Notes

Baiklah,
Aku akan menyampaikan nya ya, yang sejujur2nya dimana ini adalah hal yg aku akhir2 ini pikirkan.

Aku memustukan utk mengakhiri ini semua, dan karena nya itu aku izin pamit dari kehidupanmu. Maafkan aku, tiba2 yg begini.

Kalau kamu tanya sekali lagi. Jawabanku adalah iya, aku akan benar2 pergi. Aku akan kembali jika memang Allah mengizinkan dan sudah ditakdirkan jika kita bertemu. Selebihnya, aku akan tutup buku.

Aku sadar, ini tidak akan berjalan dengan baik. Seperti yg kita tau juga, hubungan ini memang dimulai pun dengan cara yang tidak baik juga. Memangnya apa yang bisa diharapkan?
Sperti yg kamu bilang awalnya, ini bukan soal menunggu dan ditunggu. Cukup balik lagi ke statement awal dan itulah jawabannya. Tapi, kalau kamu pikir begitu, maka aku akan bicara hal yg sama. Akupun akan kembali ke statement awal yg aku buat dimana suatu saat aku akan pamit dan pergi. Dan ya, hari ini sudah kuputuskan :)

Jika kau menanyakan alasannya, alasan utamaku adalah aku hanya tersadar siapa aku disini, dan seharusnya memang akupun tidak ada disini. Lebih ke arah aku yg egois sih, intinya aku hanya perlu fokus pada diriku dan menjaga hati ku sendiri. Aku ga bisa seperti ini terus, berlarut2 dalam kepahitan ini sendirian.

Aku bukan menyalahkan kamu, aku pun paham bagaimana situasinya. Karena aku pun juga di posisi yg sama. Tapi sayangnya, semakin lama semakin terlihat hanya aku sendiri disini yg berlebihan. Yah, kalo dilihat dari awal mulanya kan karena aku juga yg memulai. Aku juga ga boleh berharap banyak, bukankah begitu? :)

Alasan lainnya, aku menghormati hubungan kalian berdua. Yang aku bilang di awal, siapa sih yg suka ada org ketiga, hehehe. Lagipula, kenyataannya kehadiranku di kehidupanmu tidak banyak berarti. (Ya iyalah, org baru kenal dekat 6 bulan hahaha.) Jadi, mungkin keputusan aku pergi ini tidak ada salahnya, karena kepergianku tidak menimbulkan terlalu banyak kerugian dihidup kamu, ga ada impact apa2.

Sebelum kamu protes, hal ini pernah terlintas di pikiranku. Bagaimana kalaupun kejadiannya tidak seperti ini dan malah sebaliknya? Aku sepertinya juga akan memilih pergi. Back to the topic, kita memulainya dengan cara yg tidak baik. Kalo aku akan ada rasa mengganjal yang terus menghantui. Tapi beda ceritanya mungkin kalo suatu saat kita bertemu sama2 single, ya? Hahaha. Aku tahu asumsi ku ini berlebihan, tapi lebih baik jujur daripada menyembunyikannya.

Pamit adalah memang keputusan yang terbaik. Jika kamu meminta aku untuk tetap berkomunikasi satu sama lain, maaf sepertinya aku sekarang belum bisa. Aku perlu fokus untuk kesehatan mental dan batinku. Memaksa untuk terus "berhubungan baik2" sama saja dengan bunuh diri, aku tidak akan kuat. Aku sangat berharap banget kamu mengerti akan hal itu.
Entah mungkin suatu saat nanti kita bisa berhubungan normal kembali, aku juga mengharapkan hal itu bakal terjadi namun aku tidak bisa berjanji. :)

Tidak komunikasi sama sekali bukan berarti kita membenci satu sama lain. Sekali lagi, aku tegaskan aku tidak membencimu. Banyak hal yang bisa aku pelajarin dari pertemuan kita yg singkat ini. Akan tidak tau diri rasanya kalau aku memilih untuk benci pada suatu pengalaman yang nyatanya malah mengajarkan aku untuk menjadi manusia yg lebih baik lagi.

Tidak ada komunikasi sama sekali, masih bisa kok untuk mendoakan yg terbaik. Dan, doaku untukmu adalah semoga kamu selalu mendapatkan dan dilimpahkan kebahagiaan. Jadi jangan menyerah ya, karena aku tau kamu pria yg hebat! :)

Aku rasa cukup sampai sini aja. Selagi masih ada kesempatan, aku benar2 minta maaf dari lubuk hatiku yang paling dalam atas apa yang kulakukan. Terimakasih untuk segalanya. Dan semoga kita bisa berjumpa di lain waktu, (mungkin pas aku backup di HPE kali ya ahahaha)