Notes

Strategi Jitu Menjual Melalui Komunitas

Siapa yang belum pernah mendengar kata ‘Komunitas’? kayaknya zaman sekarang semua orang sudah familiar mendengar terminologi yang satu ini. Komunitas memang sedang ngehit saat ini, terlebih sejak semakin berkembangnya teknologi komunikasi yang mempermudah seseorang untuk membuat/bergabung dengan sebuah komunitas tertentu, hanya dengan bantuan smartphone dalam genggaman, seseorang bisa berinteraksi secara instant dengan sesama anggota komunitas dimana ia tergabung, sekarang coba cek smartphone Anda masing-masing ada berapa komunitas disana?

Apa sih sebenarnya komunitas itu? Menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunitas adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu. Jika kita sesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini maka ‘tempat berinteraksi’ bisa berarti dua, yaitu secara online maupun offline, dan berkat bantuan smartphone telah terjadi integrasi antara interaksi online dengan interaksi yang sifatnya offline.

Lantas bagaimana dampak Komunitas bagi sebuah perusahaan? Banyak perusahaan masih menganggap menggarap komunitas sebagai kegiatan buang-buang uang, mereka tidak sabaran kapan komunitas dapat mendatangkan penjualan bagi perusahaan. Padahal jika sebuah perusahaan mau bersabar sedikit, komunitas dapat mendatangkan manfaat yang signifikan bagi perusahaan seperti; Pertama, ikatan emosional yang terbentuk akan melahirkan loyalitas dan advokasi pelanggan yang pada akhirnya akan menurunkan biaya promosi perusahaan. Kedua, terkumpulnya suara pelanggan/prospek secara kolektif dapat menjadi sumber ide bagi perusahaan untuk melakukan inovasi dan Co-creation sehingga akan menurunkan biaya R&D. Ketiga, pada akhirnya database pelanggan/prospek yang terkumpul bisa dijadikan rujukan dalam mengembangkan penjualan perusahaan sehingga terjadi peningkatan sumber penerimaan perusahaan.

Namun untuk mencapai itu semua, sebuah perusahaan harus terlebih dahulu memahami bagaimana strategi yang tepat untuk Menjual melalui Komunitas,... caranya perusahaan harus PDKT dengan komunitas, bagaimana caranya PDKT dengan Komunitas?

Pahami (P) komunitas yang akan Anda masuki, pastikan Anda memahami tujuan/visi dan misi sebuah komunitas, nilai-nilai yang dianut komunitas serta identitas yang mencirikan komunitas tersebut. Kemudian bagaimana potensi komunitas tersebut apakah berdaya beli atau tidak. Pelajarannya, masuki komunitas yang memiliki daya beli paling baik dengan visi dan nilai-nilai yang paling sesuai dengan visi dan nilai-nilai perusahaan kita.

Dekati (D) komunitas, caranya pahami jenis komunitasnya kemudian pahami orang-orang beserta peran-peran yang dimilikinya. Setidaknya terdapat lima peran yang biasanya ada di dalam sebuah komunitas yaitu; Mentor (membagi pengalaman), Partner (memotivasi anggota), Celebrity (pesohor komunitas), Decision Maker (pembuat keputusan, dan Ambassador (duta komunitas). Pelajarannya, masuki jenis komunitas yang tepat dan pahami peran-peran orang didalamnya.

Kelola (K) nilai-nilai/manfaat yang akan perusahaan tawarkan kepada komunitas. Manfaat yang ditawarkan haruslah dirasakan oleh Komunitas tersebut serta individu-individu di dalamnya. Bagi komunitas perusahaan bisa menyediakan berbagai kerjasama seperti sponsorship kegiatan, produk yang customized, serta menyelenggarakan kegiatan bersama. Sedangkan bagi individu-individu di dalamnya, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan profesionalnya.

Tumbuhkan (T) komunitas. Perusahaan harus memberlakukan komunitas sebagai partner perusahaan, menumbuhkan dan mengembangkannya sama dengan menumbuhkan dan mengembangkan penerimaan perusahaan di masa depan.

Perlu dipahami bahwa Menjual melalui Komunitas membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta dedikasi penuh pihak yang terkait. Perusahaan harus sabar dalam penerapan strategi PDKT, jangan mendesak komunitas agar supaya komunitas dapat segera menghasilkan revenue bagi perusahaan, berdasarkan pengalaman beberapa praktisi diperlukan waktu rata-rata 2 tahun dari sejak perusahaan membuat/memasuki komunitas sampai komunitas tersebut menghasilkan buahnya.



Andrizal, July 2014, www.markplusinstitute.com