Notes

SESI 2: ALINEA PERTAMA

Sebeluk mulai, saya beberkan dulu scorecard saya seturut sesi 1 kemarin.

Saya ingin mengisahkan sepasang manusia yang bersahabat di FB tapi belum pernah bersua muka. Si lelaki berulangkali mengajak jumpa. Si perempuan menolak keras. Pasalnya, si lelaki sudah beristri. Dia rikuh menjumpai lelaki beristri.

Dalam penerbangan ke Bali mereka bersua, tak bersengaja. Mereka duduk bersebelahan, bahkan.

Bagian itu yang mau saya ceritakan: pertemuan di kursi pesawat. Tentu keduanya sudah saling kenal muka melalui foto-foto di FB.

Saya susun scorecard-nya:

- Hasan boarding terlambat
- boarding lounge sudah kosong, tinggal dia berlari tergesa-gesa
- di pintu, Hasan menyerahkan boarding pass
- dia melanjutkan lari melalui garbarata
- di pintu pesawat pramugari meminta boarding pass.
- 8D, di sebelah kiri Pak Hasan
- Hasan menyusuri lorong kiri.
- Hasan memperhatikan penumpang di kiri kanan lorong yang dilalui
- satu per satu ciri fisik dan pakaian yang mereka kenakan diurai
- di depan kursi 8D, Hasan membuka kompartemen, memasukkan luggage, uraikan tampilan luggage.
- Hasan duduk, mengenakan safety belt ke pinggang
- penumpang di 8E menyapa, minta melihat boarding pass Hasan
- sambil mengeluarkan selpon dari saku, Hasan memberikan boarding pass.
- penumpang 8E mengembalikan boarding pass dan memanggil pramugari
- pramugari datang. 8E minta tukar tempat duduk.
- pramugari bilang, pesawat penuh.
- 8E jengkel
- Hasan menoleh ke kanan.
- Mereka berpandangan. 10 detik tanpa suara.
- selama 90 menit kamu tak bisa menghindar dariku, Nicole.
- Nicole menyampaikan kekuatirannya
- Hasan terus menindas perempuan itu dengan kharismanya.

Sekarang, bagaimana saya memulai kisah tersebut dengan alinea pertama. Ada beberapa hal perlu kita perhatikan.

Saat Anda browsing novel di Gramedia, halaman pertama adalah etalase. Sedikit saja Anda tidak tertarik, Anda langsung beralih ke buku lain.

Di timeline FB 2 paragraf pertama biasanya muncul. Tak tertarik dengan alinea pertama, Anda langsung turun ke posting berikutnya.

Alinea pertama adalah pembetot utama. Di situ terpampang nasib tulisan Anda: dibaca bagian berikutnya atau dilewatkan.

Penulis, yang sudah punya pembaca tetap, tak terlalu peduli dengan alinea pertama. Apa pun yang ditulis, pembacanya setia mengikuti sampai tuntas. Paling sial, penulis ini hanya tak mendapatkan pembaca baru.

Saran saya, seberapa pun popularitas Anda, tetaplah peduli dengan alinea pertama. Bagaimana menampilkannya?

Tentu alinea pertama berfungsi sebagai pengantar. Tapi tak perlu ndeso-ndeso amat dengan pembukaan dongeng Eropa: Once upon a time....

Alinea pertama sebaiknya sudah menampakkan ketegangan. Sebagai penulis pemula yang belum trampil mengolah kata, jangan gunakan kalimat panjang melainkan gunakanlah serentet kalimat pendek. Satu lagi, jangan lebih dari 50 kata.

Tanpa bertele-tele, ketegangan sudah harus tampil di sini. Bisa berbentuk kalimat naratif, bahkan bisa langsung runtutan dialog. Akan tampak cerdas jika Anda menjelaskan latar kisah melalui dialog. Lebih hebat lagi kalau Anda sanggup memberi informasi pekerjaan Hasan melalui simbol-simbol tertentu.

Bagaimana alinea pertama saya?

Besok pagi, pk. 6, akan saya tampilkan dalam 2 versi, narasi 50 kata, dan dialog singkat 4 menit.

Sekarang, sila Anda mengarang alinea pertama untuk scorecard saya di kolom komentar. Siapa tahu saya akan mencomotnya.

Sampai besok pk 6 pagi, dan pk 17 dalam sesi 3: ISI