Notes

SESI 3: ISI

Ketika menulis isi berbasis scorecard , pengalineaan sering jadi penghambat. Anda menulis satu tahapan lalu pindah ke alinea baru dengan menekan enter. Distraksi datang menghujam.

Yang saya sebut distraksi adalah gangguan pemecah konsentrasi. Lagi enak-enak nulis, lalu Anda berpikir tentang alinea baru, tekan enter dua kali, melihat baris kosong, perhatian Anda teralih.

Lain soal kalau sudah jadi penulis piawai, Anda tahu bagaimana memulihkan perhatian untuk kembali ke "pengembaraan" yang terputus oleh kegiatan membuat alinea baru.

Meski sanggup menulis 7.500 kata dalam 8 jam, saya berdisiplin untuk tidak mau diganggu oleh kegiatan membuat alinea baru. Jadi, ketika menulis isi berdasarkan score card, saya tulis saja sampai satu bagian habis, tak memedulikan paragraphing atau pengalineaan. Akibatnya, bisa jadi tulisan saya tidak punya sela sepanjang 8-10 halaman.

Nanti, pada saat menjelang istirahat, saya berhenti menulis, lalu merapikan tulisan berpanjang 10 halaman tanpa alinea tersebut. Di situlah saya melakukan apa yang disebut paragraphing atau pengalineaan. Soal itu kita bahas besok pada pk 17.

Sekarang saya ingin menulis isi berdasarkan scorecard dalam satu entakan tanpa henti, tanpa sela, meluncur bebas, tak peduli batas-batas. Baca lagi scorecard saya kemarin dan lanjutkan dengan bagian di bawah ini.

Kita mulai.

Hasan tiba di D4 dengan napas tersengal. Ruangan itu kosong. Dua petugas menunggu di pintu ke luar. “Ke Bali?” Hasan mengangguk. Petugas menyobek boarding pass, memberikan lembar kecil ke tangan Hasan. Di dalam pesawat Hasan bergeser ke lorong kanan, menyusurinya sambil memperhatikan penumpang di kiri dan kanan. Seorang ibu menjelang tua merenggut perhatian. Di lengannya tersembul manset berwarna biru, pas dengan kacamata rayban bertangkai biru di wajah. Hasan tiba di baris ke delapan, menengok ke kompartemen tertutup, membukanya, dan memasukkan koper berukuran 60 X 40. Tanpa ragu dia lempar tubuhnya ke bangku 8D, langsung mengenakan sabuk pengaman. “Boleh saya lihat boarding pass Anda,” suara perempuan dari 8E menyapa asing. Sambil mengenakan sabuk, Hasan menoleh ke kiri, memberikan potongan boarding pass yang terkepit di mulutnya. Perempuan itu terenyak, mengambil potongan kertas, membaca, dan lantas pucat pasi. Dia mendongak ke arah pramugari. “Boleh saya pindah kursi?” Pramugari tersenyum. “Penerbangan ini fully booked, Mbak.” Terdengar desah mirip keluhan. Hasan terusik, menoleh, memandangi wajah perempuan itu dengan bebas, cenderung melahapnya. Tiba-tiba jantungnya berdetak. “Nicole?” Perempuan itu membuang wajah ke kanan. “Kita segera berpisah setiba di Ngurah Rai. Kamu tidak boleh membuntuti aku atau mengajak bertemu." Hasan merenggut lengan gadis itu. “Setidaknya aku punya 90 menit untuk membuatmu mengajakku bercinta.”
-----

Mulailah menulis bagian isi di tulisan Anda berbasis scorecard yang sudah Anda buat pada Senin sore. Besok, pk 17, Anda bisa mengikuti petunjuk saya untuk melakukan paragraphing.,