Notes

1. Terlihat seorang pria yang tengah mencoba menghilangkan rasa gugupnya dengan mengibaskan kedua tangan secara terus menerus; tepat di samping pengantin wanita. Karena belum dilihat oleh seluruh hadirin, ia masih berani untuk berbuat hal >

2. < yang nampaknya tidak layak untuk dipublikasikan ke publik, walau sebenarnya tidak seserius yang dia pikirkan.

Salah satu penanggung jawab acara memberi isyarat untuk segera masuk dan berjalan ke altar. Tanggapan diberikan dengan anggukan dan sebuah kata, “Siap.”

3. Tidak ada waktu untuk memikirkan worst case scenario; tugasnya sekarang adalah mengantar Ariana ke altar dengan selamat dan tidak kekurangan suatu apa pun. Membawanya kepada sang... calon suami.

Jantungnya lagi-lagi berdegup. Berharap tidak terlalu terlihat pada raut wajahnya.

4. Setelah memantapkan diri, ia mulai bersuara dan menawarkan lengan kiri untuk dirangkul, “Mari?” Sang pemilik suara tampak mengembangkan senyum tipisnya.

Tangan yang sudah dirangkul senyaman mungkin serta balasan atas senyumannya membuat Maxwell sedikit tenang.

5. Mereka berdua mengikuti para penggiring yang lebih dulu berjalan di depan. Sesekali ia mengusap punggung tangan Ariana untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Perjalanan mereka tidak jauh, hanya membutuhkan kurang lebih tiga menit untuk sampai di altar. Maxwell melepaskan >

6. < rangkulannya dengan pelan ketika anaknya itu sudah berdiri di posisi yang benar, tepatnya di samping calon suami yang sudah menunggu.

“You will be alright,” bisiknya dengan senyum yang meyakinkan sebelum mundur dari posisi, kemudian duduk pada tempat yang sudah disediakan.