar bela diri. Paling-paling ia hanya berlari di sekitar apartemennya, lucunya, ia benar-benar memperhatikan tubuhnya. Aku tidak tau apa yang dikatakan ayahnya pada malam itu, tetapi bagiku Kenzo benar-benar berubah.

Mungkin, bagi sebagian orang perubahaan Kenzo mengarah ke arah baik. Ia menjadi lelaki mapan, cerdas, dan berbagai hal kebaikan ada padanya. Bagiku sendiri ia masih sama menjadi Kenzo yang misterius, selera humornya begitu tinggi, suka membaca buku ke mana pun, tetapi sarat mata itu yang berbeda. Aku sering bertemu dengannya di lorong sekolah, ia sebagai ketua osis sementara aku sebagai murid biasa. Sepasang kurvanya, ketika mengadukan pelanggaran kepada guru, selalu kutangkap senyum tipis penuh kebahagiaan. Aku tidak tau apa yang dibahagiakan oleh seorang Kenzo, apakah ia benar-benar menyukai momen ketika keadilan ditegakkan? Aku rasa tidak. Menurutku, tatapan itu sama persis ketika ia membunuh semut, juga sama seperti ia memukul teman sekolah dulu. Ada sarat kebanggaan saat berada di atas, melihat orang lain tersiksa. Bedanya, tidak ada lagi yang mampu menyentuh Kenzo, menyadarkannya bahwa itu salah. Bahkan aku sekali pun tidak. Menurut moral, apa yang dilakukan Kenzo benar adanya. Ia yang haus darah, hanya melakukan kewajibannya, sebagai ketua osis. Tidak lebih dan tidak kurang.

Aku khawatir padanya, apalagi sekarang ia pindah ke Tokyo, berniat sekolah di Kaminato, tempat seluruh anak nakal berasal (yang aku tau ada klasifikasi di sana). Tapi, Kenzo merasa sebaliknya. Ia senang, begitu senang sampai bergadang seharian bersamaku, dapat kulihat sarat mata yang sama di lorong sekolah saat aku bersamanya. Menurut Kenzo, ini adalah tindakan penegakan keadilan. Tapi, aku tau, tidak pernah ada keadilan di dunia ini. Yang ada hanyalah pemuas rasa haus darah dengan mengatasnamakan hukum, dan itulah Kenzo.

Dan, pada malam itu aku sadar. Tidak ada bedanya aku dengan Kenzo. Ia melakukan tugasnya, pun juga aku. Diri sendiri juga ada perasaan bahagia saat orang bersalah dijatuhi hukuman. Itu tidak benar, Aku harus keluar dari lingkaran ini, bersama Kenzo.

- Robekan buku harian Matsuoka Hayato sebelum memutuskan untuk menyusul Kenzo.

Personality :
Nakagawa Kenzo adalah pemuda yang mencintai kesempurnaan di atas segalanya, itulah sebabnya ia seorang perfeksionis. Begitu menghitung semua kemungkinan sampai-sampai mendaftarkan seluruh anggota tubuh di lembaga asuransi untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Kenzo cukup berhati-hati dalam bertindak, kejadian di masa lampau yang begitu kelam membuatnya harus bertindak seperti orang bermoral. Bahkan sampai saat ini, ia tak mengerti apa yang dinginkannya. Semuanya, hanya dari pengharapan ayahnya semata. Itulah sebabnya Kenzo tumbuh menjadi pribadi tanpa empati, relung hatinya terasa kosong bahkan saat mengadukan murid yang melanggar peraturan ke pihak sekolah, tidak ada rasa belas kasihan ketika rungu mendengar tangisan dari mereka, memang itu hal yang sepantasnya. Itulah mengapa sosok Kenzo dikatakan penuh idealis, pun otoriter. Menurun dari ayahnya yang menyesuaikan pandangan hidup sesuai norma menjadikan Kenzo hidup secara teratur, tidak melanggar hukum sekali pun. Keras kepala dengan harga diri yang tinggi juga termasuk dalam daftar panjang kekurangan seorang Nakagawa Kenzo. Tipe yang cukup pendendam, sehingga berhati-hati jika bermasalah dengannya. Ia tidak akan memaafkan sampai penderitaanmu setara dengan yang ia rasakan, bukan melalui tangannya sendiri, tentu saja. Melainkan dengan tangan orang lain, ia memanipulasi semuanya.

Berhubung Kenzo orang yang selalu berpegang teguh pada moral, ia tergolong orang yang jujur, sekaligus adil. Prinsip sekaligus pendiriannya juga begitu kokoh hingga mendekatkan sifatnya pada keras kepala seperti yang dikatan di atas. Selain dari pada itu, pencapaiannya menjadi juara di sekolah tidak semata-mata pada otaknya yang cerdas saja. Ada keringat kerja keras yang Kenzo lalukan di balik itu semua. Selera humor Kenzo tergolong aneh, ada hal yang tak seharusnya ditertawakan malah ia tertawa. Terkadang Hayato sendiri sampai bingung mengkategorikan humor seorang Kenzo.

​Itulah dia, Nakagawa Kenzo.

Trivia :
Kenzo hidup secara independen, maka dari itulah ia bisa melakukan segala sesuatu sendiri, termasuk memasak dan membersihkan rumah. (Dia juga tipe orang pembersih maniak). Tetapi sayangnya, ia tidak bisa berkelahi. Apalagi melakukan olahraga, paling-paling hanya lari di sekitaran apartemen. Menurut Kenzo, melakukan kekerasan sama saja menyamaratakan dirinya dengan para bedebah karena itulah Kenzo tidak pernah mendalami ilmu bela diri. Untuk berjaga-jaga, seluruh anggota tubuhnya sudah diasuransikan dan rajin ia bayar tiap bulannya. Ya, Kenzo sangat menimbang kemungkinan terburuk di masa depan.

Selain itu, Kenzo juga tidak mengerti tren zaman sekarang. Seperti seorang pemuda zaman dahulu yang terjebak di teknologi canggih, baru bisa menjalankan laptop dan perangkat elektronik baru-baru ini berkat bantuan Hayato. Mana mau Kenzo bersusah payah memahaminya, jika bukan karena tuntutan pekerjaan. Jadi, jangan ajak Kenzo ke game center jika kau tidak ingin kepanasan sendiri dibuatnya. Meski begitu, Kenzo sangat cerdas, ia dengan sangat mudah mempelajari sesuatu jika ia ingin.

Perkembangan Karakter.

Perkembangan karakter Kenzo terdiri dari 3 tahap, pertama saya ingin Kenzo masuk ke kelas A dan menjadi salah satu anggota Fuuki Iinka (apabila tidak pun, nanti saya akan melakukan relasi dengan salah satu anggota Fuuki Iinka agar karakter Kenzo bisa berkembang). Di titik ini, Kenzo semakin bahagia karena dia bisa menuntaskan hasratnya yang haus keadilan. Lalu, di tahap kedua saya ingin karakter Kenzo jatuh cinta dengan seorang gadis yang di mana akan menimbulkan kontradiktif di kehidupannya. Kenzo yang biasanya kehidupannya teratur, tanpa spontan, dan menuruti aturan, berkat hadirnya gadis ini hidup Kenzo berubah. Ia perlahan sadar bila sifatnya ini kurang baik (bila tidak didapatkan relasi romansa ini, saya bisa mengambilnya menjadi sebatas teman baik saja atau menghidupkan karakter Hayato yang NPC). Di tahap ketiga ... saya sejujurnya belum menentukan, tergantung tahapan kedua bagaimana akhirnya dan diskusi dengan relasi atau sesuai berjalannya waktu.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.