NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Tidak tahu akan menyesalinya atau tidak, tetapi...

"Tuan Sam."

Sudah menerjang Tuan Sam dengan halus dan berada diatas beliau.


Diam saja ketika Tian mendorong dan dirinya dibuat berbaring, hanya terfokus pada sosok kekasihnya yang sedang melonggarkan dasi.

"...Ya?"

Kedua tangannya menyentuh pinggul, menahannya.


"A-aah..."

Tadinya, niatnya hanya ingin menggoda, ingin langsung kabur saja begitu sukses menerjang Tuan Sam.

Apa daya, pinggulnya ditahan. Semburat merah di pipinya tidak lagi dapat terhenti.

Tian tidak lagi melonggarkan dasinya, kali ini menunduk, memilih untuk menatap beliau.

"... Tuan, apa saya tidak boleh dilepas ini..."

Dasinya separuh longgar.


Sudah dalam keadaan begini, bagaimana mungkin akan dilepaskan dengan mudah.

Sam menariknya mendekat, memeluk dan mengecup bibirnya.

"Tian, kau bisa membangunkanku kalau seperti ini caranya."

Membangunkan, dalam berbagai arti, tentu saja.


Napasnya tertahan, sesaat ketika bibir beliau menyapa miliknya. Belum lagi bisikan dengan nada suara ambigu tersebut...

"Seandainya juga sama mudahnya membangunkan Tuan di pagi hari dengan seperti ini..." Sesalnya, walau jelas bergurau, yang diakhiri dengan menggigit kecil bagian bawah bibir beliau.


Ia menahan Tian di posisinya, kembali mengecup bibirnya dan tersenyum. Dengan posisi ini, Sam bisa dengan mudah menggoda kekasihnya.

"Hm, coba saja. Siapa tahu mudah juga untuk membangunkan di pagi hari." Ia kembali mengecup, ditambah dengan lumatan tipis di bibirnya.


Tangannya beristirahat di kedua sisi kepala beliau, yang berarti ia bertemu dada dengan milik beliau.

"Mmh..." Dan alih-alih menjawab, menolak atau mengonfirmasi, Tian memilih untuk menikmati ciuman yang terbagi diantara mereka. Bila beliau melumat bibirnya, ia membalasnya dengan mengulum dan mengusapkan jilatan lembut pada bibir beliau.

Ia akan meraup bibir beliau dengan ranum mungil miliknya, mengulum-ngulumnya dengan kebahagiaan yang tersirat dan rindu yang membuncah.


Ia mengusap punggung, lalu menahan tengkuk, dengan santainya membalas perlakuan kekasihnya itu setimpal, memberi lumatan untuk lumatan, dan menghisap tipis bibir kekasihnya.

Perlahan, ia melepaskan ciuman dan menukar posisi—Tian di bawah dan Sam di atasnya dengan dua tangan bertumpu di sisi tubuh, kembali mendekat dan mencium sisi leher, kemudian naik untuk mengecup bibirnya lagi, membalas rindu yang sama beratnya.


Dan ketika posisi mereka ditukar beliau dengan ringannya, walaupun bibirnya lembab karena beliau, ia menyempatkan untuk melepas kacamatanya.

Tian mendengkur lembut, perlahan, perlakuan beliau memancing desahannya yang segera terbungkam dengan kecupan. Tidak lupa ia melingkarkan tangan dan mengusap bagian belakang kepala beliau, memejamkan mata untuk menikmati.

"Sam," Bisiknya, diantara sapa bibir yang mereka bagi, "Saya selalu menyukaimu."


Salah satu tangannya mengusap pipi kekasihnya, menatap lekat manik kelam di sela-sela ciumannya. Mengagumi bagaimana Tian selalu mampu membuatnya kehilangan kata-kata, lewat ucapan ataupun sentuhannya.

"...Ya, sayang. Aku juga selalu mencintaimu." Ia tersenyum dan ikut berbisik, memberi kecup lagi di bibirnya, sengaja menggoda.

Ia tidak bisa lagi menahan diri, setelah mencium bibir Tian sekali, selalu akan diulangnya. Seperti saat itu, kecupan tipis akhirnya ia lanjutkan dengan ciuman yang lebih dalam. Melumat, menjilat, menghisap, kemudian perlahan mencari celah di antara bibirnya untuk mengeksplor lebih dalam.


Detak jantungnya seolah bisa berhenti kapanpun, pernyataan cinta beliau tidak pernah gagal untuk membuatnya merunutkan semu merah, juga hangat yang mengaliri tubuhnya.

Dipijatnya lembut bagian belakang kepala beliau, tidak lupa memberikan akses untuk beliau menjelajahi bibirnya lebih dalam. Seperti mencelupkan dirinya dalam riuhnya mata air yang sebiru tatapan beliau, ia menyambut dengan menyentuhkan lidahnya pada milik beliau.

Dan pipinya menghangat, dengan jejak airmata tatkala ia memejam dalam tangis yang penuh syukur tak terucap.


Ia rindu, meski hanya terpisah sebentar saja, terasa ada sesuatu yang kurang, sesuatu yang hilang. Namun ia tidak lagi merasa khawatir, karena rasa tersebut bisa kembali terobati setelah bertemu dengan Tian, kekasihnya, dan memeluknya atau menyentuhnya seperti ini.

Ia masih mengusap pipinya perlahan, kemudian berhenti dan mengusap turun ke sisi tubuhnya. Setelah mendapat akses, lidahnya bergerak masuk, mendapati sentuhan dari kekasihnya, ia mulai bermain dengan lidahnya, sesekali melumat dalam.

Gerakannya pelan dan halus, seakan ingin merasakan dan meresapi setiap sentuhannya.


Terasa seperti mengulang saat pertama mereka bercumbu. Segala perlahan yang terjadi—ciuman yang pertama terkesan berhati-hati dan melenakan.

Walaupun terhalang pakaian, Tian menikmati saat usapan beliau mengirimkan hangat yang menenangkan. Kulitnya bereaksi dengan semakin condong mengejar sentuhan beliau, meminta usapan lebih. Semburat merahnya bolehlah belum tuntas, dan isaknya belum juga mereda, ia menyusuri helai hitam beliau, memikirkan halusnya sebelum tercampakkan dari cara beliau bermain dengan lidahnya.

Tian menerima, kembali mempertemukan lidahnya, mengecap dan mengecup rasa beliau—tembakau, atau kekhasan tersendiri, musk, kayu manis, yang berada dipikirannya. Pedas, panas, teduh. Ia merasa mungil, terbuai, dengan sepasang bibir yang tiada tuntas-tuntasnya untuk ia nikmati dan membalas lumatan dengan perlahan, tidak ingin membiarkan beliau tidak merasa tidak mendominasi permainan.



Segala perasaan yang tertahan selama ini—yang sebagian besarnya adalah rasa rindu, tercurahkan lewat sentuhannya yang halus, menyentuh permukaan kulit di balik kain kemeja, mengusap naik hingga ke dada.

Lumatan pada bibir dan sentuhan di lidah sesekali ia lepaskan, namun tidak lama kemudian ia satukan kembali. Mengambil jeda sesaat untuk menarik napas.

Bermain dengan lidah, melumat, mengecup, setiap sentuhannya begitu lembut, seakan Tian adalah sesuatu yang rapuh, yang harus dijaganya sebaik mungkin.

Geraman tipis menahan hasrat ketika Tian memainkan sisi belakang kepalanya terdengar. Rasa senangnya disalurkan dengan sentuhan pada tubuh dan bibir yang semakin intens.

"Nnh… mmh—" suara yang tercipta tidak hanya desahan, melainkan bertemunya bibir dan lidah mereka. Sensual. Tian tidak lagi sanggup berpikir. Memikirkan bahwa kali ini ia mudah sekali menyerah terhadap kehadiran dan sentuhan beliau membuatnya semakin lekat menikmati yang beliau berikan. Kali ini kakinya melingkari pinggul beliau, membawa beliau mendekat, dengan lidah yang masih bermain-main dengan milik beliau, walaupun sempat terjeda sesaat.

"T-Tuan—…" Ada saliva yang menetes disisi bibirnya, yang tidak repot-repot dijilatnya. Malah ia sibuk menjilati bibir beliau, seperti anak kucing. Bagian dadanya kembali terangsang, naik turun dengan napas yang memberat. Tian semakin memijat tengkuk beliau dengan perlahan, ia akan meliuk dan membuat sprei menjadi kusut karena gerakannya dalam menanggapi sentuhan beliau.

"Jangan…dibuka…kemejanya," pintanya, disela-sela ciuman, memisahkan jarak sejenak untuk menyatukan keningnya dengan milik beliau.


Manis. Membuatnya merasa candu, ingin terus mencicipi, ingin terus merasakan. Suara lenguhan dan bibirnya yang saling beradu, bersamaan dengan sentuhan lembut di belakang kepalanya, tak ayal membuatnya semakin bersemangat.

"Hmm." Hanya menggumam tipis sebelum kembali mengklaim belah bibir favoritnya, tidak membuka kemeja seperti yang Tian minta, hanya tidak berhenti menyentuh bagian sensitif di sana, menggoda dengan jarinya.

Kecupan-kecupan tipis, sesekali kembali ia lumat. Miliknya, teritorinya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.