Notes

"Apa kita kagetkan dia dengan lemparan tepung dan telur? Hahaha! Itu lucu!" Will angkat bicara.
"Tidak, tidak! Jangan! Itu berbahaya," tanggap Vega.
Will mengangkat bahunya, "Aku hanya bercanda. Kau ini, serius sekali!"
"Sudah, sudah!" tegurku. "Aku punya rencana,"
"Oke, bagaimana rencanamu kali ini, Rayner?" tanya Vega sambil menyilangkan kedua tangannya.
Aku berpikir keras. Aku ingin kejutan ulang tahun Delta berbeda dengan yang lain. Aku tidak terlalu mengenal Delta, tapi...
"Tunggu dulu! Sebelum kita merencanakan alurnya, aku ingin bertanya tentang karakter Delta. Dia orangnya bagaimana?"
Vega menggumam, cukup lama. "Dia orangnya periang, sedikit usil, dan..."
"Nah, baik! Itu sudah cukup. Terima kasih, Vega!" seruku.
"Apa maksudmu?" Will kebingungan.
Aku menyobek selembar kertas dari buku tulisku. Kemudian aku mulai menggambarkan skenarionya.
"Delta akan berulang tahun yang ke-14 2 hari kemudian, alias lusa. Kita punya waktu 2 hari untuk mengujinya. Yaitu hari Selasa dan Rabu. Vega mengatakan bahwa Delta adalah sosok yang usil, kan? Jika memang begitu, kita akan lebih mudah menjerumuskannya ke dalam masalah,"
"Kau benar," ujar Will. "Apa rencanamu berikutnya untuk menjerumuskannya ke dalam masalah?"
Aku menunjuk anak perempuan yang duduk di bangku kedua setelah bangku pertama, tepatnya di dekat jendela kelas. Air mukanya tak pernah berubah, selalu terlihat murung. Memakai kacamata dan rambutnya diikat dua.
"Stephanie?" dahi Vega berlipat empat.
"Ya, benar! Kita akan memanfaatkannya untuk mengerjai Delta. Mudah, kan? Stephanie anak yang murung, dan dia mudah untuk kita jadikan umpan. Dengan begitu Delta akan merasa bersalah telah melukai anak seperti Stephanie," jelasku panjang lebar.
"Aku tak mengerti, Rayner," desah Will.
"Delta, dengan keusilannya harus bisa membuat Stephanie menangis. Itu bukanlah hal yang sulit. Cukup dorong saja kursinya sampai ia terjatuh. Kita lakukan sama-sama,"
"Kau gila!" seru Vega, "Itu terlalu berisiko!"
"Biarkan, aku sudah tahu caranya. Percayalah, Stephanie tak akan menolak. Ya kan, Stephanie?"
Stephanie mengangguk. Ia setuju.